Buni (pohon)
Buni
| |
---|---|
Antidesma bunius ![]() | |
Status konservasi | |
![]() | |
Risiko rendah | |
IUCN | 18435638 ![]() |
Taksonomi | |
Divisi | Tracheophyta |
Subdivisi | Spermatophytes |
Klad | Angiosperms |
Klad | mesangiosperms |
Klad | eudicots |
Klad | core eudicots |
Klad | Superrosidae |
Klad | rosids |
Klad | fabids |
Ordo | Malpighiales |
Famili | Phyllanthaceae |
Genus | Antidesma |
Spesies | Antidesma bunius ![]() Spreng., 1824 |
Tata nama | |
Basionim | Stilago bunius (en) ![]() ![]() |
Buni[1] atau wuni (Antidesma bunius) adalah spesies pohon, tingginya mencapai 30 m, kayunya digunakan sebagai bahan bangunan, buahnya kecil-kecil tumbuh dalam gugusan, buah yang matang berwarna kehitam-hitaman dimakan mentah atau digunakan dalam masakan;[1] pohon ini dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan. Buah buni kecil-kecil berwarna merah, dan tersusun dalam satu tangkai panjang, menyerupai rantai (ranti).
Nama epitheton bunius berasal dari ilmuwan Jerman-Belanda Georg Eberhard Rumphius yang tinggal 45 tahun di Ambon.[2]
Buni termasuk tumbuhan yang sudah jarang dijumpai di pekarangan.
Buahnya dapat dimakan sebagai buah meja, dibuat selai, atau difermentasi menjadi minuman alkohol di Filipina dan Jawa.
Nama lain[sunting | sunting sumber]
Buni disebut pula sebagai huni di Indonesia.[3] Di Jawa, buni disebut sebagai wuni, sedangkan di Filipina disebut sebagai bignai.[butuh rujukan]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ a b (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata buni pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-10-15.
- ^ Georg Eberhard Rumphius. Herbarium Amboinense. Bunius, Liber V, Cap. 49, 1743
- ^ Gunawan, H., dkk. (2019). Partomiharjo, Tukirin, ed. 100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati (PDF). Bogor: IPB Press. hlm. 28. ISBN 978-602-440-771-1.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Inggris) Buni (Antidesma bunius) pada basis data Herbarium Kerajaan Belanda.