Bisri Syansuri
K.H. Bisri Syansuri Haji Bisri Syansuri | |||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Bishri Syansuri | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama dan Gelar | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Semua Gelar | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelar (Islam) | Haji | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Gelar lain | Kyai | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama | Bisri Syansuri | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelahirannya | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal lahir (M) | 18 | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Bulan lahir (M) | September | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun lahir (M) | 1886 | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Tempat lahir | Pati | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Negara lahir (penguasa wilayah) | Jawa Tengah | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama ayah | Syansuri | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama ibu | Mariah | ||||||||||||||||||||||||||||||||
Agama Islam | |||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||
Bantuan kotak info |
Kiai Haji Bishri Syansuri (lahir di Pati, Jawa Tengah, 18 September 1886 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 25 April 1980 pada umur 93 tahun) seorang ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU).[butuh rujukan] Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam.[butuh rujukan] Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik, antara lain sempat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi, menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro Partai Persatuan Pembangunan dan sebagai Rais Aam NU. Ia adalah kakek dari Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia keempat.[butuh rujukan]
Masa awal[sunting | sunting sumber]
Bisri Syansuri dilahirkan di Kecamatan Tayu, Pati, Jawa Tengah, tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama Syansuri dan ibunya bernama Mariah. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara.[butuh rujukan] Ia memperoleh pendidikan awal di beberapa pesantren lokal, antara lain pada KH Abdul Salam di Kajen, KH Fathurrahman bin Ghazali di Sarang Rembang, KH Kholil di Bangkalan, dan KH Hasyim Asy'arie di Tebu Ireng, Jombang.[butuh rujukan] Saat belajar tersebut ia juga berkenalan dengan rekan sesama santri, Abdul Wahab Chasbullah, yang kelak juga menjadi tokoh NU.[butuh rujukan]
Belajar di Mekkah[sunting | sunting sumber]
Ia kemudian mendalami pendidikannya di Mekkah dan belajar ke pada sejumlah ulama terkemuka antara lain Syekh Muhammad Baqir, Syekh Muhammad Sa'id Yamani, Syekh Ibrahim Madani, Syekh Jamal Maliki, Syekh Ahmad Khatib Padang, Syekh Syu'aib Daghistani, dan Kiai Mahfuz Termas.[butuh rujukan] Ketika berada di Mekkah, Bisri Syansuri menikahi adik perempuan Abdul Wahab Chasbullah.[butuh rujukan] Di kemudian hari, anak perempuan Bisri Syansuri menikah dengan KH Wahid Hasyim dan menurunkan KH Abdurrahman Wahid dan Ir.H. Solahuddin Wahid.[butuh rujukan]
Sepulangnya dari Mekkah, dia menetap di pesantren mertuanya di Tambak Beras, Jombang, selama dua tahun.[butuh rujukan] Ia kemudian berdiri sendiri dan pada 1917 mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang.[butuh rujukan] Saat itu, Bisri Syansuri adalah kiai pertama yang mendirikan kelas khusus untuk santri-santri wanita di pesantren yang didirikannya.[butuh rujukan]
Pergerakan dan politik[sunting | sunting sumber]
Di sisi pergerakan, ia bersama-sama para kiai muda saat itu antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Mas Mansyur, KH Dahlan Kebondalem, dan KH Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama, yaitu Madrasah Taswirul Afkar.[butuh rujukan] Ia adalah peserta aktif dalam musyawarah hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kiai pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi Nahdlatul Ulama (NU).[butuh rujukan] Keterlibatannya dalam upaya pengembangan organisasi NU antara lain berupa pendirian rumah-rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang dirintisnya di berbagai tempat.[butuh rujukan]
Pada masa penjajahan Jepang, Bisri Syansuri ini terlibat dalam pertahanan negara, yakni menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya.[butuh rujukan]
Pada masa kemerdekaan ia pun terlibat dalam lembaga pemerintahan, antara lain dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), mewakili unsur Masyumi (tempat Nahdlatul Ulama tergabung secara politis).[butuh rujukan] Ia juga menjadi anggota Dewan Konstituante tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum tahun 1971.[butuh rujukan] Setelah wafatnya KH Abdul Wahab Chasbullah, tahun 1972 ia diangkat sebagai Rais Aam (ketua) Syuriah (pimpinan tertinggi) Nahdlatul Ulama.[butuh rujukan] Ketika NU bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan, ia pernah menjadi ketua Majelis Syuro partai ini. Ia terpilih menjadi anggota DPR sampai tahun 1980.[butuh rujukan]
Wafat[sunting | sunting sumber]
KH Bisri Syansuri meninggal dunia dalam usia lanjut tahun 1980 di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.{Bio muslim butuh rujukan}
Jabatan organisasi Islam | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Wahab Chasbullah |
Rais Aam PB Nahdlatul Ulama 1972-1980 |
Diteruskan oleh: Ali Maksum |
![]() | Artikel bertopik Ulama Nusantara ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |
- Kelahiran 1886
- Tanggal kelahiran 18 September
- Tokoh muslim kelahiran Pati
- Tokoh muslim wafat di Jombang
- Tanggal kematian 25 April
- Kematian 1980
- Artikel biografi tokoh muslim April 2020
- Artikel biografi tokoh muslim Syakban 1441
- Artikel tokoh muslim dengan kalimat tanpa rujukan April 2020
- Meninggal usia 94
- Rintisan biografi tokoh muslim April 2020
- Rintisan biografi tokoh muslim Syakban 1441
- Ahli Fiqih Indonesia
- Rais Aam Syuriyah PBNU
- Abdurrahman Wahid
- Tokoh dari Pati
- Tokoh Jawa Tengah
- Tokoh Jawa
- Ulama Jombang
- Ulama Indonesia