Antimon trifluorida
| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC (preferensi)
Antimon(III) fluorida | |||
Penanda | |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
ChemSpider | |||
Nomor EC | |||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
Nomor UN | UN 2923 | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
SbF3 | |||
Massa molar | 178.76 g/mol | ||
Penampilan | Kristal abu-abu cerah hingga putih | ||
Bau | Tajam | ||
Densitas | 4.379 g/cm3 | ||
Titik lebur | 292 °C (558 °F; 565 K) | ||
Titik didih | 376 °C (709 °F; 649 K) | ||
385 g/100 mL (0 °C) 443 g/100 mL (20 °C) 562 g/100 mL (30 °C) | |||
Kelarutan | Dapat larut dalam metanol, aseton tidak dapat larut dalam amonia | ||
-46.0·10−6 cm3/mol | |||
Struktur | |||
Ortorombik, oS16 | |||
Ama2, No. 40 | |||
Bahaya | |||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
100 mg/kg | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
TWA 0.5 mg/m3 (sebagai Sb)[1] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 0.5 mg/m3 (sebagai Sb)[1] | ||
Senyawa terkait | |||
Senyawa terkait
|
antimon pentafluorida, antimon triklorida | ||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
verifikasi (apa ini ?) | |||
Referensi | |||
Antimon trifluorida adalah senyawa anorganik dengan rumus SbF3. Senyawa ini kadang-kadang disebut reagen Swart dan merupakan salah satu dari dua senyawa antimon fluorida; senyawa lainnya adalah antimon pentafluorida (SbF5). Senyawa ini tampak sebagai senyawa padat berwarna putih.
Pembuatan
[sunting | sunting sumber]SbF3 dibuat dengan mereaksikan antimon trioksida dengan hidrogen fluorida:[2]
- Sb2O3 + 6 HF → 2 SbF3 + 3 H2O
Reaktivitas
[sunting | sunting sumber]Senyawa ini dapat dianggap sebagai asam Lewis. Jika bereaksi dengan fluorin, senyawa ini akan teroksidasi dan menghasilkan antimon pentafluorida:
- SbF3 + F2 → SbF5
Kegunaan
[sunting | sunting sumber]Senyawa ini digunakan sebagai reagen fluorinasi dalam bidang kimia organik.[3] Pemanfaatan antimon trifluorida untuk mengubah senyawa klorida menjadi fluorida pertama kali ditemukan oleh seorang kimiawan Belgia yang bernama Frédéric Jean Edmond Swarts pada tahun 1892,[4] Senyawa ini juga biasanya digunakan untuk pembuatan senyawa organofluorin, tetapi percobaan telah dilakukan dengan menggunakan silana.[5] Di bidang perindustrian, senyawa ini pernah dipakai untuk membuat freon.
Keamanan
[sunting | sunting sumber]Dosis mematikan senyawa ini tercatat sebesar 100 mg/kg (pada marmut, lewat mulut).[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0036". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH).
- ^ Handbook of Preparative Inorganic Chemistry, 2nd Ed. Edited by G. Brauer, Academic Press, 1963, NY. Vol. 1. p. 199.
- ^ Tariq Mahmood and Charles B. Lindahl Fluorine Compounds, Inorganic, Antimony in Kirk‑Othmer Encyclopedia of Chemical Technology.doi:10.1002/0471238961.0114200913010813.a01
- ^ Swarts (1892). Acad. Roy. Belg. 3 (24): 474.
- ^ Booth, Harold Simmons; Suttle, John Francis (1946). "IV. The Preparation and Fluorination of Dimethyl and Trimethyl Chlorosilanes". J. Am. Chem. Soc. 68 (12): 2658–2660. doi:10.1021/ja01216a072.
- ^ Sabina C. Grund, Kunibert Hanusch, Hans J. Breunig, Hans Uwe Wolf “Antimony and Antimony Compounds” in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry 2006, Wiley-VCH, Weinheim. DOI:10.1002/14356007.a03_055.pub2 10.1002/14356007.a03_055.pub2
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]