Pembaharuan Karismatik Katolik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pembaharuan Karismatik Katolik, atau Katolik Karismatik, adalah sebuah gerakan di dalam Gereja Katolik Roma yang mengadopsi beberapa praktik dan kepercayaan seperti aliran Pentakosta di dalam Protestan. Pelayanan ibadahnya memiliki karakter Misa dengan semangat tinggi, seperti pertemuan Doa yang bercirikan nubuatan dan kadang-kadang glossolalia atau "berbicara dalam Bahasa Roh". Para pendukung gerakan ini memandang karakter ini sebagai kepercayaan yang didasari karisma (Bahasa Yunani untuk karunia) atau karunia-karunia Roh Kudus (menurut sebagian besar kaum Kristiani saat ini, karunia yang sama yang terjadi pada masa gereja mula-mula, seharusnya juga terjadi pada masa kini).

Meskipun demikian, kebanyakan Katolik Karismatik menolak keharusan utama menurut Pentakosta akan glossolalia (Bahasa Roh); dan banyak juga yang menolak ajaran Pentakosta yang mereka anggap sebagai legalisme.

Gereja Katolik Kristus Raja di situs web Ann Arbor Diarsipkan 2006-05-07 di Wayback Machine. menggambarkan Doa Karismatik, "gaya berdoa karismatik adalah biasa digunakan di gereja Kristus Raja. Jemaat bebas mengangkat tangan mereka selama berdoa dan bernyanyi, banyak yang terdengar mengucapkan doa-doa mereka sendiri, sebagian berdoa dengan Bahasa Roh, dan lain-lain. Kami berdoa dengan cara karismatik selama ibadah doa jemaat bulanan, mulai dari awal ibadah hingga pada waktu-waktu tertentu selama Misa Kudus. Hal ini menjadi semacam ciri khas jemaat karismatik yang terlihat. Bagi masing-masing pribadi muncul ciri-ciri khusus di antaranya adalah penyerahan sepenuhnya kepada hadirat Yesus Kristus dalam setiap aspek kehidupan, kesetiaan yang kuat kepada Injil dan ajaran Gereja Katolik, serta senantiasa mencari persahabatan yang berpusat pada Kristus."

Awal Mula Gerakan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1967, Gereja Katolik Amerika Serikat menyaksikan timbulnya Neo-Pentakostalisme, sebuah gerakan yang telah dikenal di gereja-gereja Protestan sejak sekitar 1890. Konsili Vatikan II menyatakan dalam dokumen Konstitusi Dogmatik Gereja, Lumen Gentium:

Tidak melulu hanya melalui sakramen dan pelayanan Gereja saja Roh Kudus itu menyucikan manusia, memimpin mereka, dan memperkaya mereka dengan kebaikanNya...Ia juga membagikan karunia khusus di antara kaum beriman dari segala tingkatan. Dengan karunia ini, Ia menguatkan dan mempersiapkan mereka untuk menjalankan berbagai tugas dan tempat untuk memperbaharui dan membangun Gereja.

Pertama kalinya praktik-praktik Pentakostal masuk di tubuh Katolik tampaknya muncul pertama kali di beberapa Universitas Katolik di Amerika Serikat, seperti Universitas Notre Dame. Para guru besar di unversitas-universitas ini memulai kegiatan ibadah-ibadah doa pribadi bersama kaum awam lainnya dengan gaya karismatik.

Gerakan Karismatik ini disahkan oleh Leo-Josephus Kardinal Suenens, seorang Kardinal liberal di Gereja Katolik.[1]

Gerakan ini semakin populer di antara komunitas Filipino dan Hispanik Amerika Serikat. Pada tahun 2003, Gerakan ini telah beranggotakan 119 juta orang di 230 negara di seluruh dunia, menurut David Barret, Ketua Gerakan Penginjilan Global di Richmond, Virginia.

Elemen karismatik di dalam Gereja Katolik adalah masih jelas sekali saat ini seperti pada masa Kekristenan mula-mula, sekalipun manifestasi-manifestasinya mungkin tidak sedramatis seperti pada masa-masa awal itu. Hal ini tampaknya merupakan hasil dari semakin tegak-berdirinya Gereja di dunia, dan usaha untuk hidup kudus semakin menjadi sesuatu yang umum. Namun, karisma seperti terlihat dalam tulisan-tulisan Paulus, khususnya surat-surat Roma, 1 Korintus, dan 2 Korintus, tampaknya adalah sama dengan yang terjadi pada hari-hari ini.

Reaksi Hierarki Gereja[sunting | sunting sumber]

Kemunculan gerakan ini menimbulkan dengan berbagai macam sikap dari kalangan Hierarki Gereja. Beberapa telah memulai untuk mendukung gerakan ini sebagai petanda ekumenisme (inisiatif menuju ke keesaan di antara denominasi-denominasi Kristen). Gerakan ini juga dianggap mampu membawa gereja-gereja Katolik dan Protestan ke dalam suatu persatuan Tubuh Kristus. Dukungan ini semakin melemah belakangan karena adanya pemikiran bahwa sikap anti-fundamentalis di kalangan karismatik bisa membahayakan ekumenisme antara kaum Katolik dan non-Katolik.

Di Amerika Serikat, penurunan jumlah jemaat yang hadir di gereja dan peningkatan popularitas Gerakan Karismatik telah menyebabkan para Uskup untuk menaruh perhatian khusus akan komunitas baru ini, yang jumlahnya mungkin terbesar di antara jemaat mereka.

Tiga Paus telah mengakui akan Gerakan ini: Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Benediktus XVI. Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa Gerakan ini merupakan bagian integral dari pembaharuan seluruh Gereja Katolik. Baik Paus Paulus VI maupun Paus Benediktus XVI, selain mengakui aspek-aspek yang baik dari Gerakan tersebut, pada saat yang sama juga memperingatkan para anggota Gerakan untuk tetap mempertahankan hubungan mereka dengan Hierarki Gereja.[2]

Hubungan dengan Gerakan Karismatik lainnya[sunting | sunting sumber]

Hubungan antara gerakan Katolik Karismatik dengan gerakan Karismatik lain merupakan kajian yang rumit. Di satu sisi, kebanyakan pengamat setuju bahwa gerakan Katolik Karismatik diinspirasikan oleh Gerakan Karismatik lainnya termasuk Pentakosta. Sekalipun demikian, beberapa di dalam gerakan Katolik Karismatik modern akan menolak memiliki hubungan apa pun dengan Protestanisme, dan mengklaim contohnya bahwa cara berdoa karismatik mereka dan tata cara liturgi lainnya berkembang secara alamiah.

Walaupun memiliki kesamaan dalam cara berdoa dengan non-Katolik Karismatik lainnya, kebanyakan (tapi tidak semua) kaum Katolik modern tetap menekankan – lebih lagi oleh Katolik tradisional – akan devosi kepada Santa Perawan Maria, sebuah hal yang tidak dilakukan oleh kaum Protestan.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Buku-Buku[sunting | sunting sumber]

  • Paul Josef Cordes (1997). Call to Holiness: Reflections on the Catholic Charismatic Renewal. Michael Glazier Books. ISBN 0-8146-5887-3. 

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Leon Joseph, Cardinal Suenens, A New Pentecost?, (Darton, Longman & Todd, Ltd., 1974)
  2. ^ Donovan, Collin B., Charismatic Renewal - General. (Eternal Word Television Network. http://www.ewtn.com/expert/answers/charismatic_renewal.htm Diarsipkan 2006-07-10 di Wayback Machine.. Retrieved 18 April 2006.)