Kota Denpasar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kota Denpasar
Daerah tingkat II
Monumen Puputan
Monumen Puputan
Lambang resmi Kota Denpasar
Kota Denpasar di Bali
Kota Denpasar
Kota Denpasar
Lokasi Denpasar di Bali
Koordinat: 8°39′S 115°13′E / 8.650°S 115.217°E / -8.650; 115.217
Negara Indonesia
ProvinsiBali
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 43
Pemerintahan
 • BupatiI.B. Rai Dharmawijawa Mantra, SE, MSi
Luas
 • Total123,98 km2 (4,787 sq mi)
Populasi
 (2010)[1]
 • Total788.445
 • Kepadatan64/km2 (160/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5171
Kode area telepon+62 361
Kode Kemendagri51.71
Kode SNI 7657:2023DPR
DAURp. 580.807.702.000.-
Situs webwww.denpasar.go.id


Kota Denpasar merupakan sebuah kota di Pulau Bali dan sekaligus menjadi ibu kota Provinsi Bali, Indonesia.

Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali.[2] Pemerintah akan mempersiapkan tiga kota yaitu Medan, Denpasar, dan Makassar sebagai kota metropolitan baru. Tata ruang tiga kota itu masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Perpres 45/2011).[3][4]

Sejarah

Denpasar (1949)

Nama Denpasar dapat bermaksud pasar baru, sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Badung, sebuah kerajaan yang pernah berdiri sejak abad ke-19, sebelum kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906, dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung.[5]

Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja.[6]

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi ‘’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi ‘’kotamadya’’, yang kemudian diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Februari 1992.

Geografi

Kota Denpasar berada pada ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut, terletak pada posisi 8°35’31” sampai 8°44’49” Lintang Selatan dan 115°00’23” sampai 115°16’27” Bujur Timur. Sementara luas wilayah Kota Denpasar 127,78 km² atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Dari penggunaan tanahnya, 2.768 Ha merupakan tanah sawah, 10.001 Ha merupakan tanah kering dan sisanya seluas 9 Ha adalah tanah lainnya. Tingkat curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan, dengan curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember. Sedangkan suhu udara rata-rata sekitar 29.8° C dengan rata-rata terendah sekitar 24.3° C.

Sungai Badung merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Denpasar, sungai ini bermuara di Teluk Benoa.[7]

Kependudukan

Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar per tahun dalam rentang waktu 2000-2010 adalah sebesar 4 %, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 4.57 % dibandingkan dengan jumlah penduduk wanitanya.[8]

Sekitar 68.4 % penduduknya memeluk agama Hindu, sedangkan agama Islam adalah minoritas terbesar selain agama Kristen, Buddha dan Khonghucu.[9]

Tahun 1990 2000 2003 2010
Jumlah penduduk 320.597 532.440 585.150 788.445
Sejarah kependudukan Kota Denpasar
Sumber:[10][8]

Perekonomian

Pembangunan pariwisata berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan peningkatan perekonomian di Kota Denpasar. Namun struktur perekonomian Kota Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian Provinsi Bali pada umumnya, dengan menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.[11]

Pasar Badung, Denpasar.

Ikut pula mendongkrak ekonomi Kota Denpasar adalah produksi barang kerajinan berupa barang kerajinan untuk cinderamata, seperti ukiran dan patung. Namun industri kerajinan ini tengah mengalami tekanan, selain karena dampak krisis dan persaingan antar daerah, tekanan lain berasal dari persaingan antar negara berkembang Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, India, Malaysia dan Cina. Negara pesaing ini lebih memaksimalkan besarnya skala produksi dengan memanfaatkan teknologi industri, sedangkan di Kota Denpasar industri kerajinan ini masih mempertahankan keterampilan tangan (hand made) sehingga menjadi kendala pada pemenuhan kuantitas produksinya.[2]

Pariwisata

Perkembangan pariwisata dan daya tarik pulau Bali, secara tidak langsung telah mendorong kemajuan pembangunan di Kota Denpasar. Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung mencapai 1.413.513 orang, dan menempatkan jumlah wisatawan terbanyak dari Jepang kemudian disusul dari Australia, Taiwan, Eropa, Inggris, Amerika, Singapura dan Malaysia.

Kebijakan pengembangan pariwisata di Kota Denpasar menitikberatkan pada pariwasata budaya berwawasan lingkungan. Sebagai salah satu sentra pengembangan pariwisata, Kota Denpasar menjadi barometer bagi kemajuan pariwisata di Bali, hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai hotel berbintang sebagai sarana menunjang aktifitas pariwisata tersebut.

Pantai Sanur merupakan salah satu kawasan wisata pantai yang ramai dikunjungi. Sementara Lapangan Puputan merupakan kawasan ruang terbuka hijau di Kota Denpasar sekaligus berfungsi sebagai paru-paru kota.

Pemerintahan

Walikota Denpasar
Nama Periode
Drs. I.G.N. Wardana 1978-1983
Drs. I.G.P. Rai Andayana 1983-1987
Drs. A.A.N. Gede Agung 19871991
Drs. I.M. Suwendha 1992-1997
Komang Arsana, S.I.P 1997-1999
Drs. A.A.N. Puspayoga 1999-2008
I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, S.E., M.Si 2008-2013
Sumber:[12]

Secara administratif pemerintahan kota ini terdiri dari 4 kecamatan, 43 desa atau kelurahan dengan 209 dusun. Saat ini pemerintah Kota Denpasar telah mengembangkan berbagai inovasi dalam meningkatkan layanan kepada masyarakatnya,[13] di antara mulai membenahi sistem administrasi kependudukannya[14]

Kesehatan

Kota Denpasar telah memiliki sarana pelayanan kesehatan yang baik di Provinsi Bali, terdapat 3 rumah sakit milik pemerintah diantaranya RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Wangaya dan RSAD Udayana serta 13 buah rumah sakit swasta.

Sementara dalam rangka meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya, pemerintah Kota Denpasar telah membangun 10 buah Puskesmas dan 26 buah puskesmas pembantu, dengan rasio puskesmas per 100.000 penduduk adalah 1,7.[15]

Pendidikan

Lapangan Niti Mandala di Renon, Denpasar.

Di Kota Denpasar telah berdiri beberapa perguruan tinggi diantaranya Institut Seni Indonesia Denpasar.

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA atau MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 229 59 34 29 25
Data sekolah di Kota Denpasar
Sumber:[16]

Pelayanan umum

Untuk melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Denpasar, dilayani oleh PDAM Kota Denpasar, dan sampai tahun 2003 telah dapat melayani 64.82 % penduduknya. Sumber air baku PDAM Kota Denpasar adalah air permukaan dan sumur dalam yang pengolahannya mengunakan Instalasi Pengolahan Air Lengkap (IPAL). Sedangkan sistem pengalirannya mengunakan sistem gravitasi dan pemompaan.[10]

Dalam penanganan masalah sampah, pemerintah Kota Denpasar memanfaatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan seluas 40 Ha. Dari data tahun 2002, jumlah timbulan sampah Kota Denpasar adalah sebanyak 127.750 m³, sebagian besar adalah sampah domestik yang mencapai 71.14 %. Namun volume sampah yang telah tertangani baru sebanyak 1.904 m³, sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 125.846 m³ atau 98.5 %.[10] Mengatasi hal tersebut pemerintah kota dengan masyarakat menerapkan sistem swakelola guna mengatasi masalah penumpukan sampah di TPA tersebut.[17][18]

Perhubungan

Pelabuhan Benoa merupakan pintu masuk ke Kota Denpasar melalui jalur laut dan saat ini dikelola oleh PT Pelindo III.[19] Pelabuhan ini berada sekitar 10 km dari pusat kota, dan telah beroperasi sejak dari tahun 1924.

Sarana transportasi darat di Kota Denpasar terutama untuk angkutan kota saat ini sudah mulai tidak efektif dan efisien,[20] sampai tahun 2010 hanya 30 % yang masih beroperasi, seiring dengan berkurangnya minat masyarakat untuk mengunakan jasa angkutan tersebut, yang diperkirakan hanya sekitar 3 % dari total jumlah penduduknya.[21] Sementara pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi terus meningkat menjadi 11 % per tahunnya, dan tidak sebanding dengan pembangunan jalan baru. Sehingga terjadi kemacetan di Kota Denpasar tidak dapat dihindari.[22]

Olahraga, Seni dan Budaya

Klub utama sepakbola Perseden Denpasar merupakan klub sepakbola kebanggaan masyarakat Kota Denpasar, dan menjadikan Stadion Ngurah Rai sebagai markas dan tempat pertandingan laga kandang.

Sementara seni dan budaya di Kota Denpasar secara garis besar identik dengan seni dan budaya Bali umumnya, walau di sini telah terjadi interaksi perpaduan dengan budaya lain seiring dengan kedatangan para wisatawan dari berbagai kalangan. Namun nilai tradisional yang dijiwai oleh ritual-ritual agama Hindu masih kental mewarnai kota ini.[23]

Peranan Adat Bali masih mengakar pada masyarakat Kota Denpasar, Adat Bali yang dimaksud meliputi, nilai, norma dan perilaku dalam masyarakat umumnya pada sistem kekeluargaan patrilineal. Namun seiring zaman beberapa hukum adat yang berlaku mulai dipertentangkan oleh masyarakatnya, terutama dalam masalah gender dan pewarisan.[24]

Pers dan Media

Pemerintah Kota Denpasar memiliki stasiun radio penyiaran, bernama RPKD (Radio Pemerintah Kota Denpasar) yang didirikan tahun 2002, pada frekuensi 91.45 FM. Radio ini ditujukan kepada layanan informasi lalu lintas guna menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan di Kota Denpasar.[25]

Bali TV merupakan stasiun TV swasta di Kota Denpasar, dan masih satu kelompok usaha dengan Bali Post, Denpasar Post, dan Radio Global. Beberapa surat kabar yang menjadikan Kota Denpasar sebagai pusat penerbitannya antara lain Radar Bali dan Warta Bali. Sementara beberapa stasiun radio penyiaran yang ada di kota ini antara lain Radio Gema Merdeka, Radio Aneka Rama dan sebagainya.

Referensi

  1. ^ www.citypopulation.de Cities & Municipalities (diakses pada 6 April 2011)
  2. ^ a b www.bi.go.id KER Provinsi Bali Triwulan IV 2009 (diakses pada 6 April 2011)
  3. ^ http://metro.vivanews.com/news/read/201289-medan--makassar--denpasar-jadi-metropolitan
  4. ^ http://rtrwn.penataanruang.net/lampiran_X.pdf
  5. ^ Sutaba, I.M., (1983), Sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di daerah Bali, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
  6. ^ Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
  7. ^ I.B. Kade Sugirawan, Kondisi Ekologi Perairan Muara Sungai Badung di Teluk Benoa Ditinjau dari Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 1992.
  8. ^ a b www.bps.go.id Sensus penduduk 2010 Kota Denpasar (diakses pada 6 April 2011)
  9. ^ agama.denpasarkota.go.id Penduduk menurut agama (diakses pada 6 April 2011)
  10. ^ a b c ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Denpasar (diakses pada 6 April 2011)
  11. ^ jurnal.pdii.lipi.go.id Motivasi Kerja Perempuan Bali pada Hotel Berbintang di Kota Denpasar (diakses pada 6 April 2011)
  12. ^ www.denpasar.go.id Walikota Denpasar (diakses pada 10 April 2011)
  13. ^ Djojosoekarto, A., Siahaan, H.M.P., Setiyawati, N.H., (2008), Pelayanan publik dalam persepsi masyarakat: hasil survei persepsi masyarakat dengan metode citizen report card di daerah, Kemitraan Partnership, ISBN 979-26-9631-8
  14. ^ Sadiawati, D., Djojosoekarto, A., Setiyawati, N.H., (2008), Membangun sistem integrasi dalam pemberantasan korupsi di daerah: catatan atas pengalaman pengawalan rencana aksi daerah pemberantasan korupsi (RAD PK) dan pelaksanaan citizen report card (CRC) di lima daerah, Kemitraan Partnership, ISBN 979-26-9625-3
  15. ^ www.depkes.go.id Profil Kesehatan Kota Denpasar (diakses pada 6 April 2011)
  16. ^ dapodik.org Data Siswa (diakses pada 6 April 2011)
  17. ^ www.beritabali.com Mendesak, Swakelola Sampah Plus di Denpasar (diakses pada 6 April 2011)
  18. ^ www.pplhbali.or.id Sanur Kauh Depot (diakses pada 6 April 2011)
  19. ^ www.pp3.co.id Pelabuhan Benoa
  20. ^ Ni Nyoman Murniasih, Evaluasi Kinerja Pelayanan Aangkutan Kota Denpasar Ditinjau Dari Pihak Operator, Skripsi, Institut Teknologi Bandung, 2005
  21. ^ www.balipost.co.id Angkot di Denpasar Mati Suri (diakses pada 11 April 2011)
  22. ^ www.balipost.co.id Kemacetan di Denpasar (diakses pada 11 April 2011)
  23. ^ Profil daerah kabupaten dan kota, Volume 2, Penerbit Buku Kompas, 2001, ISBN 979-709-054-X.
  24. ^ Mery Wanyi Rihi, Kedudukan Anak Angkat Menurut Hukum Waris Adat Bali (Studi Kasus Di Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dan Pengadilan Negeri Denpasar), Tesis, Universitas Diponegoro, 2006
  25. ^ radio.denpasarkota.go.id RPKD 91.45 FM (diakses pada 10 April 2011)

Pranala luar