Komunikasi lingkungan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komunikasi lingkungan adalah proses komunikasi dan produk media untuk mendukung efektivitas pembuatan kebijakan, partisipasi publik, dan implementasinya terhadap lingkungan.[1] Robert Cox, dalam bukunya Environmental Communication and the Public Sphere, mengemukakan bahwa komunikasi lingkungan adalah sarana pragmatis dan konstitutif untuk memberikan pemahaman manusia dengan lingkungan serta hubungan manusia dengan alam. Ini merupakan sebuah media simbolik yang digunakan untuk membangun masalah lingkungan dan menegosiasi perbedaan respons dalam masyarakat. Dengan kata lain, komunikasi lingkungan digunakan untuk menciptakan kesepahaman mengenai permasalahan lingkungan.[2]

Penjelasan[sunting | sunting sumber]

Melalui tulisan Communicating Nature: How We Create and Understand Environmental Messages, Corbett menyatakan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi lingkungan sebagai berikut:[3]

  1. disajikan dalam nilai-nilai, kata-kata, tindakan, dan praktik sehari-hari;
  2. ditafsirkan dan dinegosiasikan secara individual;
  3. berakar secara historis dan budaya;
  4. memiliki akar ideologis;
  5. tertanam dalam paradigma sosial dominan yang memberikan nilai instrumental untuk lingkungan dan percaya bahwa itu ada untuk melayani manusia;
  6. rumit, terkait dengan budaya populer, terutama iklan dan hiburan;
  7. dibingkai dan dilaporkan oleh media dengan cara yang umumnya mendukung status quo; serta
  8. dimediasi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah dan bisnis.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Komunikasi lingkungan memiliki dua fungsi:

  1. Pragmatis
    Komunikasi lingkungan secara pragmatis berkaitan dengan pendidikan, kewaspadaan, meyakinkan, memobilisasi, dan membantu manusia mengatasi masalah-masalah lingkungan.
  2. Konstitutif
    Komunikasi lingkungan secara konstitutif meliputi aspek mengatur, menyusun, serta menggambarkan permasalahan lingkungan itu sendiri sebagai subjek bagi pemahaman manusia.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Oepen, M. (1999). Hamacher, W., ed. Environmental Communication for Sustainable Development (dalam bahasa Inggris). Bern: Peter Lang GmbH. ISBN 978-3-6313-6815-2. 
  2. ^ Cox, Robert (2010). Environment Communication and Public Sphere (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2). California: Sage Publications. ISBN 978-1-5063-6359-2. 
  3. ^ Corbett, Julia (2006). Communicating Nature: How We Create and Understand Environmental Messages (dalam bahasa Inggris). Washington DC: Island Press. ISBN 978-1-5972-6748-9. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]