Kabupaten Kutai Kartanegara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Kutai Kartanegara
Dari atas ke bawah, kiri ke kanan: Jembatan Kutai Kartanegara, Kedaton Kutai Kartanegara, Lamin Lekaq Kidau Sebulu, Monumen Putih Sanga-Sanga, dan Museum Mulawarman
Lambang resmi Kabupaten Kutai Kartanegara
Julukan: 
Benua Etam
Motto: 
Bena benua etam
(Kutai) Peduli daerah kita
Peta
Peta
Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara
Peta
Kabupaten Kutai Kartanegara di Indonesia
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara (Indonesia)
Koordinat: 0°26′25″S 116°58′53″E / 0.44019°S 116.98139°E / -0.44019; 116.98139
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
Dasar hukumUU No. 27 Tahun 1959
Hari jadi28 September 1782
Ibu kotaTenggarong
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 20
  • Kelurahan: 44
  • Desa: 193
Pemerintahan
 • BupatiEdi Damansyah
 • Wakil BupatiRendi Solihin
 • Sekretaris DaerahSunggono
 • Ketua DPRDAbdul Rasid
Luas
 • Total27.263,10 km2 (10,526,34 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[1][2]
 • Total788.113
 • Kepadatan29/km2 (75/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 92,26% Islam
  • 0,33% Hindu
  • 0,03% Buddha
  • 0,01% Kepercayaan[2][1]
 • BahasaIndonesia, Kutai
 • IPMKenaikan 75,95 (2023)
 tinggi [3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
75xxx
Kode BPS
6403
Kode area telepon+62 541 dan +62 542
Pelat kendaraanKT
Kode Kemendagri64.02
APBDRp 3,998 triliun (2017)[4]
DAURp 503.416.743.000,00- (2020)
Situs webkukarkab.go.id


Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Tenggarong, yang berbatasan dengan Kota Samarinda.

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan sekitar 4.097 km² yang dibagi dalam 20[5] wilayah kecamatan dan 225 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 626.286 jiwa (sensus 2010) dan pada akhir tahun 2023 bertambah menjadi 788.113 jiwa.[1]

Sebagian dari wilayah kabupaten ini ditambah sebagian wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara akan dijadikan lokasi ibu kota baru Indonesia, yakni kecamatan Samboja dan kecamatan Sepaku di kabupaten Penajam Paser Utara.[6]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Lambang Kabupaten Kutai sebelum perubahan nama menjadi Kutai Kartanegara tahun 2002

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kelanjutan dari Kabupaten Kutai sebelum terjadi pemekaran wilayah pada tahun 1999. Wilayah Kabupaten Kutai sendiri, termasuk Balikpapan, Bontang dan Samarinda, sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Kabupaten Kutai Kartanegara juga berlokasi di kawasan yang pernah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Hindu tertua dan pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Kutai Martapura yang berdiri pada abad ke 4 masehi.

Pada tahun 1947, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk dalam Federasi Kalimantan Timur bersama 4 Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir.

Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom/daerah istimewa setingkat kabupaten berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953.

Pada tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai yang dipimpin Sultan A.M. Parikesit dihapus. Dan berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959, daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:

  1. Kotamadya Balikpapan dengan ibu kota Balikpapan
  2. Kotamadya Samarinda dengan ibu kota Samarinda
  3. Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong

Dengan berakhirnya Daerah Istimewa Kutai, maka berakhir pula kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dalam Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai pada tanggal 21 Januari 1960, Sultan Kutai Kartanegara A.M. Parikesit secara resmi menyerahkan kekuasaan kepada Aji Raden Padmo selaku Bupati Kutai, Kapten Soedjono selaku Wali kota Samarinda dan A.R.S. Muhammad selaku wali kota Balikpapan.

Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah otonom berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, yakni

  1. Kabupaten Kutai dengan ibu kota Tenggarong
  2. Kabupaten Kutai Barat dengan ibu kota Sendawar
  3. Kabupaten Kutai Timur dengan ibu kota Sangatta
  4. Kota Bontang dengan ibu kota Bontang

Untuk membedakan Kabupaten Kutai sebagai daerah hasil pemekaran, nama kabupaten ini akhirnya diganti menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2002 tentang "Perubahan Nama Kabupaten Kutai Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara". Sebutan Kabupaten Kutai Kartanegara ini merupakan usulan dari Presiden RI Abdurrahman Wahid ketika membuka Munas I Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Tenggarong pada tahun 2000.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak antara 115°26'28" BT–117°36'43" BT dan 1°28'21" LU–1°08'06" LS dengan batas administratif sebagai berikut:

Utara Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara
Timur Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang dan Selat Makassar
Selatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan
Barat Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Mahakam Ulu

Topografi[sunting | sunting sumber]

Topografi wilayah sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kelerengan landai sampai curam. Daerah dengan kemiringan datar sampai landai terdapat di beberapa bagian, yaitu wilayah pantai dan daerah aliran sungai Mahakam. Pada wilayah pedalaman dan perbatasan pada umumnya merupakan kawasan pegunungan dengan ketinggian antara 500 hingga 2.000 m di atas permukaan laut. Danau-danau yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain:

  1. Danau Semayang (13.000 ha)
  2. Danau Melintang (11.000 ha)
  3. Danau Ngayau (1.900 ha)
  4. Danau Tempatung (1.300 ha)
  5. Danau Mulupan (750 ha)
  6. Danau Siran (750 ha)
  7. Danau Perian (750 ha)
  8. Danau Wis (750 ha)
  9. Danau Karang (750 ha)
  10. Danau Loa Kang (450 ha)
  11. Danau Batu Bumbu (450 ha)
  12. Danau Meranbi (350 ha)
  13. Danau Puan Rabuk (350 ha)
  14. Danau S'kajo (100 ha)
  15. Danau Tanah Liat (45 ha)
  16. Danau Man

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Bupati[sunting | sunting sumber]

Kantor Bupati Kutai Kartanegara di Tenggarong

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Bupati Kutai Kartanegara bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Kalimantan Timur. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Kutai Kartanegara ialah Edi Damansyah, dengan wakil bupati Rendi Solihin. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Kutai Kartanegara 2020. Edi Damansyah merupakan bupati Kutai Kartanegara yang ke-11. Sebelumnya, ia menjadi wakil bupati untuk periode 2016-2021, namun pada 10 Oktober 2017, Edi menggantikan pejabat bupati saat itu Rita Widyasari, karena Rita terjaring kasus tindak pidana korupsi. Selanjutnya, Edi dan Rendi dilantik oleh gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, pada 26 Februari 2021 untuk periode 2021-2024.[7]

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
11 Edi Damansyah 26 Februari 2021 petahana (2020) [7] Rendi Solihin

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Gedung DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara.


Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara dalam dua periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[8][9][10] 2019-2024[11]
PKB 0 Kenaikan 5
Gerindra 4 Kenaikan 7
PDI-P 6 Kenaikan 7
Golkar 19 Penurunan 13
NasDem 0 Kenaikan 2
PKS 3 Steady 3
Perindo (baru) 1
PPP 2 Penurunan 1
PAN 6 Penurunan 5
Hanura 4 Penurunan 1
PBB 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 45 Steady 45
Jumlah Partai 8 Kenaikan 10
Nomor Ketua Wakil Ketua Periode Keterangan
1 Salehuddin Guntur
Sudirman
Rudi Rudiansyah
2014 – 2019 [12]
2 Abdul Rasid Alif Turiadi
Didik
Siswo
2019 – 2024

Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 18 kecamatan, 44 kelurahan, dan 193 desa. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 734.485 jiwa dengan luas wilayah 23.601,91 km² dan sebaran penduduk 28 jiwa/km².[13][14]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kutai Kartanegara, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
64.02.04 Anggana 8 Desa
64.02.10 Kembang Janggut 11 Desa
64.02.09 Kenohan 9 Desa
64.02.08 Kota Bangun 21 Desa
64.02.03 Loa Janan 8 Desa
64.02.02 Loa Kulu 15 Desa
64.02.17 Marang Kayu 11 Desa
64.02.05 Muara Badak 13 Desa
64.02.14 Muara Jawa 8 - Kelurahan
64.02.11 Muara Kaman 20 Desa
64.02.01 Muara Muntai 13 Desa
64.02.18 Muara Wis 7 Desa
64.02.13 Samboja 19 4 Desa
Kelurahan
64.02.15 Sanga-Sanga 5 - Kelurahan
64.02.07 Sebulu 14 Desa
64.02.12 Tabang 19 Desa
64.02.06 Tenggarong 12 2 Desa
Kelurahan
64.02.16 Tenggarong Seberang 18 Desa
TOTAL 44 193

Demografi[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2020 tercatat mencapai 734.485 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli, seperti:

Sementara penduduk pendatang adalah:

Pola penyebaran penduduk sebagian besar mengikuti pola transportasi yang ada. Sungai Mahakam merupakan jalur arteri bagi transportasi lokal. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar pemukiman penduduk terkonsentrasi di tepi Sungai Mahakam dan anak-anak sungainya. Daerah-daerah yang agak jauh dari tepi sungai di mana belum terdapat prasarana jalan darat relatif kurang terisi dengan pemukiman penduduk.

Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara tinggal di pedesaan, yakni mencapai 75,7%, sedangkan sejumlah 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59 % dan lain-lain 32,79%.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam terutama minyak bumi dan gas alam (migas) serta batubara sehingga perekonomian Kutai Kartanegara masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai lebih dari 77%. Sektor pertanian dan kehutanan hanya memberikan konstribusi sekitar 11%, sedangkan sisanya disumbangkan dari sektor perdagangan dan hotel, yakni kurang lebih 3%, industri pengolahan sekitar 2,5%, bangunan 3%, keuangan 1% dan sektor lainnya sekitar 2%.

PDRB dan pendapatan per kapita[sunting | sunting sumber]

Nilai nominal PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Kutai Kartanegara dari tahun 1999 hingga 2003 mengalami peningkatan signifikan, yakni dari Rp. 15,59 triliun (1999) menjadi Rp. 27,05 triliun (2003).

Bila dilihat perkembangan PDRB non-migas atas dasar harga berlaku, angka PDRB non-migas tahun 1999 juga mengalami peningkatan, dari sebesar Rp. 4,51 triliun meningkat menjadi Rp. 6,12 triliun pada tahun 2003, sementara PDRB atas dasar harga konstan dengan migas maupun non-migas juga mengalami peningkatan dari Rp. 6,45 triliun (1999) menjadi Rp. 7,72 triliun (2003). PDRB atas dasar harga konstan non-migas mengalami peningkatan dari Rp. 1,80 triliun (1999) menjadi Rp. 2,46 triliun tahun 2003.

Total PDRB per kapita Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2003 mengalami peningkatan yang cukup positif hingga mencapai Rp. 56,79 juta dengan total pendapatan per kapita juga meningkat sebesar Rp. 43,57 juta.

Pertumbuhan ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara pasca pemekaran wilayah berdasarkan perkembangan nilai PDRB pada tahun 2000 tumbuh sebesar 3,56% dengan migas dan 5,21% tanpa migas. Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 5,33%. Tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi Kutai Kartanegara sebesar 4,80% dengan migas dan 7,34% tanpa migas. Setelah itu mengalami penurunan pada tahun 2003, yakni sebesar 4,68% dengan migas dan 7,46% tanpa migas.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan Dasar dan Menengah[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui program pembangunan yang disebut Gerbang Dayaku melaksanakan program wajib belajar 12 tahun dengan membebaskan biaya pendidikan bagi seluruh siswa jenjang pendidikan dasar hingga menengah, baik negeri maupun swasta.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara (2006), jumlah keseluruhan sekolah di Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 716 buah yang terdiri dari:

481 SD

158 SMP/MTs dan

77 SMA/SMK/MA/MAK.

Pendidikan Tinggi[sunting | sunting sumber]

Di Kutai Kartanegara terdapat perguruan tinggi swasta bernama Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) yang berada di kota Tenggarong, kemudian Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tenggarong. Selain itu juga sedang dibangun Politeknik Sumber Daya Kalimantan yang berada di kecamatan Muara Jawa.

Olahraga[sunting | sunting sumber]

GOR Aji Imbut

Di bidang olahraga, khususnya sepak bola, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki sebuah klub sepak bola profesional bernama Mitra Kutai Kartanegara (Mitra Kukar) yang saat ini terjerembab ke kasta ketiga di kompetisi sepak bola Profesional Indonesia (Liga 3) setelah terdegradasi dari Liga 2 satu musim sebelumnya

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Wisata Alam[sunting | sunting sumber]

  1. Pantai Pangempang di Muara Badak
  2. Bukit Bangkirai di Samboja
  3. Pantai Tanah Merah di Samboja
  4. Danau Semayang di Kota Bangun
  5. Danau Murung di Kota Bangun
  6. Waduk Panji Sukarame di Tenggarong
  7. Pulau Kumala di Tenggarong
  8. Taman Rekreasi Tepian Mahakam Jembatan Kartanegara di Tenggarong
  9. Air Terjun Kedang Ipil di Kota Bangun.
  10. Pantai Biru Kersik di Marangkayu

Wisata Budaya[sunting | sunting sumber]

  1. Desa Sungai Bawang di Muara Badak (Kehidupan Suku Dayak)
  2. Museum Mulawarman di Tenggarong (peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara)
  3. Kedaton Kutai Kartanegara di Tenggarong (istana baru Sultan Kutai Kartanegara)
  4. Desa Pondok Labu di Tenggarong (kehidupan suku Dayak)
  5. Desa Lekaq Kidau di Sebulu
  6. Lamin suku Dayak di Tabang (kehidupan suku Dayak)
  7. Dusun Berubus di Muara Kaman (situs kerajaan tertua di Indonesia)

Wisata Pendidikan[sunting | sunting sumber]

  1. Planetarium Jagad Raya di Tenggarong
  2. Museum Kayu Tuah Himba di Tenggarong
  3. Museum Perjuangan Merah Putih di Sanga-Sanga

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 27 Januari 2024. 
  2. ^ a b "Jumlah Penduduk Menurut Agama di Provinsi Kalimantan Timur 2022". www.dkp3a.kaltimprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26. Diakses tanggal 5 Agustus 2023. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Hasil Long Form SP2020 2021-2023". www.kaltim.bps.go.id. Diakses tanggal 8 Januari 2024. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-15. Diakses tanggal 2017-04-15. 
  5. ^ https://www.prokal.co/advertorial/1773786799/dua-kecamatan-baru-di-kukar-kini-telah-memiliki-camat-dan-perangkatnya
  6. ^ "Gubernur Kaltim: Ibu Kota Baru di Kecamatan Samboja & Sepaku". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-26. Diakses tanggal 26 Februari 2020. 
  7. ^ a b "Gubernur Kaltim Isran Noor Lantik Edi Rendi". www.humas.kukarkab.go.id. 26 Februari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-11. Diakses tanggal 14 Maret 2022. 
  8. ^ , Kutai Raya: [1], diakses 29 Maret 2016
  9. ^ Koran Kaltim: [2][pranala nonaktif permanen], diakses 24 Agustus 2014.
  10. ^ Viva Borneo: [3][pranala nonaktif permanen], diakses 14 Agustus 2014.
  11. ^ Perolehan Kursi DPRD Kutai Kartanegara 2019-2024
  12. ^ Berita Kaltara: [4], diakses 29 September 2014
  13. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]