Hiu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hiu
Rentang fosil: Devonian awal–Baru-baru ini
Hiu koboi, Carcharhinus longimanus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Subfilum:
Kelas:
Subkelas:
Superordo:
Selachimorpha
Ordo

Carcharhiniformes
Heterodontiformes
Hexanchiformes
Lamniformes
Orectolobiformes
Pristiophoriformes
Squaliformes
Squatiniformes

Hiu atau cucut (superordo Selachimorpha) adalah sekelompok ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap,[1] dan tubuh yang kokoh. Mereka bernapas dengan menggunakan lima hingga tujuh liang insang (tergantung pada spesiesnya). Letak insang tersebut ada di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.[1] Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan. Hiu pigmi (Euprotomicrus bispinatus) sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm. Hiu paus (Rhincodon typus) merupakan ikan terbesar yang mampu tumbuh hingga sekitar 12 meter, dan hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng (Carcharhinus leucas) adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.[2]

Kemunculan[sunting | sunting sumber]

Keberadaan hiu telah ada di laut sejak 350 juta tahun yang lalu pada zaman Devon. Sehingga hiu merupakan keturunan ikan bertulang rawan yang telah ada sejak masa primitif.[3]  Sebagai kelompok ikan bertulang rawan, spesies hiu sangat beragam.[2]

Spesies[sunting | sunting sumber]

Spesies hiu sedikitnya berjumlah 500 spesies.[4] Sebanyak 112 jenis spesies hiu dapat ditemukan di perairan laut Indonesia.[5]

Ciri-ciri fisik[sunting | sunting sumber]

Kerangka[sunting | sunting sumber]

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan bakalau, karena terbuat dari tulang muda (tulang rawan), yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.[6]

Tampilan luar[sunting | sunting sumber]

Bentuk dan panjang tubuh pada berbagai spesies hiu memiliki kemiripan. Tubuh hiu umumnya memanjang dengan sirip berbentuk segitiga. Gigi-gigi hiu tajam. Ukuran tubuh hiu yang terkecil seukuran buah pisang dan yang terbesar seukuran sebuah bus.[4]

Kebiasaan hidup[sunting | sunting sumber]

Keahlian[sunting | sunting sumber]

Hiu termasuk salah satu jenis ikan. Karena itu, hiu mampu bernapas dan hidup di dalam air. Sebagian besar spesies hiu dapat berenang dengan baik.[7]

Pemangsaan[sunting | sunting sumber]

Semua spesies hiu merupakan karnivor. Pengejaran hiu terhadap mangsanya berlangsung dengan cepat. Namun, sebagian besar hiu tidak menyerang manusia. Hanya sedikit spesies hiu yang menyerang manusia seperti hiu banteng, hiu macan dan hiu putih raksasa.[7]

Perdagangan internasional[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2011, negara pengekspor produk hiu yang terbesar di dunia meliputi Indonesia, India, Spanyol dan Taiwan.[8]

Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.Beberapa organisasi, seperti misalnya Shark Trust, melakukan kampanye untuk membatasi penangkapan hiu.

Mitologi[sunting | sunting sumber]

Hiu sangat menonjol dalam mitologi Hawaii. Ada cerita-cerita tentang manusia hiu yang mempunyai rahang hiu di belakang mereka. Mereka dapat berubah bentuk antara hiu dan manusia pada waktu-waktu yang mereka inginkan. Sebuah tema umum dalam cerita-cerita ini adalah bahwa manusia-manusia hiu ini akan memperingatkan orang-orang yang ke pantai bahwa di perairan itu terdapat hiu. Orang-orang yang ke pantai itu akan menertawai dan mengabaikan peringatan-peringatan mereka dan akan tetap berenang, dan karena itu kemudian mereka dimakan oleh manusia hiu yang sama, yang memberikan peringatan kepada mereka agar tidak turun ke air.

Mitologi Hawaii juga mengandung banyak dewa hiu. Mereka percaya bahwa hiu adalah penjaga samudra, dan mereka disebut Aumakua:[9]

  • Kamohoali'i–Dewa hiu yang paling terkenal dan dihormati. Ia lebih tua dan menyukai saudara dari Pele,[10] dan menolong serta berjalan bersamanya ke Hawaii. Ia mampu mengambil rupa manusia dan ikan. Sebuah tebing yang tinggi di kawah Kilauea dianggap sebagai salah satu tempatnya yang paling suci. Di salah satu tempat itu, ia mempunyai sebuah he'iau (kuil) yang dipersembahkan baginya di setiap potong tanah yang menjorok ke laut di pulau Moloka'i.
  • Ka'ahupahau–Dewi ini dilahirkan sebagai manusia, dengan ciri khasnya karena rambutnya yang merah. Ia belakangan berubah ke dalam bentuk hiu dan diyakini melindungi rakyat yang hidup di O'ahu dari ikan-ikan hiu. Ia juga diyakini hidup dekat Pearl Harbor.
  • Kaholia Kane–Ini adalah dewa hiu dari ali'i Kalaniopu'u dan diyakini tinggal di sebuah gua di Puhi, Kaua'i.
  • Kane'ae–Dewi hiu yang berubah menjadi manusia agar dapat mengalami suka cita menari.
  • Kane'apua–Yang paling umum, ia diyakini sebagai saudara laki-laki dari Pele dan Kamohoali'i. Ia adalah dewa yang suka mempermainkan orang yang melakukan banyak tindakan kepahlawanan, termasuk menenangkan dua bukit legendaris yang konon bertabrakan sehingga menghancurkan perahu-perahu yang berusaha melewatinya.
  • Kawelomahamahai'a–Asalnya manusia, ia kemudian diubah menjadi hiu.
  • Keali'ikau 'o Ka'u–Ia adalah sepupu dari Pele dan anak laki-laki dari Kua. Ia disebut pelindung rakyat Ka'u. Ia pernah mengadakan hubungan dengan seorang gadis manusia, yang melahirkan seekor hiu hijau.
  • Kua–ini adalah dewa hiu yang utama dari rakyat Ka'u, dan diyakini merupakan nenek moyang mereka.
  • Kuhaimoana–Ia adalah saudara laki-laki dari Pele dan tinggal di pulau Ka'ula. Panjangnya konon 55 m dan merupakan suami dari Ka'ahupahau.
  • Kauhuhu–Ia adalah raja hiu yang kejam yang hidup di sebuah gua di Kipahulu di pulau Maui. Kadang-kadang ia pindah ke gua yang lain di sisi angin bertiup dari pulau Moloka'i.
  • Kane-i-kokala–Sejenis dewa hiu yang menyelamatkan orang-orang yang karam kapalnya dengan membawa mereka ke pantai. Orang-orang yang menyembahnya tidak mau memakannya, menyentuh atau melintasi asap kokala, ikannya yang suci.

Dalam budaya-budaya Samudra Pasifik lainnya, Dakuwanga adalah dewa hiu yang juga merupakan pemakan jiwa-jiwa yang tersesat.

Di Yunani kuno, orang dilarang makan daging hiu pada festival-festival perempuan.

Mitos[sunting | sunting sumber]

Ada mitos yang populer bahwa hiu kebal terhadap penyakit dan kanker; namun hal ini tidak benar. Ada penyakit dan parasit yang memengaruhi hiu. Bukti bahwa hiu setidak-tidaknya tahan terhadap kanker dan penyakit boleh dikatakan hanya anekdot dan kalaupun ada, sedikit sekali studi ilmiah atau statistik yang membuktikan bahwa hiu dapat meningkatkan kekebalan terhadap penyakit. Namun sekarang sudah ada beberapa perusahaan obat-obatan yang memproduksi minyak hati ikan hiu (Squalene) untuk meningkatkan kesehatan hati dan jantung.[11]

Perfilman[sunting | sunting sumber]

Beberapa film secara khusus membahas tentang hiu, yaitu:

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Budker, Paul (1971). The Life of Sharks. London: Weidenfeld and Nicolson. SBN 297003070. 
  2. ^ a b Fahmi (2016). "Potensi Hiu dan Pari sebagai Komoditas Ikan Hias dan Aspek Konservasinya". Prosiding Simposium Nasional Ikan Hias. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Kelautan Perikanan: 9. 
  3. ^ Manik, Nurdin (2004). "Mengenal Beberapa Jenis Hiu" (PDF). Oseana. XXIX (1): 9. ISSN 0216-1877. 
  4. ^ a b Taylor 2020, hlm. 13.
  5. ^ Nurbaya, Siti, ed. (2020). Status Lingkungan Hidup Indonesia 2020 (PDF). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Republik Indonesia. hlm. xviii. ISBN 978-602-8358-95-8. 
  6. ^ Hamlett, W. C. (1999). Sharks, Skates and Rays: The Biology of Elasmobranch Fishes. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6048-2. 
  7. ^ a b Taylor 2020, hlm. 12.
  8. ^ Fahmi dan Dhamadi (2013). Pengenalan Jenis-Jenis Hiu Indonesia (PDF). hlm. 1. ISBN 978-602-7913-10-3. 
  9. ^ "Hawaiian Mitologi". Diakses tanggal 13 Sept. 2006. 
  10. ^ "Pele, Goddess of Fire (Pele, Dewi Api)". Diakses tanggal 13 Sept. 2006. 
  11. ^ "Do Sharks Hold Secret to Human Cancer Fight?". National Geographic. Diakses tanggal 8 Sept. 2006. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Taylor, Barbara (2020). Encyclopedia of Sharks [Ensiklopedia Hiu]. Diterjemahkan oleh Dewi, Luh Gede Tri Purwani. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. ISBN 978-623-001-686-8. 

Referensi umum[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]