Amsal 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Amsal 2
Kitab Amsal lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Amsal
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 1
pasal 3

Amsal 2 (disingkat Ams 2) adalah bagian dari Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2]

Teks[sunting | sunting sumber]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Faedah moral dari hikmat[sunting | sunting sumber]

Sumber: Amsal 2:5–17

  • akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (ayat 5)
  • akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. (ayat 9)
  • terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat, yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya; (ayat 12-15)
  • terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya, yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya; (ayat 16-17)

Ayat 1-5[sunting | sunting sumber]

Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.[4]

Hanya dengan menyimpan firman Allah di dalam pikiran maka orang akan belajar untuk hidup dengan bijaksana dan benar dalam hubungannya dengan Allah (Amsal 2:5). Orang dapat mengalahkan dosa dengan perintah-perintah Allah di dalam hatinyaa (Mazmur 119:11) dan firman Kristus yang tinggal di dalam dirinya (Yohanes 15:7; Yakobus 1:21). Mempelajari firman Allah harus disertai sikap doa yang sungguh-sungguh berseru memohon hikmat dan pengertian. Belajar saja mungkin menjadikan seseorang sarjana Alkitab, tetapi berdoa bersama belajar firman Allah mengizinkan Roh Kudus mengambil penyataan itu dan mengubahnya menjadi orang rohani. Dengan dahaga akan penerangan dan pemahaman ilahi, berdoalah tentang ayat-ayat Alkitab yang dibaca.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Amsal 1:1
  4. ^ Amsal 2:1–5
  5. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]