Kacang tusam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{under construction}}
{{under construction}}
[[File:StonePine.jpg|250px|thumb|right|Bunga pinus yang telah dibuahi dengan bijinya]]
[[File:StonePine.jpg|260px|thumb|right|Bunga pinus yang telah dibuahi dengan bijinya]]
[[File:Shelled pine nuts.jpg|thumb|right|Kacang [[pinus korea]] (''Pinus koraiensis'')]]
[[File:Shelled pine nuts.jpg|thumb|260px|right|Kacang [[pinus korea]] (''Pinus koraiensis'')]]
{{nutritionalvalue | name = Kacang pinus kupas, kering | kJ=2815 | protein=13.7 g | fat=68.4 g | satfat=4.9 g | monofat=18.7 g | polyfat=34.1 g | carbs=13.1 g | sugars=3.6 g | starch=1.4 g | fiber=3.7 g | choline_mg=55.8 | thiamin_mg=0.4 | riboflavin_mg=0.2 | niacin_mg=4.4 | folate_ug=34 | vitA_ug = 1 | betacarotene_ug=17 | Lutein_ug=9 | pantothenic_mg=0.3 | vitB6_mg=0.1 | vitC_mg=0.8 | vitE_mg=9.3 | Tocopherol_ug=14.48 | vitK_ug=53.9 | betaine_mg=0.4 | calcium_mg=16 | iron_mg=5.5 | magnesium_mg=251 | manganese_mg=8.8 | selenium_ug=0.7 | phosphorus_mg=575 | phytosterols_mg=141 | potassium_mg=597 | zinc_mg=6.4 | ash=2.6 g | water=2.3 g | copper_mg=1.3 g | source_usda=1 | right=1}}


'''Kacang pinus''' merupakan [[biji]] dari pohon [[pinus]] yang dapat dimakan. Kacang pinus masuk ke dalam kategori [[kacang pohon]] secara kuliner namun tidak secara botani. Kacang ini dapat dimakan, namun pengusahaannya secara komersial relatif terbatas karena ukuran dan hasilnya yang tidak banyak, beberapa merupakan produk samping dari [[budi daya]] [[kayu]].<ref name=farjon>{{cite book |author=Farjon A |title=Pines. Drawings and descriptions of the genus Pinus |publisher=Koninklijke Brill |year=2005 |isbn=90-04-13916-8 }}</ref><ref name=lanner1>{{cite book |author=Lanner RM |title=The Piñon Pine. A Natural and Cultural History |publisher=University of Nevada Press |year=1981 |isbn=0-87417-066-4 }}</ref><ref name=lanner2>{{cite book |author=Lanner RM |title=Made for Each Other. A Symbiosys of Birds and Pines |publisher=Oxford University Press |year=1981 |isbn=0-19-508903-0}}</ref> China dan Italia merupakan produsen kacang pinus utama di dunia.<ref>{{cite web |url = http://www.agmrc.org/commodities__products/nuts/pine-nuts-profile/ |title = Pine Nuts Profile |website = Agricultural Marketing Resource Center |accessdate = 1 Mei 2014}}</ref>
'''Kacang pinus''' merupakan [[biji]] dari pohon [[pinus]] yang dapat dimakan. Kacang pinus masuk ke dalam kategori [[kacang pohon]] secara kuliner namun tidak secara botani. Kacang ini dapat dimakan, namun pengusahaannya secara komersial relatif terbatas karena ukuran dan hasilnya yang tidak banyak, beberapa merupakan produk samping dari [[budi daya]] [[kayu]].<ref name=farjon>{{cite book |author=Farjon A |title=Pines. Drawings and descriptions of the genus Pinus |publisher=Koninklijke Brill |year=2005 |isbn=90-04-13916-8 }}</ref><ref name=lanner1>{{cite book |author=Lanner RM |title=The Piñon Pine. A Natural and Cultural History |publisher=University of Nevada Press |year=1981 |isbn=0-87417-066-4 }}</ref><ref name=lanner2>{{cite book |author=Lanner RM |title=Made for Each Other. A Symbiosys of Birds and Pines |publisher=Oxford University Press |year=1981 |isbn=0-19-508903-0}}</ref> China dan Italia merupakan produsen kacang pinus utama di dunia.<ref>{{cite web |url = http://www.agmrc.org/commodities__products/nuts/pine-nuts-profile/ |title = Pine Nuts Profile |website = Agricultural Marketing Resource Center |accessdate = 1 Mei 2014}}</ref>
Baris 16: Baris 17:


Kacang pinus Eropa dapat dibedakan dari kacang pinus produksi Asia dari ukurannya, dengan kacang produksi Eropa berukuran lebih panjang relatif terhadap lebarnya. Sedangkan kacang pinus produksi Amerika dicirikan dengan ukurannya yang besar dan relatif mudah dikupas.
Kacang pinus Eropa dapat dibedakan dari kacang pinus produksi Asia dari ukurannya, dengan kacang produksi Eropa berukuran lebih panjang relatif terhadap lebarnya. Sedangkan kacang pinus produksi Amerika dicirikan dengan ukurannya yang besar dan relatif mudah dikupas.

==Pemanfaatan kuliner==
Kacang pinus dapat dimanfaatkan selayaknya [[buah geluk]], seperti dihaluskan menjadi tepung untuk membuat [[marzipan]], digoreng kering menjadi [[makanan ringan]], hingga dibakar dan dihaluskan untuk dijadikan bahan baku minuman pengganti [[kopi]]. Kacang pinus merupakan bahan baku saus [[pesto]] di Italia. Di Timur Tengah kacang pinus digunakan pada masakan [[kibbeh]], [[sambusak]], [[baklava]], dan sebagainya.

Bagi beberapa orang, kacang pinus dapat meninggalkan rasa yang tidak menyenangkan di lidah<ref>{{cite journal |doi=10.1097/00063110-200103000-00036 |title=Taste disturbances after pine nut ingestion |year=2001 |journal=European Journal of Emergency Medicine |volume=8 |page=76 |first1=M. |last1=Mostin}}</ref> dan mampu bertahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Rasa ini cenderung bersifat pahit dan seperti logam. [[FDA]] menyatakan bahwa hal ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan bagi kesehatan.<ref>[http://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm247099.htm "Pine Mouth" and Consumption of Pine Nuts]</ref> Fenimena ini disebut dengan "sindrom kacang pinus".<ref>{{cite web |title=Pine mouth puzzle: Why do these nuts leave you with a bitter taste? |work=[[Daily Mail]]|url=http://www.dailymail.co.uk/health/article-1184261/Pine-mouth-puzzle-Why-nuts-leave-bitter-taste.html |author=Christopher Middleton |date=May 2009 |accessdate=2009-09-01}}</ref> Nestle Research Centre mengeluarkan hipotesa bahwa spesies pinus ''[[Pinus armandii]]'' yang banyak tumbuh di China merupakan penyebab dari masalah ini.<ref>{{cite web |title=The Great Pine Nut Mystery |url=http://pinenutsyndrome.wordpress.com/}}</ref> Studi lainnya menguatkan hal tersebut dan menambahkan kemungkinan bahwa bahan kimia yang digunakan dalam pengupasan kacang pinus mungkin ikut memberikan pengaruh.<ref>{{cite journal |pmid=21559093 |url=http://downloads.hindawi.com/journals/jt/2011/316789.pdf |doi=10.1155/2011/316789 |title=Identification of the Botanical Origin of Commercial Pine Nuts Responsible for Dysgeusia by Gas-Liquid Chromatography Analysis of Fatty Acid Profile |year=2011 |last1=Destaillats |first1=Frédéric |last2=Cruz-Hernandez |first2=Cristina |last3=Giuffrida |first3=Francesca |last4=Dionisi |first4=Fabiola |last5=Mostin |first5=Martine |last6=Verstegen |first6=Geert |journal=Journal of Toxicology |volume=2011 |pages=1–7 |pmc=3090612}}</ref> Gangguan rasa pada lidah umumnya terasa satu sampai tiga setelah kacang pinus dikonsumsi dan dapat berlangsung hingga 2 minggu.<ref>{{cite journal |doi=10.1007/s13181-009-0001-1 |title="Pine Mouth" Syndrome: Cacogeusia Following Ingestion of Pine Nuts (Genus: Pinus). An Emerging Problem? |year=2010 |last1=Munk |first1=Marc-David |journal=Journal of Medical Toxicology |volume=6 |issue=2 |pages=158–159 |pmid=20049580}}</ref><ref>{{cite journal|last=Ballin|first=Nicolai Z.|title=A Trial Investigating the Symptoms Related to Pine Nut Syndrome|journal=Journal of Medical Toxicology|date=Feb 17, 2014|volume=8|pages=278-280|doi=10.1007/s13181-012-0216-4|url=http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs13181-012-0216-4}}</ref> FDA masih melakukan penelitian mengenai sindrom ini.<ref>{{cite web | author=U.S Food and Drug Administration | url=http://www.fda.gov/Food/ResourcesForYou/Consumers/ucm247099.htm | title='Pine Mouth' and Consumption of Pine Nuts}}</ref>

===Minyak kacang pinus===
Kacang pinus dapat diekstrak untuk mendapatkan [[minyak kacang pinus]] yang dihargai karena memiliki rasa yang unik. Sebuah studi menemukan bahwa minyak kacang pinus Korea kemungkinan dapat menahan nafsu makan.<ref>{{cite journal |author=Hughes GM, Boyland EJ, Williams NJ, ''et al.'' |title=The effect of Korean pine nut oil (PinnoThin™) on food intake, feeding behaviour and appetite: A double-blind placebo-controlled trial |journal=Lipids Health Dis |volume=7 |issue= |page=6 |year=2008 |pmid=18307772 |pmc=2289823 |doi=10.1186/1476-511X-7-6 |url=http://www.lipidworld.com/content/7//6}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


{{hasil hutan non-kayu}}
{{hasil hutan non-kayu}}

Revisi per 2 Mei 2014 14.39

Bunga pinus yang telah dibuahi dengan bijinya
Kacang pinus korea (Pinus koraiensis)
Kacang pinus kupas, kering
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi2.815 kJ (673 kcal)
13.1 g
Pati1.4 g
Gula3.6 g
Serat pangan3.7 g
68.4 g
Jenuh4.9 g
Tak jenuh tunggal18.7 g
Tak jenuh jamak34.1 g
13.7 g
VitaminKuantitas
%AKG
Vitamin A equiv.
0%
1 μg
0%
17 μg
Tiamina (B1)
35%
0.4 mg
Riboflavin (B2)
17%
0.2 mg
Niasin (B3)
29%
4.4 mg
Asam pantotenat (B5)
6%
0.3 mg
Vitamin B6
8%
0.1 mg
Folat (B9)
9%
34 μg
Kolina
11%
55.8 mg
Vitamin C
1%
0.8 mg
Vitamin E
62%
9.3 mg
Vitamin K
51%
53.9 μg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
2%
16 mg
Tembaga
Kesalahan ekspresi: Kata "g" tidak dikenal.%
1.3 g mg
Zat besi
42%
5.5 mg
Magnesium
71%
251 mg
Mangan
419%
8.8 mg
Fosfor
82%
575 mg
Potasium
13%
597 mg
Selenium
1%
0.7 μg
Seng
67%
6.4 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air2.3 g
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central

Kacang pinus merupakan biji dari pohon pinus yang dapat dimakan. Kacang pinus masuk ke dalam kategori kacang pohon secara kuliner namun tidak secara botani. Kacang ini dapat dimakan, namun pengusahaannya secara komersial relatif terbatas karena ukuran dan hasilnya yang tidak banyak, beberapa merupakan produk samping dari budi daya kayu.[1][2][3] China dan Italia merupakan produsen kacang pinus utama di dunia.[4]

Produksi

Di Asia hanya dua jenis pinus yang dibudidayakan khusus untuk konsumsi bijinya, yaitu pinus Korea (Pinus koraiensis) di semenanjung Korea dan sekitarnya, dan pinus chilgoza (Pinus gerardiana) di Himalaya. Empat spesies lainnya yaitu pinus Siberia (Pinus sibirica), pinus kerdil Siberia (Pinus pumila), pinus putih China (Pinus armandii) dan Pinus bungeana.

Di Eropa, Pinus pinea telah dibudidayakan selama 6000 tahun untuk menghasilkan biji. Spesies ini juga hiudp di hutan alami dan bijinya didapatkan di sana. Pinus Swiss (Pinus cembra) dibudidayakan dan dipanen daam skala kecil.

Di Amerika utara, Pinus edulis, Pinus monophylla, dan Pinus cembroides merupakan spesies utama penghasil kacang pinus. Spesies lainnya yaitu Pinus sabineana, Pinus coulteri, Pinus torreyana, Pinus lambertiana, dan Pinus quadrifolia. Sebagian besar dipanen oleh penduduk asli benua Amerika.[5][6]

Karakteristik

Nutrisi dari kacang pinus cenderung bervariasi tergantung pada spesiesnya, dengan pinus batu (Pinus pinea) memiliki kadar protein tertinggi.[2] Kacang pinus juga merupakan sumber serat pangan yang signifikan. Kacang pinus terlindungi oleh cangkang yang relatif tebal tergantung spesiesnya. Sebagian besar nutrisi tersimpan di dalam embrio dari biji. Kacang pinus yang telah dikupas dapat dimakan langsung. Kacang pinus memiliki usia simpan yang relatif lama meski telah dikupas, selama disimpan di udara kering dan dingin.

Kacang pinus Eropa dapat dibedakan dari kacang pinus produksi Asia dari ukurannya, dengan kacang produksi Eropa berukuran lebih panjang relatif terhadap lebarnya. Sedangkan kacang pinus produksi Amerika dicirikan dengan ukurannya yang besar dan relatif mudah dikupas.

Pemanfaatan kuliner

Kacang pinus dapat dimanfaatkan selayaknya buah geluk, seperti dihaluskan menjadi tepung untuk membuat marzipan, digoreng kering menjadi makanan ringan, hingga dibakar dan dihaluskan untuk dijadikan bahan baku minuman pengganti kopi. Kacang pinus merupakan bahan baku saus pesto di Italia. Di Timur Tengah kacang pinus digunakan pada masakan kibbeh, sambusak, baklava, dan sebagainya.

Bagi beberapa orang, kacang pinus dapat meninggalkan rasa yang tidak menyenangkan di lidah[7] dan mampu bertahan selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Rasa ini cenderung bersifat pahit dan seperti logam. FDA menyatakan bahwa hal ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan bagi kesehatan.[8] Fenimena ini disebut dengan "sindrom kacang pinus".[9] Nestle Research Centre mengeluarkan hipotesa bahwa spesies pinus Pinus armandii yang banyak tumbuh di China merupakan penyebab dari masalah ini.[10] Studi lainnya menguatkan hal tersebut dan menambahkan kemungkinan bahwa bahan kimia yang digunakan dalam pengupasan kacang pinus mungkin ikut memberikan pengaruh.[11] Gangguan rasa pada lidah umumnya terasa satu sampai tiga setelah kacang pinus dikonsumsi dan dapat berlangsung hingga 2 minggu.[12][13] FDA masih melakukan penelitian mengenai sindrom ini.[14]

Minyak kacang pinus

Kacang pinus dapat diekstrak untuk mendapatkan minyak kacang pinus yang dihargai karena memiliki rasa yang unik. Sebuah studi menemukan bahwa minyak kacang pinus Korea kemungkinan dapat menahan nafsu makan.[15]

Referensi

  1. ^ Farjon A (2005). Pines. Drawings and descriptions of the genus Pinus. Koninklijke Brill. ISBN 90-04-13916-8. 
  2. ^ a b Lanner RM (1981). The Piñon Pine. A Natural and Cultural History. University of Nevada Press. ISBN 0-87417-066-4. 
  3. ^ Lanner RM (1981). Made for Each Other. A Symbiosys of Birds and Pines. Oxford University Press. ISBN 0-19-508903-0. 
  4. ^ "Pine Nuts Profile". Agricultural Marketing Resource Center. Diakses tanggal 1 Mei 2014. 
  5. ^ "History of Pine Nuts & The People of the Great Basin." Goods from the Woods. 2004 (Diakses 8 Des 2009)
  6. ^ Frazier, Penny. "Pine Nuts, Politics and Public Lands." Raw Foods News Magazine. (Diakses 8 Des 2009)
  7. ^ Mostin, M. (2001). "Taste disturbances after pine nut ingestion". European Journal of Emergency Medicine. 8: 76. doi:10.1097/00063110-200103000-00036. 
  8. ^ "Pine Mouth" and Consumption of Pine Nuts
  9. ^ Christopher Middleton (May 2009). "Pine mouth puzzle: Why do these nuts leave you with a bitter taste?". Daily Mail. Diakses tanggal 2009-09-01. 
  10. ^ "The Great Pine Nut Mystery". 
  11. ^ Destaillats, Frédéric; Cruz-Hernandez, Cristina; Giuffrida, Francesca; Dionisi, Fabiola; Mostin, Martine; Verstegen, Geert (2011). "Identification of the Botanical Origin of Commercial Pine Nuts Responsible for Dysgeusia by Gas-Liquid Chromatography Analysis of Fatty Acid Profile" (PDF). Journal of Toxicology. 2011: 1–7. doi:10.1155/2011/316789. PMC 3090612alt=Dapat diakses gratis. PMID 21559093. 
  12. ^ Munk, Marc-David (2010). ""Pine Mouth" Syndrome: Cacogeusia Following Ingestion of Pine Nuts (Genus: Pinus). An Emerging Problem?". Journal of Medical Toxicology. 6 (2): 158–159. doi:10.1007/s13181-009-0001-1. PMID 20049580. 
  13. ^ Ballin, Nicolai Z. (Feb 17, 2014). "A Trial Investigating the Symptoms Related to Pine Nut Syndrome". Journal of Medical Toxicology. 8: 278–280. doi:10.1007/s13181-012-0216-4. 
  14. ^ U.S Food and Drug Administration. "'Pine Mouth' and Consumption of Pine Nuts". 
  15. ^ Hughes GM, Boyland EJ, Williams NJ; et al. (2008). "The effect of Korean pine nut oil (PinnoThin™) on food intake, feeding behaviour and appetite: A double-blind placebo-controlled trial". Lipids Health Dis. 7: 6. doi:10.1186/1476-511X-7-6. PMC 2289823alt=Dapat diakses gratis. PMID 18307772.