Gizi dan kehamilan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
Untuk persiapan kehamilan, status gizi calon ibu hamil harus dipersiapkan sejak sebelum seorang perempuan positif mengandung. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesuburan dan memengaruhi kemampuan untuk melakukan pembuahan, mempersiapkan kehamilan yang sehat, menghindarkan calon ibu dari makanan atau minuman yang menghambat terjadinya kehamilan dan berbahaya bagi calon janin.{{Sfnp|Soetardjo, Susirah|2011|p=166|ps=: "Kesehatan ibu sebelum konsepsi mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri. (...) Gizi-kurang dan gizi-lebih sebelum kehamilan berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan. Pada keadaan gizi-kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Dalam keadaan seperti ini plasenta tidak berkembang dengan baik sehingga tidak mampu menyuplai zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan janin. Akibat yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, keguguran aau bayi lahir-mati, bayi lahir kurang-bulan (prematur), atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (...) Gizi lebih juga berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dan persalinan. (...) Bayi kemungkinan dilahirkan lewat-waktu dengan berat badan lebih dari 4,0 kg. (...)"}}{{sfn|Siswosuharjo, Suwignyo|2010|p=4}}
Untuk persiapan kehamilan, status gizi calon ibu hamil harus dipersiapkan sejak sebelum seorang perempuan positif mengandung. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesuburan dan memengaruhi kemampuan untuk melakukan pembuahan, mempersiapkan kehamilan yang sehat, menghindarkan calon ibu dari makanan atau minuman yang menghambat terjadinya kehamilan dan berbahaya bagi calon janin.{{Sfnp|Soetardjo, Susirah|2011|p=166|ps=: "Kesehatan ibu sebelum konsepsi mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri. (...) Gizi-kurang dan gizi-lebih sebelum kehamilan berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan. Pada keadaan gizi-kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Dalam keadaan seperti ini plasenta tidak berkembang dengan baik sehingga tidak mampu menyuplai zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan janin. Akibat yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, keguguran aau bayi lahir-mati, bayi lahir kurang-bulan (prematur), atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (...) Gizi lebih juga berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dan persalinan. (...) Bayi kemungkinan dilahirkan lewat-waktu dengan berat badan lebih dari 4,0 kg. (...)"}}{{sfn|Siswosuharjo, Suwignyo|2010|p=4}}


Status gizi yang diperhatikan bukan hanya status gizi kurang, tetapi juga status gizi lebih. Status gizi kurang menyebabkan ketidakmampuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin dan kondisi plasenta menyuplai makanan tidak optimal. Dampak yang dapat timbul dari kondisi ini adalah keguguran, bayi lahir kurang bulan (prematur), kecacatan pada bayi, dan bayi BBLR (berat badan lahir rendah).{{Sfnp|Soetardjo, Susirah|2011|p=166|ps=: "Kesehatan ibu sebelum konsepsi mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri. (...) Gizi-kurang dan gizi-lebih sebelum kehamilan berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan. Pada keadaan gizi-kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Dalam keadaan seperti ini plasenta tidak berkembang dengan baik sehingga tidak mampu menyuplai zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan janin. Akibat yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, keguguran atau bayi lahir-mati, bayi lahir kurang-bulan (prematur), atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (...) Gizi lebih juga berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dan persalinan. (...) Bayi kemungkinan dilahirkan lewat-waktu dengan berat badan lebih dari 4,0 kg. (...)"}}
Status gizi yang diperhatikan bukan hanya status gizi kurang, tetapi juga status gizi lebih. Status gizi kurang menyebabkan ketidakmampuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin dan kondisi plasenta menyuplai makanan tidak optimal. Dampak yang dapat timbul dari kondisi ini adalah keguguran,<ref>{{Cite journal|last=Tang|first=Shengluan|last2=Huang|first2=Jialyu|last3=Lin|first3=Jiaying|last4=Kuang|first4=Yanping|date=7 Januari 2021|title=Adverse effects of pre-pregnancy maternal underweight on pregnancy and perinatal outcomes in a freeze-all policy|url=https://doi.org/10.1186/s12884-020-03509-3|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=21|issue=1|pages=32|doi=10.1186/s12884-020-03509-3|issn=1471-2393|pmc=PMC7791874}}</ref> bayi lahir kurang bulan (prematur), kecacatan pada bayi, dan bayi BBLR (berat badan lahir rendah).{{Sfnp|Soetardjo, Susirah|2011|p=166|ps=: "Kesehatan ibu sebelum konsepsi mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri. (...) Gizi-kurang dan gizi-lebih sebelum kehamilan berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan. Pada keadaan gizi-kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Dalam keadaan seperti ini plasenta tidak berkembang dengan baik sehingga tidak mampu menyuplai zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan janin. Akibat yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, keguguran atau bayi lahir-mati, bayi lahir kurang-bulan (prematur), atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (...) Gizi lebih juga berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dan persalinan. (...) Bayi kemungkinan dilahirkan lewat-waktu dengan berat badan lebih dari 4,0 kg. (...)"}}<ref>{{Cite journal|last=Li|first=Chao|last2=Zhu|first2=Ni|last3=Zeng|first3=Lingxia|last4=Dang|first4=Shaonong|last5=Zhou|first5=Jing|last6=Pei|first6=Leilei|last7=Watson|first7=Victoria|last8=Chen|first8=Tao|last9=Wang|first9=Duolao|date=13 Agustus 2018|title=Effect of maternal pre-pregnancy underweight and average gestational weight gain on physical growth and intellectual development of early school-aged children|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6089877/|journal=Scientific Reports|volume=8|pages=12014|doi=10.1038/s41598-018-30514-6|issn=2045-2322|pmc=6089877|pmid=30104682}}</ref>


Ibu dengan status gizi lebih dapat berpengaruh bagi kesehatan janin dan ibu yang mengandung. Ibu dengan obesitas memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg (makrosomia) yang akan menyulitkan persalinan,{{sfn|Lemmi-Keefe, Carol J.|2008|p=72}}<ref>{{Cite journal|last=Alfadhli|first=Eman M.|date=6 Februari 2021|title=Maternal Obesity Influences Birth Weight More Than Gestational Diabetes|url=https://doi.org/10.1186/s12884-021-03571-5|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=21|issue=1|pages=111|doi=10.1186/s12884-021-03571-5|issn=1471-2393|pmc=PMC7866872|pmid=}}</ref> meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat lahir seperti kelainan jantung<ref>{{Cite journal|last=Mills|first=James L|last2=Troendle|first2=James|last3=Conley|first3=Mary R|last4=Carter|first4=Tonia|last5=Druschel|first5=Charlotte M|date=1 Juni 2010|title=Maternal obesity and congenital heart defects: a population-based study|url=https://doi.org/10.3945/ajcn.2009.28865|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=91|issue=6|pages=1543–1549|doi=10.3945/ajcn.2009.28865|issn=0002-9165}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Xuezhen|last2=Ding|first2=Guoyong|last3=Yang|first3=Weili|last4=Feng|first4=Xia|last5=Li|first5=Yuejin|last6=Liu|first6=Huamin|last7=Zhang|first7=Qianqian|last8=Ji|first8=Long|last9=Li|first9=Dong|date=7 Juli 2019|title=Maternal Body Mass Index and Risk of Congenital Heart Defects in Infants: A Dose-Response Meta-Analysis|url=https://www.hindawi.com/journals/bmri/2019/1315796/|journal=BioMed Research International|language=en|volume=2019|pages=e1315796|doi=10.1155/2019/1315796|issn=2314-6133}}</ref> dan NTD (''neural tube defect'') atau kelainan kongenital akibat kegagalan penutupan lempeng saraf<ref>{{Cite journal|last=Wulan|first=Anggraeni Janar|last2=Simanjuntak|first2=Desindah Loria|date=1 Sepember 2016|title=Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Neural Tube Defect|url=https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1037|journal=Jurnal Majority|language=en-US|volume=5|issue=3|pages=55–61|issn=2337-3776}}</ref><ref>{{Cite web|last=Koren|first=Gideon|date=15 April 2021|title=Obesity, Neural Tube Defects and Folic Acid—A Complex Relationship|url=https://imrpress.com/journal/CEOG/48/2/10.31083/j.ceog.2021.02.2304/htm|website=imrpress.com|doi=10.31083/j.ceog.2021.02.2304/htm|access-date=16 Januari 2022}}</ref> serta bayi lahir mati<ref>{{Cite journal|last=Åmark|first=H.|last2=Westgren|first2=M.|last3=Persson|first3=M.|date=19 November 2018|title=Prediction of stillbirth in women with overweight or obesity—A register-based cohort study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6242307/|journal=PLoS ONE|volume=13|issue=11|pages=e0206940|doi=10.1371/journal.pone.0206940|issn=1932-6203|pmc=6242307|pmid=30452441}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Bodnar|first=Lisa M|last2=Parks|first2=W Tony|last3=Perkins|first3=Kiran|last4=Pugh|first4=Sarah J|last5=Platt|first5=Robert W|last6=Feghali|first6=Maisa|last7=Florio|first7=Karen|last8=Young|first8=Omar|last9=Bernstein|first9=Sarah|date=1 Oktober 2015|title=Maternal prepregnancy obesity and cause-specific stillbirth|url=https://doi.org/10.3945/ajcn.115.112250|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=102|issue=4|pages=858–864|doi=10.3945/ajcn.115.112250|issn=0002-9165}}</ref> atau kurang bulan,{{sfn|Lemmi-Keefe, Carol J.|2008|p=71}}<ref>{{Cite journal|last=Slack|first=Emma|last2=Best|first2=Kate E.|last3=Rankin|first3=Judith|last4=Heslehurst|first4=Nicola|date=2019-11-21|title=Maternal obesity classes, preterm and post-term birth: a retrospective analysis of 479,864 births in England|url=https://doi.org/10.1186/s12884-019-2585-z|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=19|issue=1|pages=434|doi=10.1186/s12884-019-2585-z|issn=1471-2393|pmc=PMC6873733|pmid=31752763}}</ref> dan menyulitkan saat pemeriksaan USG kehamilan akibat banyaknya lemak tubuh.<ref name=":0">{{Cite web|title=Obesity and Pregnancy|url=https://www.acog.org/en/womens-health/faqs/obesity-and-pregnancy|website=www.acog.org|language=|access-date=16 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Paladini|first=D.|date=2009|title=Sonography in obese and overweight pregnant women: clinical, medicolegal and technical issues|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/uog.6393|journal=Ultrasound in Obstetrics & Gynecology|language=en|volume=33|issue=6|pages=720–729|doi=10.1002/uog.6393|issn=1469-0705}}</ref>
Ibu dengan status gizi lebih dapat berpengaruh bagi kesehatan janin dan ibu yang mengandung. Ibu dengan obesitas memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg (makrosomia) yang akan menyulitkan persalinan,{{sfn|Lemmi-Keefe, Carol J.|2008|p=72}}<ref>{{Cite journal|last=Alfadhli|first=Eman M.|date=6 Februari 2021|title=Maternal Obesity Influences Birth Weight More Than Gestational Diabetes|url=https://doi.org/10.1186/s12884-021-03571-5|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=21|issue=1|pages=111|doi=10.1186/s12884-021-03571-5|issn=1471-2393|pmc=PMC7866872|pmid=}}</ref> meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat lahir seperti kelainan jantung<ref>{{Cite journal|last=Mills|first=James L|last2=Troendle|first2=James|last3=Conley|first3=Mary R|last4=Carter|first4=Tonia|last5=Druschel|first5=Charlotte M|date=1 Juni 2010|title=Maternal obesity and congenital heart defects: a population-based study|url=https://doi.org/10.3945/ajcn.2009.28865|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=91|issue=6|pages=1543–1549|doi=10.3945/ajcn.2009.28865|issn=0002-9165}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Liu|first=Xuezhen|last2=Ding|first2=Guoyong|last3=Yang|first3=Weili|last4=Feng|first4=Xia|last5=Li|first5=Yuejin|last6=Liu|first6=Huamin|last7=Zhang|first7=Qianqian|last8=Ji|first8=Long|last9=Li|first9=Dong|date=7 Juli 2019|title=Maternal Body Mass Index and Risk of Congenital Heart Defects in Infants: A Dose-Response Meta-Analysis|url=https://www.hindawi.com/journals/bmri/2019/1315796/|journal=BioMed Research International|language=en|volume=2019|pages=e1315796|doi=10.1155/2019/1315796|issn=2314-6133}}</ref> dan NTD (''neural tube defect'') atau kelainan kongenital akibat kegagalan penutupan lempeng saraf<ref>{{Cite journal|last=Wulan|first=Anggraeni Janar|last2=Simanjuntak|first2=Desindah Loria|date=1 Sepember 2016|title=Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Neural Tube Defect|url=https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1037|journal=Jurnal Majority|language=en-US|volume=5|issue=3|pages=55–61|issn=2337-3776}}</ref><ref>{{Cite web|last=Koren|first=Gideon|date=15 April 2021|title=Obesity, Neural Tube Defects and Folic Acid—A Complex Relationship|url=https://imrpress.com/journal/CEOG/48/2/10.31083/j.ceog.2021.02.2304/htm|website=imrpress.com|doi=10.31083/j.ceog.2021.02.2304/htm|access-date=16 Januari 2022}}</ref> serta bayi lahir mati<ref>{{Cite journal|last=Åmark|first=H.|last2=Westgren|first2=M.|last3=Persson|first3=M.|date=19 November 2018|title=Prediction of stillbirth in women with overweight or obesity—A register-based cohort study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6242307/|journal=PLoS ONE|volume=13|issue=11|pages=e0206940|doi=10.1371/journal.pone.0206940|issn=1932-6203|pmc=6242307|pmid=30452441}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Bodnar|first=Lisa M|last2=Parks|first2=W Tony|last3=Perkins|first3=Kiran|last4=Pugh|first4=Sarah J|last5=Platt|first5=Robert W|last6=Feghali|first6=Maisa|last7=Florio|first7=Karen|last8=Young|first8=Omar|last9=Bernstein|first9=Sarah|date=1 Oktober 2015|title=Maternal prepregnancy obesity and cause-specific stillbirth|url=https://doi.org/10.3945/ajcn.115.112250|journal=The American Journal of Clinical Nutrition|volume=102|issue=4|pages=858–864|doi=10.3945/ajcn.115.112250|issn=0002-9165}}</ref> atau kurang bulan,{{sfn|Lemmi-Keefe, Carol J.|2008|p=71}}<ref>{{Cite journal|last=Slack|first=Emma|last2=Best|first2=Kate E.|last3=Rankin|first3=Judith|last4=Heslehurst|first4=Nicola|date=2019-11-21|title=Maternal obesity classes, preterm and post-term birth: a retrospective analysis of 479,864 births in England|url=https://doi.org/10.1186/s12884-019-2585-z|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=19|issue=1|pages=434|doi=10.1186/s12884-019-2585-z|issn=1471-2393|pmc=PMC6873733|pmid=31752763}}</ref> dan menyulitkan saat pemeriksaan USG kehamilan akibat banyaknya lemak tubuh.<ref name=":0">{{Cite web|title=Obesity and Pregnancy|url=https://www.acog.org/en/womens-health/faqs/obesity-and-pregnancy|website=www.acog.org|language=|access-date=16 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Paladini|first=D.|date=2009|title=Sonography in obese and overweight pregnant women: clinical, medicolegal and technical issues|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/uog.6393|journal=Ultrasound in Obstetrics & Gynecology|language=en|volume=33|issue=6|pages=720–729|doi=10.1002/uog.6393|issn=1469-0705}}</ref>
Baris 520: Baris 520:


==== Kafeina ====
==== Kafeina ====
Minuman dan makanan yang mengandung [[kafeina]] dianjurkan tidak dikonsumsi melebihi 300 mg/hari<ref>{{Cite web|last=|date=2 September 2021|title=Diet considerations for breastfeeding mothers.|url=https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/maternal-diet.html|website=Centers for Disease Control and Prevention|language=|access-date=18 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Morgan|first=Sara|last2=Koren|first2=Gideon|last3=Bozzo|first3=Pina|date=April 2013|title=Is Caffeine Consumption Safe During Pregnancy?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3625078/|journal=Canadian Family Physician|volume=59|issue=4|pages=361–362|issn=0008-350X|pmc=3625078|pmid=23585600}}</ref> Kafeina banyak terkandung di dalam.
Minuman dan makanan yang mengandung [[kafeina]] dianjurkan tidak dikonsumsi melebihi 300 mg/hari (sekitar 2 sampai 3 cangkir kopi).<ref name=":7">{{Cite web|last=|date=2 September 2021|title=Diet considerations for breastfeeding mothers.|url=https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/diet-and-micronutrients/maternal-diet.html|website=Centers for Disease Control and Prevention|language=|access-date=18 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Morgan|first=Sara|last2=Koren|first2=Gideon|last3=Bozzo|first3=Pina|date=April 2013|title=Is Caffeine Consumption Safe During Pregnancy?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3625078/|journal=Canadian Family Physician|volume=59|issue=4|pages=361–362|issn=0008-350X|pmc=3625078|pmid=23585600}}</ref> Kafeina banyak terkandung di dalam kopi, minuman bersoda, minuman berenergi, teh, dan cokelat.<ref name=":7" />


Konsumsi kafeina yang berlebihan (8 cangkir kopi per hari) akan meningkatkan kadar katekolamin sehingga akan menyebabkan [[vasokonstriksi]] [[pembuluh darah]] [[plasenta]]. Hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung janin dan [[aritmia]] sehingga oksigenasi janin akan menurun. Penelitian pada hewan coba memperlihatkan kafeina yang berlebih akan menyebabkan kecatatan pada [[jantung]] karena efek [[teratogenik]]<nowiki/>nya.<ref>{{Cite journal|last=Jahanfar|first=Shayesteh|last2=Jaafar|first2=Sharifah Halimah|date=9 Juni 2015|title=Effect of Restricted Caffeine Intake by Mother on Fetal, Neonatal and Pregnancy Outcomes|url=https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD006965.pub4/full|journal=Cochrane Library|issue=2|doi=10.1002/14651858.CD006965.pub3|pmid=23459573}}</ref> Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan peningkatan angka keguguran<ref>{{Cite web|title=Many pregnant women are over-consuming caffeine|url=https://www.tommys.org/pregnancy-information/blogs-and-stories/im-pregnant/pregnancy-news-and-blogs/many-pregnant-women-are-over-consuming-caffeine|website=www.tommys.org|language=|access-date=18 Januari 2022}}</ref> atau perdarahan di awal kehamilan,<ref>{{Cite journal|last=Choi|first=Hansol|last2=Koo|first2=Seul|last3=Park|first3=Hyun-Young|date=21 Februari 2020|title=Maternal coffee intake and the risk of bleeding in early pregnancy: a cross-sectional analysis|url=https://doi.org/10.1186/s12884-020-2798-1|journal=BMC Pregnancy and Childbirth|volume=20|issue=1|pages=121|doi=10.1186/s12884-020-2798-1|issn=1471-2393|pmc=PMC7035749|pmid=32085746}}</ref> bayi lahir mati,<ref>{{Cite journal|last=Wisborg|first=Kirsten|last2=Kesmodel|first2=Ulrik|last3=Bech|first3=Bodil Hammer|last4=Hedegaard|first4=Morten|last5=Henriksen|first5=Tine Brink|date=22 Februari 2003|title=Maternal consumption of coffee during pregnancy and stillbirth and infant death in first year of life: prospective study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC149440/|journal=BMJ : British Medical Journal|volume=326|issue=7386|pages=420|doi=10.1136/bmj.326.7386.420|issn=0959-8138|pmid=12595379}}</ref><ref>{{Cite web|title=New research suggests caffeine raises stillbirth risk in pregnancy|url=https://www.rcog.org.uk/en/news/new-research-suggests-caffeine-raises-stillbirth-risk-in-pregnancy/|website=Royal College of Obstetricians &amp; Gynaecologists|language=|access-date=18 Januari 2022}}</ref> BBLR,<ref>{{Cite journal|last=Sengpiel|first=Verena|last2=Elind|first2=Elisabeth|last3=Bacelis|first3=Jonas|last4=Nilsson|first4=Staffan|last5=Grove|first5=Jakob|last6=Myhre|first6=Ronny|last7=Haugen|first7=Margaretha|last8=Meltzer|first8=Helle Margrete|last9=Alexander|first9=Jan|date=19 Februari 2013|title=Maternal caffeine intake during pregnancy is associated with birth weight but not with gestational length: results from a large prospective observational cohort study|url=https://doi.org/10.1186/1741-7015-11-42|journal=BMC Medicine|volume=11|issue=1|pages=42|doi=10.1186/1741-7015-11-42|issn=1741-7015|pmc=PMC3606471|pmid=23421532}}</ref> [[leukemia]] akut pada usia kanak-kanak,<ref>{{Cite journal|last=Latino-Martel|first=Paule|last2=Chan|first2=Doris S. M.|last3=Druesne-Pecollo|first3=Nathalie|last4=Barrandon|first4=Emilie|last5=Hercberg|first5=Serge|last6=Norat|first6=Teresa|date=1 Mei 2010|title=Maternal Alcohol Consumption during Pregnancy and Risk of Childhood Leukemia: Systematic Review and Meta-analysis|url=https://cebp.aacrjournals.org/content/19/5/1238|journal=Cancer Epidemiology and Prevention Biomarkers|language=|volume=19|issue=5|pages=1238–1260|doi=10.1158/1055-9965.EPI-09-1110|issn=1055-9965|pmid=20447918}}</ref> dan kelebihan berat badan atau [[obesitas anak]] akibat kafeina.<ref>{{Cite journal|last=James|first=Jack E.|date=1 Juni 2021|title=Maternal caffeine consumption and pregnancy outcomes: a narrative review with implications for advice to mothers and mothers-to-be|url=https://ebm.bmj.com/content/26/3/114|journal=BMJ Evidence-Based Medicine|language=|volume=26|issue=3|pages=114–115|doi=10.1136/bmjebm-2020-111432|issn=2515-446X|pmid=32843532}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Frayer|first=Natalie C|last2=Kim|first2=Yeonsoo|date=2020|title=Caffeine Intake During Pregnancy and Risk of Childhood Obesity: A Systematic Review|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7545400/|journal=International Journal of Maternal and Child Health and AIDS|volume=9|issue=3|pages=364–380|doi=10.21106/ijma.387|issn=2161-8674|pmc=7545400|pmid=}}</ref> Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessica L. Gleason dan kawan-kawan pada tahun 2021 menunjukkan bahkan dengan konsumsi kafeina 200 mg per hari dapat mengganggu perkembangan janin.<ref>{{Cite journal|last=Gleason|first=Jessica L.|last2=Tekola-Ayele|first2=Fasil|last3=Sundaram|first3=Rajeshwari|last4=Hinkle|first4=Stefanie N.|last5=Vafai|first5=Yassaman|last6=Buck Louis|first6=Germaine M.|last7=Gerlanc|first7=Nicole|last8=Amyx|first8=Melissa|last9=Bever|first9=Alaina M.|date=25 Maret 2021|title=Association Between Maternal Caffeine Consumption and Metabolism and Neonatal Anthropometry: A Secondary Analysis of the NICHD Fetal Growth Studies–Singletons|url=https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2021.3238|journal=JAMA Network Open|volume=4|issue=3|pages=e213238–e213238|doi=10.1001/jamanetworkopen.2021.3238|issn=2574-3805}}</ref>
Konsumsi kafeina yang berlebihan (8 cangkir kopi per hari) akan meningkatkan kadar katekolamin sehingga akan menyebabkan [[vasokonstriksi]] [[pembuluh darah]] [[plasenta]]. Hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung janin dan [[aritmia]] sehingga oksigenasi janin akan menurun. Penelitian pada hewan coba memperlihatkan kafeina yang berlebih akan menyebabkan kecatatan pada [[jantung]] karena efek [[teratogenik]]<nowiki/>nya.<ref>{{Cite journal|last=Jahanfar|first=Shayesteh|last2=Jaafar|first2=Sharifah Halimah|date=9 Juni 2015|title=Effect of Restricted Caffeine Intake by Mother on Fetal, Neonatal and Pregnancy Outcomes|url=https://www.cochranelibrary.com/cdsr/doi/10.1002/14651858.CD006965.pub4/full|journal=Cochrane Library|issue=2|doi=10.1002/14651858.CD006965.pub3|pmid=23459573}}</ref>

==== Alkohol ====
Tidak ada jumlah minimal alkohol yang diperbolehkan selama kehamilan. Oleh karena itu alkohol adalah minuman yang sangat dianjurkan untuk dihindari.<ref>{{Cite web|last=Kelley|first=Ryan|title=What are the Effects & Dangers of Alcohol During Pregnancy?|url=https://americanaddictioncenters.org/alcoholism-treatment/dangers-pregnancy|website=American Addiction Centers|language=|access-date=19 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Charness|first=Michael E.|last2=Riley|first2=Edward P.|last3=Sowell|first3=Elizabeth R.|date=Februari 2016|title=Drinking During Pregnancy and the Developing Brain: Is Any Amount Safe?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4788102/|journal=Trends in cognitive sciences|volume=20|issue=2|pages=80–82|doi=10.1016/j.tics.2015.09.011|issn=1364-6613|pmc=4788102|pmid=26801950}}</ref> Alkohol dapat memengaruhi suplai makanan untuk janin. Hal ini timbul dari ketidakseimbangan aliran darah janin yang terjadi karena penurunan availabilitas oksida nitrat dan peningkatan [[stres oksidatif]].<ref>{{Cite journal|last=Sebastiani|first=Giorgia|last2=Borrás-Novell|first2=Cristina|last3=Alsina Casanova|first3=Miguel|last4=Pascual Tutusaus|first4=Mireia|last5=Ferrero Martínez|first5=Silvia|last6=Gómez Roig|first6=María Dolores|last7=García-Algar|first7=Oscar|date=2 Agustus 2018|title=The Effects of Alcohol and Drugs of Abuse on Maternal Nutritional Profile during Pregnancy|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6116049/|journal=Nutrients|volume=10|issue=8|pages=1008|doi=10.3390/nu10081008|issn=2072-6643|pmc=6116049|pmid=30072661}}</ref>

Konsumsi alkohol selama kehamilan akan menyebabkan peningkatan terjadinya angka keguguran,<ref>{{Cite journal|last=Sundermann|first=Alexandra C.|last2=Zhao|first2=Sifang|last3=Young|first3=Chantay L.|last4=Lam|first4=LeAnn|last5=Jones|first5=Sarah H.|last6=Velez Edwards|first6=Digna R.|last7=Hartmann|first7=Katherine E.|date=13 Juni 2019|title=Alcohol Use in Pregnancy and Miscarriage: A Systematic Review and Meta-Analysis|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6677630/|journal=Alcoholism, clinical and experimental research|pages=10.1111/acer.14124|doi=10.1111/acer.14124|issn=0145-6008|pmc=6677630|pmid=31194258}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Bhuvaneswar|first=Chaya G.|last2=Chang|first2=Grace|last3=Epstein|first3=Lucy A.|last4=Stern|first4=Theodore A.|date=2007|title=Alcohol Use During Pregnancy: Prevalence and Impact|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2139915/|journal=Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry|volume=9|issue=6|pages=455–460|issn=1523-5998|pmc=2139915|pmid=18185825}}</ref> gangguan perkembangan otak janin,<ref>{{Cite web|last=Goodlett|first=Charles R.|last2=Horn|first2=Kristin H.|title=Mechanisms of Alcohol-Induced Damage to the Developing|url=https://pubs.niaaa.nih.gov/publications/arh25-3/175-184.htm|website=pubs.niaaa.nih.gov|access-date=19 Januari 2022}}</ref> malanutrisi janin sehingga berat badannya rendah, dan ''fetal alcohol syndrome'' (FAS) atau kumpulan gejala pada anak akibat paparan alkohol dalam jumlah besar semasa dalam kandungan.<ref name=":8">{{Cite journal|date=2002-3|title=Fetal alcohol syndrome: What you should know about drinking during pregnancy|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2794811/|journal=Paediatrics & Child Health|volume=7|issue=3|pages=177–178|issn=1205-7088|pmc=2794811|pmid=20046290}}</ref><ref>{{Cite web|date=2 Desember 2020|title=Drinking Alcohol While Pregnant|url=https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/drinking-alcohol-while-pregnant/|website=nhs.uk|language=|access-date=19 Januari 2022}}</ref>

Gejala FAS pada anak tergantung dari usianya. Pada usia balita, gejalanya dapat berupa hiperaktif, kesulitan untuk mengikuti instruksi sederhana, dan keterlambatan tumbuh kembang. Pada usia sekolah, anak kemungkinan akan mengalami kesulitan belajar, membaca, memusatkan perhatian, dan masalah perilaku.<ref name=":8" /><ref>{{Cite web|title=Fetal alcohol syndrome - Symptoms and causes|url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-alcohol-syndrome/symptoms-causes/syc-20352901|website=Mayo Clinic|language=|access-date=19 Januari 2022}}</ref>


== Gizi setelah masa kehamilan ==
== Gizi setelah masa kehamilan ==

Revisi per 18 Januari 2022 20.05

Seorang wanita sebelum, selama, dan setelah kehamilan.

Gizi dan kehamilan merujuk kepada asupan gizi dan perencanaan pola makan sebelum, selama dan setelah kehamilan.[1][2]

Gizi sebelum masa kehamilan

Untuk persiapan kehamilan, status gizi calon ibu hamil harus dipersiapkan sejak sebelum seorang perempuan positif mengandung. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesuburan dan memengaruhi kemampuan untuk melakukan pembuahan, mempersiapkan kehamilan yang sehat, menghindarkan calon ibu dari makanan atau minuman yang menghambat terjadinya kehamilan dan berbahaya bagi calon janin.[3][4]

Status gizi yang diperhatikan bukan hanya status gizi kurang, tetapi juga status gizi lebih. Status gizi kurang menyebabkan ketidakmampuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin dan kondisi plasenta menyuplai makanan tidak optimal. Dampak yang dapat timbul dari kondisi ini adalah keguguran,[5] bayi lahir kurang bulan (prematur), kecacatan pada bayi, dan bayi BBLR (berat badan lahir rendah).[3][6]

Ibu dengan status gizi lebih dapat berpengaruh bagi kesehatan janin dan ibu yang mengandung. Ibu dengan obesitas memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg (makrosomia) yang akan menyulitkan persalinan,[7][8] meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat lahir seperti kelainan jantung[9][10] dan NTD (neural tube defect) atau kelainan kongenital akibat kegagalan penutupan lempeng saraf[11][12] serta bayi lahir mati[13][14] atau kurang bulan,[15][16] dan menyulitkan saat pemeriksaan USG kehamilan akibat banyaknya lemak tubuh.[17][18]

Selain dampak terhadap janin, status gizi lebih calon ibu juga dapat menyebabkan terjadinya hipertensi gestasional atau peningkatan tekanan darah yang terjadi saat kehamilan,[19][20] preeklampsia sebagai akibat dari hipertensi gestasional,[21][22] diabetes gestasional,[21][23] dan gangguan apnea tidur obstruktif yang akan meningkatkan risiko terjadinya peningkatan tekanan darah,[24][25] tromboembolisme vena,[26][27] proses persalinan yang sulit dan peningkatan kemungkinan operasi sesar,[28][29][30] dan menimbulkan masalah kesehatan mental bagi ibu hamil.[31][32]

Gizi selama masa kehamilan

Target Gizi Harian untuk Wanita Hamil Berdasarkan Umur dan Usia Kehamilan[33]
Makronutrien, mineral, dan Vitamin Kelompok usia (tahun)
14-18 19-30 31-50
Trimester
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jumlah kalori Sumber 1.800 2.200 2.400 2.000 2.400 2.600 1.800 2.200 2.400
Makronutrien
Protein (% kkal) AMDR1 10-30 10-30 10-30 10-35 10-35 10-35 10-35 10-35 10-35
Protein (gram) RDA2 71 71 71 71 71 71 71 71 71
Karbohidrat (% kkal) AMDR 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65
Karbohidrat (gram) RDA 175 175 175 175 175 175 175 175 175
Serat (gram) 14 gr/1.000 kkal 25 31 34 28 34 36 25 31 34
Tambahan gula (% kkal) DGA3 <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10
Total lemak (% kkal) AMDR 25-35 25-35 25-35 20-35 20-35 20-35 20-35 20-35 20-35
Asam lemak jenuh (% kkal) DGA <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10 <10
Asam linoleat (gram) AI4 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Asam linolenat (gram) AI 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4
Mineral
Kalsium (mg) RDA 1.300 1.300 1.300 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Zat besi (mg) RDA 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Magnesium (mg) RDA 400 400 400 350 350 350 360 360 360
Fosfor (mg) RDA 1.250 1.250 1.250 700 700 700 700 700 700
Potasium/kalium (mg) AI 2.600 2.600 2.600 2.900 2.900 2.900 2.900 2.900 2.900
Sodium/natrium (mg) CDRR5 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300
Seng (mg) RDA 12 12 12 11 11 11 11 11 11
Iodin (mcg) RDA 220 220 220 220 220 220 220 220 220
Vitamin
Vitamin A (mcg RAE6) RDA 750 750 750 770 770 770 770 770 770
Vitamin E (mg AT7) RDA 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Vitamin D (IU) RDA 600 600 600 600 600 600 600 600 600
Vitamin C (mg) RDA 80 80 80 85 85 85 85 85 85
Tiamina (mg) RDA 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4
Riboflavin (mg) RDA 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4
Niasin (mg) RDA 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Vitamin B6 (mg) RDA 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9
Vitamin B12 (mcg) RDA 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6
Kolina (mg) AI 450 450 450 450 450 450 450 450 450
Vitamin K (mcg) AI 75 75 75 90 90 90 90 90 90
Asam folat (mcg DFE8) RDA 600 600 600 600 600 600 600 600 600

1. AMDR (Acceptable Macronutrient Distribution Ranges) atau kisaran distribusi makronutrien yang dapat diterima,[34] 2. RDA (Recommended Dietary Allowance) atau angka kecukupan gizi,[34] 3. DGA (Dietary Guidelines for Americans 2020-2025) atau pedoman diet orang Amerika untuk tahun 2020-2025,[33] 4. AI (Adequate Intake) atau asupan adekuat,[34] 5. CDRR (Chronic Disease Risk Reduction) atau pengurangan risiko penyakit kronis,[35] 6. RAE (Retinol Activity Equivalents) atau satuan ukuran sediaan vitamin A,[36] 7. AT (Alpha-tocopherol) atau sediaan vitamin E oral ,[37] 8. DFE (Dietary Folate Equivalent) atau angka kecukupan asam folat.[38]

Makanan dan minuman yang harus dihindari

Pada dasarnya hampir semua makanan dan minuman boleh dikonsumsi oleh wanita yang sedang hami. Namun, beberapa jenis makanan dapat menyebabkan infeksi dan gangguan janin.[39]

Makanan laut

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika atau Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan edaran tentang jumlah asupan makanan laut yang dianjurkan untuk ibu hamil, jenis apa yang boleh dikonsumsi dalam jumlah terbatas, serta jenis yang sebaiknya tidak dikonsumsi. Edaran tersebut didasarkan pada kadar merkuri yang terkandung di dalam beberapa jenis ikan.[40]

Merkuri diduga dapat melewati barier plasenta dan menyebabkan kerusakan saraf pada janin. Tenggiri Amerika (king mackerel), orange roughy atau Hoplostethus atlanticus, ikan marlin, ikan hiu, ikan todak, tilefish dari Teluk Meksiko, dan tuna mata besar (bigeye tuna) adalah golongan ikan yang memiliki kadar merkuri tinggi sehingga masuk ke dalam daftar makanan laut yang dihindari.[40] Makanan laut yang masuk ke dalam kelompok pilihan terbaik boleh dikonsumsi 2-3 porsi per minggu dengan takaran 4 ons per porsi. Sedangkan yang masuk ke dalam kelompok pilihan baik dikonsumsi 1 porsi sekali seminggu dengan takaran 4 ons per porsi.[40]

Penelitian yang dilakukan oleh Joseph Hibbeln dan kawan-kawan dari Fakultas Kedokteran Universitas Bristol Inggris pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kadar merkuri total yang dikonsumsi oleh seorang wanita selama periode kehamilan dari ikan tidak memiliki hubungan dengan masalah kemampuan skolastik anak. Meskipun demikian, kemampuan dalam bidang matematika dan sains dari anak yang ibunya tidak mengonsumsi ikan selama kehamilan, lebih baik bila dibandingkan dengan anak yang ibunya mengonsumsi ikan.[41]

Nimesh Patel dari Universitas Lethbridge Kanada, dalam penelitiannya di tahun 2019 menyebutkan bahwa terdapat bukti hubungan antara paparan merkuri pada masa awal kehamilan dengan laporan anxietas pada anak. Penelitian ini menilai perilaku anak berdasarkan Behavior Assessment System for Children atau (BASC-2) pada usia 2, 3, 4, 5, dan 8 tahun.[42]

Sofya Pugach dan Thomas Clarkson dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Texas Amerika melaporkan studi kasus dari seorang ibu hamil usia 27 tahun dengan usia kehamilan 8 minggu yang memiliki kadar merkuri dalam darahnya 209 ngHg/ml (kadar normal 0,34 ngHg/ml) pada tahun 2009. Bayi yang dilahirkan pada usia 37 minggu tidak memiliki masalah dengan berat dan tinggi badan serta tidak ditemukan keterlambatan tumbuh kembang dan kelainan neurologis dalam 8 bulan pertama kehidupannya.[43]

Rekomendasi Makanan Laut dari FDA[40]
Pilihan terbaik
Ikan dari subfamili Alosinae Kerang Simping Makerel pasifik
Micropogonias undulatus Ikan kod Ikan haring Tiram
Makerel atlantik (Scomber scombrus) Kepiting Lobster Ikan pickerel (Esox niger)
Ikan bass laut hitam (Centropristis striata) Lobster air tawar Lobster berduri Ikan dari genus Pollock
Ikan dari famili Stromateidae Ikan sebelah Siluriformes Salmon
Ikan dari famili Rajidae Ikan haddock Ikan teri Sarden
Ikan hake dari famili Physidae dan Merlucciidae Kerabat udang Cumi-cumi Ikan dari famili Osmeridae
Ikan genus Perca air tawar dan air asin Ikan tilapia Ikan trout Ikan dari famili Rajidae
Ikan mullet dari famili Mugilidae Ikan putih Cakalang kaleng Ikan dari famili Soleidae
Ikan whiting dari famili Sillaginidae
Pilihan baik
Ikan famili Malacanthidae dari lautan atlantik Kerapu Tuna albakora Cynoscion regalis
Ikan subfamili Sebastinae (rockfish) Kakap Madidihang Morone saxatilis
Ikan genus Lophius (monkfish) Ikan halibut Pomatomus saltatrix Archosargus probatocephalus
Ikan genus Ictiobus (buffalofish) Ikan lemadang Siprinide Anoplopoma fimbria
Genyonemus lineatus Tenggiri/Scomberomorini Dissostichus eleginoides

Produk susu segar

Ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengonsumsi susu segar yang tidak dipasteurisasi[44] dan produk turunannya seperti yoghurt, krim dan es krim. Begitu juga dengan beberapa jenis keju seperti keju lunak brie dan camembert dan keju biru (blue veined) yang terbuat dari susu sapi yang tidak dipasteurisasi serta keju yang terbuat dari susu kambing atau domba.[45][46] Produk susu ini dapat menyebabkan infeksi Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni, Salmonella species, Brucella species, and Escherichia coli.[47]

Listeria adalah bakteri yang mampu menembus barier plasenta dan menyebabkan infeksi pada janin.[48] Listeria dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan keracunan dalam darah ibu hamil.[49]

Berdasarkan data dari CDC (Center for Disease Control) Amerika, sekitar 1.700 orang di Amerika terinfeksi Listeria setiap tahunnya. Dari angka tersebut terdapat 17% ibu hamil.[50] Insiden terjadinya infeksi Listeria atau listeriosis pada ibu hamil adalah 12 per 100.000 kehamilan.[48]

Makanan yang mentah

Ikan, telur, daging, dan sayur yang masih mentah atau setengah matang mengandung bakteri yang dapat membahayakan janin.[51] Makanan yang mengandung ikan mentah seperti sushi harus dihindari karena kemungkinan membawa bakteri atau virus seperti norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria. Daging yang mentah atau kurang matang akan meningkatkan risiko infeksi Toxoplasma gondii, E. coli, dan Listeria. Telur mentah yang dapat ditemukan di dalam makanan yang dibuat sendiri di rumah seperti mayones, lapisan gula untuk hiasan kue, es krim, dan saus untuk salad. Selain itu saus hollandaise dan telur orak-arik yang setengah matang sebaiknya dihindari.[51][52]

Sayuran mentah terutama tanaman berkecambah seperti alfalfa, tauge, dan semanggi meningkatkan kemungkinan infeksi E. coli.[53]

Kafeina

Minuman dan makanan yang mengandung kafeina dianjurkan tidak dikonsumsi melebihi 300 mg/hari (sekitar 2 sampai 3 cangkir kopi).[54][55] Kafeina banyak terkandung di dalam kopi, minuman bersoda, minuman berenergi, teh, dan cokelat.[54]

Konsumsi kafeina yang berlebihan (8 cangkir kopi per hari) akan meningkatkan kadar katekolamin sehingga akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah plasenta. Hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung janin dan aritmia sehingga oksigenasi janin akan menurun. Penelitian pada hewan coba memperlihatkan kafeina yang berlebih akan menyebabkan kecatatan pada jantung karena efek teratogeniknya.[56] Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan peningkatan angka keguguran[57] atau perdarahan di awal kehamilan,[58] bayi lahir mati,[59][60] BBLR,[61] leukemia akut pada usia kanak-kanak,[62] dan kelebihan berat badan atau obesitas anak akibat kafeina.[63][64] Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessica L. Gleason dan kawan-kawan pada tahun 2021 menunjukkan bahkan dengan konsumsi kafeina 200 mg per hari dapat mengganggu perkembangan janin.[65]

Alkohol

Tidak ada jumlah minimal alkohol yang diperbolehkan selama kehamilan. Oleh karena itu alkohol adalah minuman yang sangat dianjurkan untuk dihindari.[66][67] Alkohol dapat memengaruhi suplai makanan untuk janin. Hal ini timbul dari ketidakseimbangan aliran darah janin yang terjadi karena penurunan availabilitas oksida nitrat dan peningkatan stres oksidatif.[68]

Konsumsi alkohol selama kehamilan akan menyebabkan peningkatan terjadinya angka keguguran,[69][70] gangguan perkembangan otak janin,[71] malanutrisi janin sehingga berat badannya rendah, dan fetal alcohol syndrome (FAS) atau kumpulan gejala pada anak akibat paparan alkohol dalam jumlah besar semasa dalam kandungan.[72][73]

Gejala FAS pada anak tergantung dari usianya. Pada usia balita, gejalanya dapat berupa hiperaktif, kesulitan untuk mengikuti instruksi sederhana, dan keterlambatan tumbuh kembang. Pada usia sekolah, anak kemungkinan akan mengalami kesulitan belajar, membaca, memusatkan perhatian, dan masalah perilaku.[72][74]

Gizi setelah masa kehamilan

Target Gizi Harian untuk Wanita Menyusui[33]
Makronutrien, mineral, dan Vitamin Kelompok usia (tahun)
14-18 19-30 31-50
Bulan pasca-bersalin
0-6 7-12 0-6 7-12 0-6 7-12
Jumlah kalori Sumber 2.200 2.200 2.400 2.400 2.200 2.200
Makronutrien
Protein (% kkal) AMDR 10-30 10-30 10-35 10-35 10-35 10-35
Protein (gram) RDA 71 71 71 71 71 71
Karbohidrat (% kkal) AMDR 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65 45-65
Karbohidrat (gram) RDA 210 210 210 210 210 210
Serat (gram) 14 gr/1.000 kkal 31 31 34 34 31 31
Tambahan gula (% kkal) DGA <10 <10 <10 <10 <10 <10
Total lemak (% kkal) AMDR 25-35 25-35 20-35 20-35 20-35 20-35
Asam lemak jenuh (% kkal) DGA <10 <10 <10 <10 <10 <10
Asam linoleat (gram) AI 13 13 13 13 13 13
Asam linolenat (gram) AI 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3
Mineral
Kalsium (mg) RDA 1.300 1.300 1.000 1.000 1.000 1.000
Zat besi (mg) RDA 10 10 9 9 9 9
Magnesium (mg) RDA 360 360 310 310 320 320
Fosfor (mg) RDA 1.250 1.250 700 700 700 700
Potasium/kalium (mg) AI 2.500 2.500 2.800 2.800 2.800 2.800
Sodium/natrium (mg) CDRR 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300 2.300
Seng (mg) RDA 13 13 12 12 12 12
Iodin (mcg) RDA 290 290 290 290 290 290
Vitamin
Vitamin A (mcg RAE) RDA 1.200 1.200 1.300 1.300 1.300 1.300
Vitamin E (mg AT) RDA 19 19 19 19 19 19
Vitamin D (IU) RDA 600 600 600 600 600 600
Vitamin C (mg) RDA 115 115 120 120 120 120
Tiamina (mg) RDA 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4
Riboflavin (mg) RDA 1.6 1.6 1.6 1.6 1,6 1,6
Niasin (mg) RDA 17 17 17 17 17 17
Vitamin B6 (mg) RDA 2 2 2 2 2 2
Vitamin B12 (mcg) RDA 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8 2,8
Kolina (mg) AI 550 550 550 550 550 550
Vitamin K (mcg) AI 75 75 90 90 90 90
Asam folat (mcg DFE) RDA 500 500 500 500 500 500

Referensi

  1. ^ Levine, Hallie (21 Oktober 2020). Jain, Tarun, ed. "The Prepregnancy Diet: What to Eat When You're Trying to Get Pregnant". What to Expect. Diakses tanggal 14 Januari 2022. 
  2. ^ "Maternal nutrition". www.unicef.org. Diakses tanggal 13 Januari 2022. 
  3. ^ a b Soetardjo, Susirah (2011), hlm. 166: "Kesehatan ibu sebelum konsepsi mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri. (...) Gizi-kurang dan gizi-lebih sebelum kehamilan berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan. Pada keadaan gizi-kurang, simpanan zat-zat gizi ibu tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu. Dalam keadaan seperti ini plasenta tidak berkembang dengan baik sehingga tidak mampu menyuplai zat-zat gizi dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan janin. Akibat yang mungkin terjadi adalah pertumbuhan janin terhambat, bayi cacat sejak lahir, keguguran aau bayi lahir-mati, bayi lahir kurang-bulan (prematur), atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (...) Gizi lebih juga berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dan persalinan. (...) Bayi kemungkinan dilahirkan lewat-waktu dengan berat badan lebih dari 4,0 kg. (...)" Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "FOOTNOTESoetardjo, Susirah2011166" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  4. ^ Siswosuharjo, Suwignyo 2010, hlm. 4.
  5. ^ Tang, Shengluan; Huang, Jialyu; Lin, Jiaying; Kuang, Yanping (7 Januari 2021). "Adverse effects of pre-pregnancy maternal underweight on pregnancy and perinatal outcomes in a freeze-all policy". BMC Pregnancy and Childbirth. 21 (1): 32. doi:10.1186/s12884-020-03509-3. ISSN 1471-2393. PMC 7791874alt=Dapat diakses gratis. 
  6. ^ Li, Chao; Zhu, Ni; Zeng, Lingxia; Dang, Shaonong; Zhou, Jing; Pei, Leilei; Watson, Victoria; Chen, Tao; Wang, Duolao (13 Agustus 2018). "Effect of maternal pre-pregnancy underweight and average gestational weight gain on physical growth and intellectual development of early school-aged children". Scientific Reports. 8: 12014. doi:10.1038/s41598-018-30514-6. ISSN 2045-2322. PMC 6089877alt=Dapat diakses gratis. PMID 30104682. 
  7. ^ Lemmi-Keefe, Carol J. 2008, hlm. 72.
  8. ^ Alfadhli, Eman M. (6 Februari 2021). "Maternal Obesity Influences Birth Weight More Than Gestational Diabetes". BMC Pregnancy and Childbirth. 21 (1): 111. doi:10.1186/s12884-021-03571-5. ISSN 1471-2393. PMC 7866872alt=Dapat diakses gratis. 
  9. ^ Mills, James L; Troendle, James; Conley, Mary R; Carter, Tonia; Druschel, Charlotte M (1 Juni 2010). "Maternal obesity and congenital heart defects: a population-based study". The American Journal of Clinical Nutrition. 91 (6): 1543–1549. doi:10.3945/ajcn.2009.28865. ISSN 0002-9165. 
  10. ^ Liu, Xuezhen; Ding, Guoyong; Yang, Weili; Feng, Xia; Li, Yuejin; Liu, Huamin; Zhang, Qianqian; Ji, Long; Li, Dong (7 Juli 2019). "Maternal Body Mass Index and Risk of Congenital Heart Defects in Infants: A Dose-Response Meta-Analysis". BioMed Research International (dalam bahasa Inggris). 2019: e1315796. doi:10.1155/2019/1315796. ISSN 2314-6133. 
  11. ^ Wulan, Anggraeni Janar; Simanjuntak, Desindah Loria (1 Sepember 2016). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Neural Tube Defect". Jurnal Majority (dalam bahasa Inggris). 5 (3): 55–61. ISSN 2337-3776. 
  12. ^ Koren, Gideon (15 April 2021). "Obesity, Neural Tube Defects and Folic Acid—A Complex Relationship". imrpress.com. doi:10.31083/j.ceog.2021.02.2304/htm. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  13. ^ Åmark, H.; Westgren, M.; Persson, M. (19 November 2018). "Prediction of stillbirth in women with overweight or obesity—A register-based cohort study". PLoS ONE. 13 (11): e0206940. doi:10.1371/journal.pone.0206940. ISSN 1932-6203. PMC 6242307alt=Dapat diakses gratis. PMID 30452441. 
  14. ^ Bodnar, Lisa M; Parks, W Tony; Perkins, Kiran; Pugh, Sarah J; Platt, Robert W; Feghali, Maisa; Florio, Karen; Young, Omar; Bernstein, Sarah (1 Oktober 2015). "Maternal prepregnancy obesity and cause-specific stillbirth". The American Journal of Clinical Nutrition. 102 (4): 858–864. doi:10.3945/ajcn.115.112250. ISSN 0002-9165. 
  15. ^ Lemmi-Keefe, Carol J. 2008, hlm. 71.
  16. ^ Slack, Emma; Best, Kate E.; Rankin, Judith; Heslehurst, Nicola (2019-11-21). "Maternal obesity classes, preterm and post-term birth: a retrospective analysis of 479,864 births in England". BMC Pregnancy and Childbirth. 19 (1): 434. doi:10.1186/s12884-019-2585-z. ISSN 1471-2393. PMC 6873733alt=Dapat diakses gratis. PMID 31752763. 
  17. ^ "Obesity and Pregnancy". www.acog.org. Diakses tanggal 16 Januari 2022. 
  18. ^ Paladini, D. (2009). "Sonography in obese and overweight pregnant women: clinical, medicolegal and technical issues". Ultrasound in Obstetrics & Gynecology (dalam bahasa Inggris). 33 (6): 720–729. doi:10.1002/uog.6393. ISSN 1469-0705. 
  19. ^ Kazemian, Elham; Sotoudeh, Gity; Dorosty-Motlagh, Ahmad Reza; Eshraghian, Mohammad Reza; Bagheri, Minoo (September 2014). "Maternal Obesity and Energy Intake as Risk Factors of Pregnancy-induced Hypertension among Iranian Women". Journal of Health, Population, and Nutrition. 32 (3): 486–493. ISSN 1606-0997. PMC 4221454alt=Dapat diakses gratis. PMID 25395911. 
  20. ^ Savitri, Ary I.; Zuithoff, Peter; Browne, Joyce L.; Amelia, Dwirani; Baharuddin, Mohammad; Grobbee, Diederick E.; Uiterwaal, Cuno S. P. M. (1 Agustus 2016). "Does pre-pregnancy BMI determine blood pressure during pregnancy? A prospective cohort study". BMJ Open (dalam bahasa Inggris). 6 (8): e011626. doi:10.1136/bmjopen-2016-011626. ISSN 2044-6055. PMID 27515754. 
  21. ^ a b Lemmi-Keefe, Carol J. 2008, hlm. 70.
  22. ^ Shao, Yawen; Qiu, Jie; Huang, Huang; Mao, Baohong; Dai, Wei; He, Xiaochun; Cui, Hongmei; Lin, Xiaojuan; Lv, Ling (1 Desember 2017). "Pre-pregnancy BMI, gestational weight gain and risk of preeclampsia: a birth cohort study in Lanzhou, China". BMC Pregnancy and Childbirth. 17 (1): 400. doi:10.1186/s12884-017-1567-2. ISSN 1471-2393. 
  23. ^ Shanty, Sandra (2013), hlm. 52: "Setiap wanita dapat berpotensi mengalami gestasional diabetes. Meskipun demikian, beberapa wanita memiliki risiko yang lebih besar. (...)Perempuan akan lebih berisiko terkena diabetes kehamilan jika memiliki kelebihan berat badan secara signifikan dengan indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih tinggi."
  24. ^ Ghesquière, L.; Deruelle, P.; Ramdane, Y.; Garabedian, C.; Charley-Monaca, C.; Dalmas, A.-F. (8 September 2020). "Obstructive sleep apnea in obese pregnant women: A prospective study". PLoS ONE. 15 (9): e0238733. doi:10.1371/journal.pone.0238733. ISSN 1932-6203. PMC 7478531alt=Dapat diakses gratis. PMID 32898189. 
  25. ^ Dominguez, Jennifer E.; Krystal, Andrew D.; Habib, Ashraf S. (November 2018). "Obstructive Sleep Apnea in Pregnant Women: A Review of Pregnancy Outcomes and an Approach to Management". Anesthesia and analgesia. 127 (5): 1167–1177. doi:10.1213/ANE.0000000000003335. ISSN 0003-2999. PMC 6733415alt=Dapat diakses gratis. PMID 29649034. 
  26. ^ Malinowski, Ann Kinga; Bomba-Opoń, Dorota; Parrish, Jacqueline; Sarzyńska, Urszula; Farine, Dan (2017). "Venous tThromboembolism in Obese Pregnant Women: Approach to Diagnosis and Management". Ginekologia Polska. 88 (8): 453–459. doi:10.5603/GP.a2017.0083. ISSN 2543-6767. 
  27. ^ Sultan, Alyshah Abdul; West, Joe; Tata, Laila J.; Fleming, Kate M.; Nelson-Piercy, Catherine; Grainge, Matthew J. (7 November 2013). "Risk of first venous thromboembolism in pregnant women in hospital: population based cohort study from England". BMJ (dalam bahasa Inggris). 347: f6099. doi:10.1136/bmj.f6099. ISSN 1756-1833. PMID 24201164. 
  28. ^ Fitzsimons, Kate J; Modder, Jo; Greer, Ian A (Juni 2009). "Obesity in Pregnancy: Risks and Management". Obstetric Medicine. 2 (2): 52–62. doi:10.1258/om.2009.090009. ISSN 1753-495X. PMC 4989730alt=Dapat diakses gratis. PMID 27582812. 
  29. ^ Nkoka, Owen; Ntenda, Peter Austin Morton; Senghore, Thomas; Bass, Paul (3 April 2019). "Maternal overweight and obesity and the risk of caesarean birth in Malawi". Reproductive Health. 16: 40. doi:10.1186/s12978-019-0700-2. ISSN 1742-4755. PMC 6448310alt=Dapat diakses gratis. PMID 30944000. 
  30. ^ Brenes-Monge, Alexander; Saavedra-Avendaño, Biani; Alcalde-Rabanal, Jacqueline; Darney, Blair G. (11 Juli 2019). "Are overweight and obesity associated with increased risk of cesarean delivery in Mexico? A cross-sectional study from the National Survey of Health and Nutrition". BMC Pregnancy and Childbirth. 19 (1): 239. doi:10.1186/s12884-019-2393-5. ISSN 1471-2393. PMC 6624890alt=Dapat diakses gratis. PMID 31296185. 
  31. ^ Marchi, Jamile; Berg, Marie; Dencker, Anna; Olander, Ellinor; Begley, Cecily (1 Juni 2015). "Risks associated with obesity in pregnancy, for the mother and baby: a systematic review of reviews: Obesity in pregnancy - a review of reviews". Obesity Reviews. 16. doi:10.1111/obr.12288. 
  32. ^ Molyneaux, Emma; Poston, Lucilla; Ashurst-Williams, Sarah; Howard, Louise M. (April 2014). "Obesity and Mental Disorders During Pregnancy and Postpartum: A Systematic Review and Meta-analysis". Obstetrics and gynecology. 123 (4): 857–867. doi:10.1097/AOG.0000000000000170. ISSN 0029-7844. PMC 4254698alt=Dapat diakses gratis. PMID 24785615. 
  33. ^ a b c "Dietary Guidelines for Americans, 2020-2025 and Online Materials | Dietary Guidelines for Americans". www.dietaryguidelines.gov. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  34. ^ a b c Liao, Sharon (Juli 2021). "Guide to AMDR: Macronutrient Ranges and Recommendations". www.weightwatchers.com. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  35. ^ "Significantly Lowered Sodium and Potassium DRIs Put Forward by US Science Bodies". nutritioninsight.com. 6 Maret 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  36. ^ "Retinol Activity Equivalent". Oxford Reference. doi:10.1093/oi/authority.20110803100416783. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  37. ^ "Vitamin E". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  38. ^ "Dietary Folate Equivalents". Oxford Reference. doi:10.1093/oi/authority.20110803095717509. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  39. ^ Indiarti, M.T. 2019, hlm. 107.
  40. ^ a b c d "Advice about Eating Fish". FDA. 20 Desember 2021. 
  41. ^ Hibbeln, Joseph; Gregory, Steven; Iles-Caven, Yasmin; Taylor, Caroline M.; Emond, Alan; Golding, Jean (Juli 2018). "Total mercury exposure in early pregnancy has no adverse association with scholastic ability of the offspring particularly if the mother eats fish". Environment International. 116: 108–115. doi:10.1016/j.envint.2018.03.024. ISSN 0160-4120. PMC 5993870alt=Dapat diakses gratis. PMID 29665469. 
  42. ^ Patel, Nimesh B.; Xu, Yingying; McCandless, Lawrence C.; Chen, Aimin; Yolton, Kimberly; Braun, Joseph; Jones, Robert L.; Dietrich, Kim N.; Lanphear, Bruce P. (9 Januari 2019). "Very low-level prenatal mercury exposure and behaviors in children: the HOME Study". Environmental Health. 18 (1): 4. doi:10.1186/s12940-018-0443-5. ISSN 1476-069X. 
  43. ^ Pugach, Sofya; Clarkson, Thomas (1 April 2009). "Prenatal mercury exposure and postnatal outcome: clinical case report and analysis". Clinical Toxicology. 47 (4): 366–370. doi:10.1080/15563650902866911. ISSN 1556-3650. 
  44. ^ Wang, Zhaoyun; Tao, Xiaojing; Liu, Shan; Zhao, Yutong; Yang, Xiuhua (26 Mei 2021). "An Update Review on Listeria Infection in Pregnancy". Infection and Drug Resistance. 14: 1967–1978. doi:10.2147/IDR.S313675. 
  45. ^ "The Dangers of Raw Milk: Unpasteurized Milk Can Pose a Serious Health Risk". www.fda.gov. 12 Januari 2022. Diakses tanggal 17 Januari 2022. 
  46. ^ "What not to eat when pregnant - British Nutrition Foundation". www.nutrition.org.uk. Oktober 2018. Diakses tanggal 17 Januari 2022. 
  47. ^ Brady, Michael T; Byington, Carrie L.; Davies, H. Hele; Edwards, Kathryn M.; Glode, Mary P.; Jackson, Mary Anne; Keyserling, Harry L.; Maldonaldo, Yvonne A.; Murray, Dennis L. (1 Januari 2014). "Consumption of Raw or Unpasteurized Milk and Milk Products by Pregnant Women and Children". Pediatrics. 133 (1): 175–179. doi:10.1542/peds.2013-3502. ISSN 0031-4005. 
  48. ^ a b Janakiraman, Vanitha (2008). "Listeriosis in Pregnancy: Diagnosis, Treatment, and Prevention". Reviews in Obstetrics and Gynecology. 1 (4): 179–185. ISSN 1941-2797. PMC 2621056alt=Dapat diakses gratis. PMID 19173022. 
  49. ^ Yim, Li-Wern (13 Desember 2019). "Listeria and pregnancy | Health Navigator NZ". Health Navigator New Zealand. Diakses tanggal 17 Januari 2022. 
  50. ^ "Prevent Listeria Infections". Centers for Disease Control and Prevention. 29 Juni 2017. Diakses tanggal 17 Januari 2022. 
  51. ^ a b Bjarnadottir, Adda (13 Agustus 2020). "11 Foods and Beverages to Avoid During Pregnancy". Healthline. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  52. ^ Pathak, Neha (19 Maret 2021). "Foods to Avoid in Pregnancy". WebMD. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  53. ^ Johnson, Jon (6 Februari 2019). Morrison, William, ed. "Top 9 foods to avoid during pregnancy". www.medicalnewstoday.com. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  54. ^ a b "Diet considerations for breastfeeding mothers". Centers for Disease Control and Prevention. 2 September 2021. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  55. ^ Morgan, Sara; Koren, Gideon; Bozzo, Pina (April 2013). "Is Caffeine Consumption Safe During Pregnancy?". Canadian Family Physician. 59 (4): 361–362. ISSN 0008-350X. PMC 3625078alt=Dapat diakses gratis. PMID 23585600. 
  56. ^ Jahanfar, Shayesteh; Jaafar, Sharifah Halimah (9 Juni 2015). "Effect of Restricted Caffeine Intake by Mother on Fetal, Neonatal and Pregnancy Outcomes". Cochrane Library (2). doi:10.1002/14651858.CD006965.pub3. PMID 23459573. 
  57. ^ "Many pregnant women are over-consuming caffeine". www.tommys.org. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  58. ^ Choi, Hansol; Koo, Seul; Park, Hyun-Young (21 Februari 2020). "Maternal coffee intake and the risk of bleeding in early pregnancy: a cross-sectional analysis". BMC Pregnancy and Childbirth. 20 (1): 121. doi:10.1186/s12884-020-2798-1. ISSN 1471-2393. PMC 7035749alt=Dapat diakses gratis. PMID 32085746. 
  59. ^ Wisborg, Kirsten; Kesmodel, Ulrik; Bech, Bodil Hammer; Hedegaard, Morten; Henriksen, Tine Brink (22 Februari 2003). "Maternal consumption of coffee during pregnancy and stillbirth and infant death in first year of life: prospective study". BMJ : British Medical Journal. 326 (7386): 420. doi:10.1136/bmj.326.7386.420. ISSN 0959-8138. PMID 12595379. 
  60. ^ "New research suggests caffeine raises stillbirth risk in pregnancy". Royal College of Obstetricians & Gynaecologists. Diakses tanggal 18 Januari 2022. 
  61. ^ Sengpiel, Verena; Elind, Elisabeth; Bacelis, Jonas; Nilsson, Staffan; Grove, Jakob; Myhre, Ronny; Haugen, Margaretha; Meltzer, Helle Margrete; Alexander, Jan (19 Februari 2013). "Maternal caffeine intake during pregnancy is associated with birth weight but not with gestational length: results from a large prospective observational cohort study". BMC Medicine. 11 (1): 42. doi:10.1186/1741-7015-11-42. ISSN 1741-7015. PMC 3606471alt=Dapat diakses gratis. PMID 23421532. 
  62. ^ Latino-Martel, Paule; Chan, Doris S. M.; Druesne-Pecollo, Nathalie; Barrandon, Emilie; Hercberg, Serge; Norat, Teresa (1 Mei 2010). "Maternal Alcohol Consumption during Pregnancy and Risk of Childhood Leukemia: Systematic Review and Meta-analysis". Cancer Epidemiology and Prevention Biomarkers. 19 (5): 1238–1260. doi:10.1158/1055-9965.EPI-09-1110. ISSN 1055-9965. PMID 20447918. 
  63. ^ James, Jack E. (1 Juni 2021). "Maternal caffeine consumption and pregnancy outcomes: a narrative review with implications for advice to mothers and mothers-to-be". BMJ Evidence-Based Medicine. 26 (3): 114–115. doi:10.1136/bmjebm-2020-111432. ISSN 2515-446X. PMID 32843532. 
  64. ^ Frayer, Natalie C; Kim, Yeonsoo (2020). "Caffeine Intake During Pregnancy and Risk of Childhood Obesity: A Systematic Review". International Journal of Maternal and Child Health and AIDS. 9 (3): 364–380. doi:10.21106/ijma.387. ISSN 2161-8674. PMC 7545400alt=Dapat diakses gratis. 
  65. ^ Gleason, Jessica L.; Tekola-Ayele, Fasil; Sundaram, Rajeshwari; Hinkle, Stefanie N.; Vafai, Yassaman; Buck Louis, Germaine M.; Gerlanc, Nicole; Amyx, Melissa; Bever, Alaina M. (25 Maret 2021). "Association Between Maternal Caffeine Consumption and Metabolism and Neonatal Anthropometry: A Secondary Analysis of the NICHD Fetal Growth Studies–Singletons". JAMA Network Open. 4 (3): e213238–e213238. doi:10.1001/jamanetworkopen.2021.3238. ISSN 2574-3805. 
  66. ^ Kelley, Ryan. "What are the Effects & Dangers of Alcohol During Pregnancy?". American Addiction Centers. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  67. ^ Charness, Michael E.; Riley, Edward P.; Sowell, Elizabeth R. (Februari 2016). "Drinking During Pregnancy and the Developing Brain: Is Any Amount Safe?". Trends in cognitive sciences. 20 (2): 80–82. doi:10.1016/j.tics.2015.09.011. ISSN 1364-6613. PMC 4788102alt=Dapat diakses gratis. PMID 26801950. 
  68. ^ Sebastiani, Giorgia; Borrás-Novell, Cristina; Alsina Casanova, Miguel; Pascual Tutusaus, Mireia; Ferrero Martínez, Silvia; Gómez Roig, María Dolores; García-Algar, Oscar (2 Agustus 2018). "The Effects of Alcohol and Drugs of Abuse on Maternal Nutritional Profile during Pregnancy". Nutrients. 10 (8): 1008. doi:10.3390/nu10081008. ISSN 2072-6643. PMC 6116049alt=Dapat diakses gratis. PMID 30072661. 
  69. ^ Sundermann, Alexandra C.; Zhao, Sifang; Young, Chantay L.; Lam, LeAnn; Jones, Sarah H.; Velez Edwards, Digna R.; Hartmann, Katherine E. (13 Juni 2019). "Alcohol Use in Pregnancy and Miscarriage: A Systematic Review and Meta-Analysis". Alcoholism, clinical and experimental research: 10.1111/acer.14124. doi:10.1111/acer.14124. ISSN 0145-6008. PMC 6677630alt=Dapat diakses gratis. PMID 31194258. 
  70. ^ Bhuvaneswar, Chaya G.; Chang, Grace; Epstein, Lucy A.; Stern, Theodore A. (2007). "Alcohol Use During Pregnancy: Prevalence and Impact". Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry. 9 (6): 455–460. ISSN 1523-5998. PMC 2139915alt=Dapat diakses gratis. PMID 18185825. 
  71. ^ Goodlett, Charles R.; Horn, Kristin H. "Mechanisms of Alcohol-Induced Damage to the Developing". pubs.niaaa.nih.gov. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  72. ^ a b "Fetal alcohol syndrome: What you should know about drinking during pregnancy". Paediatrics & Child Health. 7 (3): 177–178. 2002-3. ISSN 1205-7088. PMC 2794811alt=Dapat diakses gratis. PMID 20046290. 
  73. ^ "Drinking Alcohol While Pregnant". nhs.uk. 2 Desember 2020. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  74. ^ "Fetal alcohol syndrome - Symptoms and causes". Mayo Clinic. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 

Daftar Pustaka