Tsarina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tsarina (Bahasa Rusia dan Bahasa Bulgaria: цари́ца, tsaritsa, diucapkan pula czarina, atau czaritsa) adalah bentuk wanita dari gelar tsar dan dapat bermakna Maharani (kaisar wanita), ratu, permaisuri kaisar, atau permaisuri raja, tergantung konteksnya. Walaupun secara teori gelar ini dapat digunakan untuk merujuk wanita yang memimpin ketsaran (Maharani atau ratu), tetapi nyatanya tidak ada seorang penguasa monarki wanita yang menyandang gelar ini secara resmi. Sepanjang sejarah, para wanita yang resmi menyandang gelar ini hanyalah berkedudukan sebagai istri tsar (permaisuri).

Penggunaan[sunting | sunting sumber]

Rusia[sunting | sunting sumber]

Gelar tsar resmi digunakan di Rusia mulai tanggal 16 Januari 1547 saat Ivan IV mengubah gelarnya dari "Pangeran Agung (Veliki Knia) dari seluruh Rus" menjadi "Tsar dari seluruh Rus" sebagai lambang pergantian bentuk negara Rusia. Pada tanggal 3 Februari pada tahun yang sama, Ivan menikahi Anastasia Romanovna. Pernikahan ini menjadikan Anastasia sebagai Tsarina Rusia pertama sebagai istri dari Ivan. Penggunaan gelar tsarina terus digunakan oleh istri-istri tsar selanjutnya.

Penggunaan gelar tsar-tsarina di Rusia secara resmi berakhir pada tahun 1721. Dikarenakan ketidakjelasan kedudukan tsar pada kalangan Eropa Barat dan guna memperjelas ambisi Rusia, Pyotr I secara resmi mengganti gelarnya menjadi imperator (gelar Latin untuk "kaisar"), menjadikan dirinya sebagai Tsar Rusia terakhir dan Kaisar Rusia pertama. Sebagai istri dari Pyotr yang telah bergelar imperator, Yekaterina dianugerahi gelar imperatritsa (bentuk wanita dari imperator). Gelar ini dapat bermakna "permaisuri kaisar" ataupun "Maharani" tergantung konteksnya. Dengan demikian, Yekaterina menjadi Tsarina Rusia terakhir sekaligus Imperatritsa Rusia pertama atas statusnya sebagai permaisuri kaisar. Walaupun begitu, gelar tsar-tsarina masih digunakan pihak luar Rusia, juga dalam beberapa relasi resmi, untuk merujuk pada penguasa monarki Rusia sampai tahun 1917.

Saat Pyotr mangkat pada tahun 1725, Yekaterina naik tahta sebagai Maharani. Ini menjadikannya sebagai imperatritsa pertama yang berperan sebagai penguasa monarki, bukan hanya sebatas permaisuri. Namun karena gelar tsar-tsarina masih digunakan pihak luar Rusia, juga dalam beberapa relasi resmi, untuk merujuk pada penguasa monarki Rusia sampai tahun 1917, menjadikan Yekaterina dapat dianggap sebagai tsarina pertama yang berperan sebagai penguasa monarki Rusia. Sepeninggalnya, tiga orang wanita naik tahta sebagai Maharani. Walaupun gelar resmi yang mereka sandang adalah imperatritsa, tetapi masih banyak pihak yang menyebut mereka sebagai tsarina. Para permaisuri kaisar (imperator) setelah Pyotr I juga masih kerap disebut dengan tsarina, sebagaimana para Kaisar Rusia yang masih kerap disebut dengan tsar.

Alexandra Feodorovna, istri Kaisar Nikolai II, menjadi imperatritsa terakhir sebelum akhirnya sang suami turun tahta setelah terjadi revolusi pada tahun 1917. Sebagaimana dengan pendahulu mereka, Nikolai dan Alexandra juga kerap disebut dengan tsar-tsarina.

Serbia[sunting | sunting sumber]

Terdapat dua wanita yang resmi menyandang gelar tsarina pada masa Kekaisaran Serbia (1346–1371), yakni Helena yang merupakan istri Tsar Stephen Uroš IV Dušan dan Anna yang merupakan istri Tsar Stephen Uroš V. Anna memiliki saudari yang juga menjadi tsarina sebagai istri dari Ivan Sratsimir, Tsar Bulgaria.

Bulgaria[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Bulgaria berdiri pada 1908 hingga 1946 setelah lepas dari kekuasaan Kekaisaran Utsmani. Pada masa ini, terdapat dua wanita yang secara resmi menjadi tsarina, yakni Eleonore yang merupakan istri dari Tsar Ferdinand dan Giovanna yang merupakan istri dari Tsar Boris III. Putra Boris dan Giovanna, Simeon II, menjadi tsar hingga Bulgaria menjadi republik pada tahun 1946. Istri Simeon tidak pernah menyandang gelar tsarina lantaran mereka menikah setelah Kerajaan Bulgaria dibubarkan.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]