Lompat ke isi

Teuku Taufiqulhadi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teuku Taufiqulhadi
Teuku Taufiqulhadi
Lahir17 November 1960 (umur 64)
Sigli, Aceh
KebangsaanIndonesia
Suami/istriKhadijah

Taufiqulhadi (lahir 17 November 1960), bernama lengkap Teuku Taufiqulhadi adalah seorang staf khusus [1] Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bidang Kelembagaan.

Taufiqulhadi sebelumnya merupakan Anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Nasional Demokrat. Terpilih pada usia 54 tahun dari Daerah Pemilihan (dapil) Jatim IV (Kabupaten Jember dan Lumajang) Nomor Urut 1. Di DPR RI, Taufiqulhadi duduk di Komisi X yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, dan Perpustakaan.

Riwayat hidup

[sunting | sunting sumber]

Lahir di Sigli, Aceh, Taufiqulhadi menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sigli sedang Sekolah Menengah di Banda Aceh. Setelah lulus dari SMA, ia masuk ke Universitas Jember, Jember, pada 1982. Di kampus ini ia belajar di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), hingga lulus pada tahun 1986.

Taufiqulhadi melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2009. Saat ini Taufiqulhadi sedang menjalani program doktoral ilmu politik di FISIP Universitas Indonesia (UI).Kemudian tahun 2016 masuk program Doktoral Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Bandung selesai tahun 2019.

Karir Politik

[sunting | sunting sumber]

Kiprah Taufiqulhadi di kancah politik dimulai di organisasi gerakan mahasiswa. Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jember tahun 1982, menjadi Ketua Umum HMI Cabang Jember Komisariat Fisipol UNEJ tahun 1984 dan terpilih sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jember tahun 1986 pada Konfercab ke-10. Karier terakhir di HMI adalah Pengurus Besar HMI periode tahun 1989 – 2000.

Taufiqulhadi memulai perjalanan politiknya dengan menjadi Wakil Sekjen DPP PPP tahun 2003 – 2009 di bawah kepemimpinan Suryadharma Ali periode pertama. Di periode ini, Taufiqulhadi sempat mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilihan Umum (PEMILU) tahun 2004 untuk Dapil Aceh 2. Kemudian pada Pemilu 2009 Ia mencalonkan lagi di Dapil Aceh 2 dari PPP. Taufiqulhadi tidak terpilih pada 2 kali pemilu tersebut.

Anggota DPR RI (2014 – sekarang)

[sunting | sunting sumber]

Taufiqulhadi kemudian terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2014 dari daerah pemilihan Jawa Timur IV yang meliputi Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang dengan meraih suara sebanyak 22.075 suara.

Di DPR RI, Taufiqulhadi duduk sebagai anggota Komisi X yang membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, dan Perpustakaan. Taufiq menganggap Komisi X cukup penting dalam pembangunan karena bertanggung jawab mendampingi eksekutif dalam bidang pendidikan. Komisi ini juga bertanggung jawab terhadap generasi bangsa ini yang lebih baik.

Taufiq memilih Dapil IV Jatim karena ia merasa memiliki 'chemestry' dengan tanah dan masyarakat di Jember dan Lumajang. Maksudnya, "Saya justru mengenal Indonesia dari Jember itu. Karena saya terpilih nyaris tanpa modal sendiri, maka tentu saja saya tidak punya konsep ingin balik modal karena tidak ada modal yang saya keluarkan," ungkapnya.

Sebagai dosen dan mahasiswa doktoral, ditambah lagi sebagai 'pensiunan' wartawan, Taufiq mengaku tidak memiliki dana saat menjadi caleg DPR RI di Dapil Jawa Timur IV (yang meliputi Jember dan Lumajang). Tetapi Ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh meyakinkan Taufiq agar tidak menyerah hanya akibat ketiadaan dana. Surya Paloh juga berjanji untuk membantu kadernya yang juga mantan karyawannya.

Taufiq justru merasa berutang kepada partai dan konstituen yang telah memilihnya. Oleh karena itu, setelah terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan, Taufiq berjanji untuk menjaga nama baik partai dengan bekerja sebaik-baiknya. Ia juga bertekad 'membayar' utang kepada konstituen yang telah memilihnya dengan memperjuangkan aspirasi mereka di parlemen.