Syafrudin Budiman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Syafrudin Budiman (lahir 21 Mei 1980) adalah seorang politikus Indonesia. Lahir di Sumenep, adalah putra bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Ach. Zainuddin HR dan Mardhiyah. Syafrudin Budiman adalah cicit dari Mas Mansoer, Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah jaman kemerdekaan, yang juga Inspirator berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia (MAIA) yang bermetamorfosa menjadi Masyumi

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Masa Reformasi[sunting | sunting sumber]

Ia sudah biasa mempimpin gerakan demonstrasi dan terlibat dalam isu-isu HAM dan demokrasi sejak lulus SMA. Ketika semangat reformasi sedang digelorakan oleh Amien Rais, Gus Dur, Megawati dan tokoh politik nasional lainnya. Kira-kira antara tanggal 23-24 Mei 1998, Syafrudin Budiman memimpin demontrasi besar-besaran di Kabupaten Sumenep menuntut bergulirnya reformasi.

Setelah bulan Mei 1998, ia langsung mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa Inggris. Selesai Ospek (orentasi pendidikan kampus) dan sebelum memulai menerima pelajaran mata kuliah, Syafrudin Budiman bersama teman-teman mahasiswa se-angkatan, mulai mengikuti demontrasi dengan isu menolak kedatangan Presiden BJ Habibie pada Hari Olahraga Nasional, 9 September 1998. Ia ikut aksi bersama 3000-an mahasiswa Surabaya yang tergabung dalam Arek Pro-Reformasi (APR) yang beraliansi dengan massa buruh dan PDI Perjuangan mendemonstrasi Presiden BJ Habibie.

Sampai menjelang pemilihan umum legislatif Indonesia 1999, Syafrudin Budiman mulai resah. Reformasi yang ia gelorakan bersama teman-temannya, mulai akan dibajak oleh partai politik berbendera reformis gadungan dan sisa-sisa orde baru. Kebutuhan untuk terlibat aktif dalam kancah politik kemasyaratan mulai tumbuh. Apalagi saat itu dirinya diajak oleh seniornya di FISIP UWKS, Moh. Sholeh mengajaknya untuk bergabung ke Partai Rakyat Demokratik (PRD), sebuah partai politik yang mengusung jargon idealisme “Sosial Demokrasi Kerakyatan.”

Bersama Moh. Sholeh (kelak menjadi pengacara terkenal di Jawa Timur) dan beberapa temannya di kampus yang tergabung dari organisasi benama ABRI (Aliansi Bersama Rakyat Indonesia). Budiman mengusung bendera PRD sebagai simbol perlawanan politik terhadap kekuasaan. Syafrudin Budiman ditunjuk sebagai Ketua Pimpinan Kota Partai Rakyat Demokratik (KPK PRD) Kabupaten Sumenep oleh Moh. Sholeh Ketua KPW PRD Propinsi Jawa Timur. Pilihannya bergabung ke PRD tidaklah mudah, tentangan dari keluarga dan temannya mulai dirasakan sebagai konsekuensi pilihan politiknya.

Setelah pemilu 1999, ia mulai banyak mengenal dan dikenal oleh tokoh-tokoh lokal Kabupaten Sumenep. Menjelang pemilihan Bupati Sumenep 2000-2005, ia dengan tegas menyuarakan menolak tampilnya kepemimpinan militer. Dalam hal ini ia menolak dipilihnya kembali Letkol Soekarno Marsaid sebagai Bupati Sumenep.

Usai pemilu 1999, dirinya kembali ke kampus dan aktif sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Program Studi Ilmu Politik FISIP UWKS. Drs. Bambang Supriadi, Msi., Dekan FISIP yang sekaligus guru politiknya ini pernah mengatakan padanya. Sebagai mahasiswa progresif ia tak terlalu sulit beradaptasi pada pergerakan mahasiswa internal dan eksternal kampus. Sambil memegang kendali sebagai Ketua HMJ Ilmu Politik, dirinya juga dipercaya sebagai Ketua Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP). Ia biasa dipanggil Acong di kampusnya, juga menerima amanah sebagai Bendahara Senat Mahasiswa Univeritas Wijaya Kusuma Surabaya (SEMA-UWKS).

Terakhir ia memangku amanah sebagai Ketua I Bidang Organisasi SEMA-UWKS dan dipercaya sebagai Ketua Sterring Komite, Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) SEMA-UWKS. Sebuah bentuk perkaderan tingkat tinggi di kampus yang didirikan tokoh-tokoh Golkar Jawa Timur.

Pengalaman organisasi[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 1 Mei 2002 bertepatan pada Hari Buruh Internasional (May Day), ia ditangkap oleh polisi saat berdemonstrasi di Jl. Semarang Surabaya, bersama 6 rekan lainnya dan digiring ke Mapolres Surabaya Utara Jl. Bubutan, Surabaya.

Koran Jawa Pos dan berbagai media cetak dan elektronik menulis berita penangkapan aktivis sebagai headline, saat berdemontrasi di hari buruh. Berkat negosiasi dengan polisi saat itu, tepat Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei, Syafrudin Budiman dan 6 rekannya dilepaskan. Tampak terlihat di foto-foto media dirinya dipukuli tongkat oleh polisi, sehingga menyebabkan tangan dan kepalanya memar.

Ia juga aktif dalam gerakan mahasiswa ekstra kampus. Syafrudin Budiman memilih Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), mengingat keluarganya adalah aktifis dan tokoh besar Muhammadiyah. Pengalaman Organisasi di ektra kampus itu dimulai menjadi Ketua Umum Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2002-2004) dan Ketua (Bidang Hikmah) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC-IMM) Kota Surabaya. (2004-2005).

Selanjutnya juga menerima amanah sebagai Ketua (Bidang Hikmah) DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Timur (2004-2006) dan terlibat aktif pada pendirian PC IMM Sumenep dan ditunjuk menjadi Ketua Umum (Cartaker) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Sumenep (2005-2007). Usai aktif di IMM Jawa Timur, Syafrudin Budiman juga menerima amanah sebagai Sekretaris (Bidang Sosek) Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2006-2007) dan melalui resuffle dirnya dipilih sebagai Ketua (Bidang Sosek) Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (2007-2008).

Sebagai Mantan anggota Biro Bidang Politik KNPI Jawa Timur (2005-2010) dan Ketua Umum Lingkar Studi Mahasiswa (LISUMA) Indonesia Propinsi Jawa Timur (2008-2009). Syafrudin Budiman selalu diminta menjadi pimpinan sidang di even-even besar, diantaranya pernah menjadi Ketua Presedium Sidang Muktamar IMM XII di Ambon (Mei 2006) dan Ketua Presedium Sidang Tanwir IMM Jelang Muktamar XIII di Bandar Lampung (Juli 2008).

Sebagai aktifis Mahasiswa, dirinya juga aktif dalam isu HAM dan demokrasi. Dirinya bersama Hendy Prayogo (Sekretaris PSMTI Jawa Timur), tercatat dalam sejarah pernah mengundang aktivis HAM, Munir SH ke SMU Muhammadiyah 2 Pucang Jl. Pucang Anom 91 Surabaya. Dalam sebuah acara Malam Peringatan Tragedi Mei 98 dan Refleksi enam Tahun Reformasi, tepatnya pada 17 Mei 2005.

Saat itu, Syafrudin Budiman sebagai Ketua Panitia dan Rubaidi, Wakil Sekretaris PW Nahdlatul Ulama Jawa Timur sebagai Sekretaris Panitia.

Selanjutnya tahun 2006, Rudi juga menggelar acara yang sama dan mengundang aktivis HAM, Ester Endrayani Yusuf, SH (Solidaritas Nusa Bangsa) dalam acara Malam Peringatan Tragedi Mei 1998 dan Refleksi Tujuh Tahun Reformasi, Senin 16 Mei di halaman SMU Muhammadiyah 2, Jalan Pucang Anom 91, Surabaya. Saat itu juga, Syafrudin Budiman sebagai Ketua Panitia dan Amelia Aini, Sekretaris PW Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Jawa Timur sebagai Sekretaris Panitia.

Acara yang diselenggarakan dua tahun berturut-turut tersebut, banyak hadir tokoh organisasi kemasyarakatan (ormas), LSM, mahasiswa, aktifis demokrasi dan HAM, tokoh Tionghoa Jawa Timur dan para seniman. Acara itu berlangsung khidmat dengan pembacaan doa dan nyala lilin dengan lampu remang-remang untuk mengingat para korban tragedi Mei 98.

Syafrudin Budiman saat pidato pembukaan acara tersebut mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah agar mengusut tuntas tragedi Mei 1998 dan mengadili jenderal pelanggar HAM yang terlibat peristiwa Mei, serta mencabut produk undang-undang yang anti demokrasi dan melanggar HAM.

Kiprah politik[sunting | sunting sumber]

Ia diangkat sebagai Sekretaris Inisiator Partai Matahari Bangsa (PMB) Jatim dan Sekretaris Pimpinan Wilayah PMB Jatim. Saat ia menjadi pendiri PMB usianya masih 26 tahun dan ia juga masih menjabat Ketua Bidang Sosek Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah periode 2006-2008. Pada saat umur 31 tahun, Syafrudin Budiman terpilih sebagai Ketua Umum Majelis Imarah Pimpinan Wilayah Partai Matahari Bangsa (PW PMB) Jawa Timur melalui hasil reshuffle kepengurusan. Saat ini ia adalah salah satu ketua partai termuda di Jawa Timur dari 34 parpol yang ada di Jawa Timur. Dirinya dipilih untuk menggantikan Mufti Mubarok yang terlibat aktif pada pendirian Partai Nasdem dan Ormas Nasional Demokrat. Selain menjadi Konsultan Politik dan Media, ia dipilih menjadi Ketua PW PMB Jawa Timur. Mengingat komitmen dan konsistensi perjuangannya tidak mengedepankan gerakan pragmatisme semata.

Syafrudin Budiman pernah menjadi Calon Anggota Legestalif (caleg) untuk Daerah Pemilihan VIII (Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Madiun dan Kota Madiun) nomor urut 1, tetapi gagal terpilih. Meskipun demikian, Ia tidak pernah menyerah dan frustasi dalam perjuangan demi kerakyataan dan kebangsaan di Jawa Timur.

Setelah itu, dirinya bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai Caleg DPR RI Tahun 2014. Setelah itu, PMB resmi bergabung dengan partai yang dikomandani Hatta Rajasa tersebut. Pada saat itu, Ia menjadi Caleg DPR RI PAN Dapil Jatim I Surabaya – Sidoarjo. Ia maju sebagai Caleg PAN berdasarkan usulan Ketua Umum PP PMB, Imam Addaruqutni. Pada tahun 2019, Ia sempat bergabung ke PSI sebagai Caleg DPRD Propinsi Jawa Timur Dapil 14 Madura No 1.

Dirinya juga aktif sebagai Ketua Umum Presidium Pusat Barisan Pembaharuan (PP-BP) organisasi relawan yang mendukung Jokowi-Amin 01 pada Pilpres 2019. Bersama Aliansi Relawan Jokowi (ARJ), Koalisi Nasional Relawan Muslim Indonesia (KN-RMI) dan Posko Relawan 01 banyak terlibat aktif pada kegiatan-kegiatan pemenangan dan sosialisasi pemerintahan Jokowi-Amin.

Pada 7 Mei 2021, ia mendirikan Partai UKM Indonesia dan dipilih sebagai Ketua Umum DPP Partai UKM Indonesia di Senen, Jakarta Pusat. Partai berbasis pelaku UMKM dan Koperasi ini juga memilih Herdianti Puspitasari, S.Si sebagai Sekretaris Jenderal dan Dipl T. Peratikno Rz sebagai Bendahara Umum, serta menyusun jajaran pengurus.

Kiprah media[sunting | sunting sumber]

Dengan pengalamannya dibidang media dan politik, Syafrudin Budiman juga aktif gerakan intelektual dengan menjadi Jurnalis, Penulis, Analis Pemerhati Sosial Politik dan Media. Hal ini menjadi mata pencahariannya sejak di mahasiswa 2021. Dirinya juga sering diundang oleh-oleh TV, Radio dan media cetak untuk mengisi dialog dan wawancara tentang situasi politik lokal dan nasional.

Beberapa media tersebut yang sering meliput Syafrudin Budiman diantaranya, RCTI, Metro TV, TVRI, JTV, SBO TV, Madura Channel, RRI, Nada FM, Suara Surabaya, Radio Muslim Surabaya dan berbagai media cetak dan elektronik lainnya.

Syafrudin Budiman juga spesialis bidang media dalam Tim Kampanye dan Politik Personal Branding bagi calon bupati dan wakil bupati, serta anggota DPR RI, DPRD Jatim dan DPRD Kabupaten/Kota.

Bahkan pada Pilpres 2019, ia dipercaya menjadi kordinator media center Rumah Aspirasi Rakyat 01 Jokowi-Amin oleh Deddy Yevry Sitorus berdasarkan rekomendasi Bang Jay dan Muhammad Yamin (Ketua Umum Seknas Jokowi).

Karirnya di bidang media dan lembaga sosial kemasyarakatan cukup bagus. Pengalaman kerjanya ia mulai sebagai Reporter dan Wakil Manejer Radio WK FM Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (2001-2003), Wartawan Surabaya Post (2002-2003), Wartawan dan Kepala Biro Radar Minggu (2004-2006).

Selain itu pegiat seni dan budaya ini juga pernah menjadi Redaktur Koran Mandarin Rela Warta/Cheng Bao (2004-2005) milik sahabatnya almarhum Hendi Prayogo (Sekretaris PSMTI Jawa Timur).

Pernah juga menjadi konstributor di media persyarikatan Muhammadiyah (2006-2007). Dirinya sebelumnya juga pernah menjadi kontributor Republika (2010) di Madura dan Redaktur Senior di jifoksi-mti.com, sebuah media khusus informasi pengadaan barang jasa dan konstruksi.

Dalam media seni dirinya pernah mendirikan liputanwinda.com (Warta Indonesia Berbudaya), dimana ia menjadi pemilik dan penulis. Ia juga pernah jadi Ketua Panitia Festival Madura 2009, sebuah festival kebudayaan yang digelar tiga hari dengan bendera Plat M.

Selain saat Pilpres 2019, ia juga aktif sebagai Ketua Festival Film Pendek Jokowi 2018, Workshop Batik 2019, Festival Melukis Jokowi (Lukis Mural, Melukis Kopi, Workshop Melukis, Melukis Cepat dan Pameran Lukisan Jokowi) 2019 di Rumah Aspirasi Rakyat 01 Jl. Proklamasi 46 Jakarta Pusat.

Kegiatan sosial[sunting | sunting sumber]

Sementara itu dalam kegiatan sosial kemasyarakatan Rudi pernah bekerja sebagai Koordinator Entry Data Pemilu Legislatif 2004, Pilpres I dan II di Jawa Timur 2005 DPD IMM Jawa Timur. Ia juga terlibat aktif sebagai Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR) DPD IMM Jawa Timur bekerjasama dengan The Asia Fondation (2004-2005).

Sebagai konsultan Media dan Politik Syafrudin Budiman memiliki lembaga yang bergerak pada Riset dan Penelitian dengan nama Lembaga Andalan (Analis Politik dan Media) (2004-sekarang). Lewat lembaga ini dirinya sering menerima order untuk sebuah pemetaan politik, magerial dan opinion building politik.

Tulisan dan karya ilmiahnya sering dimuat di berbagai media cetak dan online, terkait masalah Pilkada dan Pemilu. Ia juga sering diundang menjadi pembicara dalam Diskusi, Seminar, Pelatihan dan Focus Group Discussion (FGD).[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]