Proyek kereta api Kalimantan Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Proyek kereta api Kalimantan Selatan merupakan proyek yang digagas oleh awal masa pemerintahan Presiden Indonesia yang ketujuh, Joko Widodo. Penyelenggaraan proyek ini dalam rangka pembangunan Proyek Strategis Nasional periode 2014-2019. Proyek ini awalnya ditargetkan selesai dikerjakan pada tahun 2019. Keterbatasan dana pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia, maka proyek rel kereta api di Kalimantan Selatan menjadi tertunda dan belum terselesaikan hingga sekarang. Untuk itu, pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan perlu dukungan kepada swasta maupun kerja sama dengan investor asing agar merealisasikan proyek kereta api di pulau Kalimantan tersebut. Prioritas utama proyek rel kereta api ini yaitu jurusan Banjarmasin - Tanjung dan Banjarmasin - Palangkaraya.

Jalur Kereta Api Provinsi Kalimantan Selatan[sunting | sunting sumber]

Proyek pembangunan jalur rel kereta api di Kalimantan Selatan merupakan program lanjutan dalam menyelesaikan sistem transportasi darat yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Pada umumnya, rencana pembangunan jalur rel kereta api di Kalimantan Selatan sebenarnya sudah ada sejak direncanakan dimulai pada tahun 2015. Namun hingga saat ini masih belum diselesaikan pembangunannya. Merujuk pada rencana pembangunan jalur kereta api trans Kalimantan dari Peraturan Menteri Perhubungan nomor 43 tahun 2011 tentang RIPnas, dalam rangka mendukung Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Rencana Utama Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pembangunan rel kereta api memasuki babak baru. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melaksanakan sosialisasi dan konsultasi publik mengenai analisis dampak lingkungan pembangunan jalur kereta api segmen Tanjung, Paringin, Kandangan dan Rantau.[1]

Rencana pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Selatan terus disempurnakan oleh pemerintah. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian sudah mengajak Pemerintah Daerah menawarkan kepada investor baik di dalam maupun di luar negeri.

Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah dihubungi BPost, Rabu (13/2) menjelaskan bahwa progres terkait perkeretaapian di Kalsel masih mencari investor yang mau diajak kerjasama.

"Kita sudah Market sounding ke Jepang di duta besarnya. Dalam forum itu diundang perusahaan besar. kemenhub melalui dirjen perkeretaapian menawarkan kerjasama delapan lokasi di Indonesia, mulai Palembang, Bogor, Jakarta, termasuk Tanjung - Banjarmasin. Itu sudah ditawarkan. Jadi psoisi Kita masih tunggu reaksinya," kata Rusdiansyah.

Dijelaskan Rusdiansyah, maket yang ditawarkan ke investor tersebut yang diutamakan adalah Banjarmasin-Tanjung sejauh 213 kilometerdengan nilai investasi sebanyak Rp 17 Triliun. "Kementerian maupun Dinas Perhubungan di daerah juga sama-sama menawarkan dan mencari investor yang mau," kata Rusdiansyah.

Lantas bagaimana daerah yang sudah menetapkan titik stasiun dan trasenya? Menurut Kadishub kajian itu adalah bagian proses. "Itu pemerintah yang anggarakan. Kalau ada investornya nanti bisa berjalan. Ya hasil kajian itu tadi yang akan dilaksanakan dan menjadi acuan investor untuk bergerak," kata dia.[2]

Segmen pembangunan[sunting | sunting sumber]

Pembangunan rel Kereta api memasuki babak baru. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melaksanakan sosialisasi dan konsultasi publik Amdal pembangunan jalur kereta api segmen Tanjung, Paringin, Kandangan dan Rantau,[1] dan juga merupakan prioritas pembangunan pertama dari Tanjung menuju Banjarmasin, dan diperkirakan akan selesai pada awal tahun 2019.

Hingga kini, pemerintah masih belum tentukan sekema kerjasama untuk kereta api di Kalsel ini, apakah murni kerjasama pemerintah dengan badan usaha atau juga yang lainnya. Apakah kabupaten kota dengan asetnya pemanfaatnya, sementara badan usaha untuk dilakukan operasionalnya saja ini masih menunggu lanjutannya.

Sementara, Kasi Pemaduan Moda Dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Selatan, Sarwani menjelaskan Program jalur, dibagi beberapa segmen.

Segmen pertama, jalur Tanjung (Tabalong) - Paringin Kabupaten Balangan - Barabai (Hulu Sungai Tengah) - Kandangan (Hulu Sungai Selatan) dan Rantau (Tapin).

Jalur ini sudah menjalani tahap analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), detail engineering design (DED) dan studi kelayakan.

Sedang segmen dua yang meliputi Rantau - Martapura (Banjar) - Banjarbaru - Banjarmasin sudah dilakukan studi kelayakan. Sementara amdalnya sudah dilakukan pula.

Sedangkan untuk segmen tiga yakni Marabahan - Anjir Pasar - Wanaraya - Handil Bakti - Sungai Tabuk, amdal dalam pembahasan di kementerian.

Terakhir untuk segmen keempat, yakni meliputi wilayah Banjarbaru - Pelaihari - Satui - Angsana - Batulicin

Akan tetapi, sebelum ke segmen tiga dan segmen empat, jalur akses Bandara baru Syamsudin Noor dan juga ke pelabuhan Trisakti akan lebih dulu disentuh. Karena aksesnya kereta bukan hanya untuk penumpang namun barang.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. Wah! Pembangunan Jalur Kereta Api Kalsel akan Lebih Lebar https://amp.kalsel.prokal.co/read/news/5319-jalur-kereta-api-kalsel-lebih-lebar
  2. Penjelasan Kepala Dishub Kalsel Terkait Nasib Rencana Kereta Api yang ada di Kalsel https://banjarmasin.tribunnews.com/amp/2019/02/13/penjelasan-kepala-dishub-kalsel-terkait-nasib-rencana-kereta-api-yang-ada-di-kalsel
  1. ^ a b c "Wah! Pembangunan Jalur Kereta Api Kalsel akan Lebih Lebar | Radar Banjarmasin". amp.kalsel.prokal.co. Diakses tanggal 2021-03-31. 
  2. ^ a b "Penjelasan Kepala Dishub Kalsel Terkait Nasib Rencana Kereta Api yang ada di Kalsel - Banjarmasin Post". banjarmasin.tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-03-31.