Lompat ke isi

Prasena

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Prasena
प्रसेन
Ilustrasi dari Bhagawatapurana. Atas: Satrajit menyerahkan Syamantaka kepada Prasena. Bawah: Prasena pergi berburu sambil mengalungkan Syamantaka.
Ilustrasi dari Bhagawatapurana. Atas: Satrajit menyerahkan Syamantaka kepada Prasena. Bawah: Prasena pergi berburu sambil mengalungkan Syamantaka.
Tokoh Purana
NamaPrasena
Ejaan Dewanagariप्रसेन
Ejaan IASTPrasena
Kitab referensiBhagawatapurana, Hariwangsa
GolonganYadawa
Kastakesatria
AyahNigna
SaudaraSatrajit

Prasena (Dewanagari: प्रसेन; ,IASTPrasena, प्रसेन), dalam mitologi Hindu, adalah seorang kesatria dari Wangsa Yadawa. Ia merupakan putra Nigna, dan adik Satrajit. Ia diceritakan dalam kitab Bhagawatapurana dan Wisnupurana dalam kasus permata Syamantaka. Dikisahkan bahwa ia tewas dalam keadaan memakai Syamantaka. Kerabat Prasena menuduh Kresna melakukan pembunuhan demi merebut permata tersebut, sehingga Kresna berusaha menyeliki kematian Prasena untuk membersihkan nama baiknya.

Musibah saat berburu

[sunting | sunting sumber]

Dalam kitab Bhagawatapurana dikisahkan bahwa permata Syamantaka adalah permata berharga dari Dewa Surya yang diberikan kepada Satrajit, kakak Prasena. Kresna menyarankan agar Satrajit memberikan permata tersebut kepada Ugrasena, raja para Yadawa, namun ia menolak. Sebaliknya, ia menitipkan permata tersebut kepada Prasena.[1]

Saat berburu, Prasena mengalungkan permata tersebut di lehernya. Di tengah hutan, ia bertemu dengan seekor singa ganas. Singa itu membunuh Prasena dan kuda yang dikendarainya. Akhirnya permata Syamantaka yang dipakainya direbut oleh singa tersebut. Tetapi singa itu dibunuh oleh seekor beruang bernama Jembawan. Permata Syamantaka pun jatuh ke tangan Jembawan.[2]

Pelacakan jejak

[sunting | sunting sumber]
Adegan dari naskah Bhagawatapurana, menggambarkan Kresna dan para Yadawa menemukan Prasena yang sudah tidak bernyawa. Ilustrasi buatan abad ke-18, periode Mughal.

Prasena yang tak kunjung pulang dari kegiatan berburu menimbulkan kecemasan di kalangan para Yadawa. Satrajit menuduh Kresna sebagai pembunuhnya dengan alasan bahwa Kresna menginginkan permata Syamantaka. Untuk mengakhiri desas-desus tersebut, Kresna mengikuti jejak Prasena.

Setelah menelusuri jejak Prasena sampai ke dalam hutan, Kresna mendapati Prasena sudah tak bernyawa. Saat mayatnya ditemukan, permata Syamantaka sudah hilang, tetapi ada jejak lain (jejak singa) di lokasi kejadian, yang kemudian diikuti oleh Kresna. Jejak tersebut berujung pada bangkai seekor singa, yang tampaknya dibunuh oleh beruang karena ada jejak beruang di sekitar lokasi kejadian. Jejak beruang tersebut diikuti oleh Kresna yang berujung ke sebuah gua kediaman Jembawan.

Setelah mendapati bahwa Syamantaka ada di tangan Jembawan, Kresna pun hendak mengambilnya kembali, tetapi Jembawan tidak mau menyerahkannya sehingga pertempuran pun terjadi, yang dimenangkan oleh Kresna. Akhirnya Jembawan memberikan permata Syamantaka kepada Kresna, dan juga mempersembahkan putrinya yang bernama Jembawati untuk dinikahi Kresna.[3][4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Krishna and the Syamantaka Gem". Indiaparenting.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-27. 
  2. ^ "Jambavan and the Story of the Syamantaka Jewel". www.harekrsna.de. Diakses tanggal 2020-08-27. 
  3. ^ Mani, Vettam (2015-01-01). Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature (dalam bahasa Inggris). Motilal Banarsidass. ISBN 978-81-208-0597-2. 
  4. ^ www.wisdomlib.org (2013-05-25). "The Jewel Syamantaka". www.wisdomlib.org. Diakses tanggal 2020-08-28. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]