Pidato dari takhta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tsar Alexander II dari Rusia menyambut Parlemen Finlandia pada 1863.

Pidato dari tahta (atau pidato tahta) adalah peristiwa dalam monarki tertentu dimana penguasa yang memerintah, atau perwakilannya, membacakan sebuah pidato kepada para anggota parlemen saat sebuah sesi dibuka, yang menjelaskan agenda pemerintah untuk sesi tersebut. Pidatonya disiapkan oleh para Menteri Mahkota dalam kabinet. Acara tersebut sering kali diadakan tahunan, meskipun di beberapa tempat bisa terjadi lebih atau kurang dari itu, tergantung kapal sesi parlemen baru dibuka. Beberapa republik mengadopsi praktik serupa dimana kepala negara, biasanya presiden, menyampaikan pidato kepada legislatur; contohnya, di Amerika Serikat, presiden membuat sebuah Pidato Negara Serikat (State of the Union Address) tahunan dan di Filipina, presiden juga membuat sebuah Pidato Kenegaraan tahunan.

Pada masa lalu, saat penguasa monarki memegang kekuasaan pribadi dalam pemerintah, pidato dari tahta akan menjelaskan kebijakan dan pandangan penguasa monarki tersebut; pidato semacam itu biasanya disiapkan oleh para penasehat raja, tetapi raja menaungi pembuatan pidato setidaknya beberapa bagian dan memberikan pernyataan akhir sebagai isinya. Dalam monarki konstitusional saat ini, yang berdasarkan pada hukum atau konvensi, kepala negara (atau perwakilannya) membacakan Pidato Dari Tahta, tetapi disiapkan oleh menteri-menteri mahkota dalam kabinet. Pidato tersebut berisi prioritas-prioritas pemerintah dalam menghormati agenda legislatifnya, dimana kerjasama parlemen terjadi.

Negara lain[sunting | sunting sumber]

Raja Alfonso XIII menyampaikan pidato kepada Cortes Generales Spanyol.

Monarki-monarki lainnya, seperti Belanda (Hari Pangeran)[1] dan Norwegia, memiliki upacara pidato tahta yang sangat mirip.

Di Jepang, Kaisar hanya membuat pidato sambutan pendek pada upacara pembukaan Parlemen;[2] ia tidak memberi rujukan kepada kebijakan-kebijakan pemerintah apapun, dan sebagai gantinya membolehkan menteri Jepang untuk menyampaikan materi-materi politik. Demikian pula di Swedia sejak pertengahan 1970an, raja memberikan pidato simbolik pendek atas permintaan Jurubicara Riksdag yang diakhiri dengan deklarasi raja tersebut terhadap pemukaan sesi tahunan Riksdag (bahasa Swedia: Riksmötet), dan diikuti oleh pernyataan agenda pemerintah dari perdana menteri (bahasa Swedia: Regeringsförklaring) untuk tahun legislatif mendatang.[3]

Di Thailand, raja memberikan pidato pada sesi bersama di Balai Tahta Ananta Samakhom yang menasehati Majelis Nasional dalam kerja mereka. Malaysia juga memiliki praktik yang sama, dimana Yang di-Pertuan Agong membuat sebuah pidato semacam itu kepada Parlemen Malaysia dalam sesi bersama saat pembukaan kenegaraannya setiap tahun pada bulan Maret.

Di Kanada, yang mana merupakan negara persemakmuran Britania Raya, pidato dari takhta juga dilakukan di setiap pembukaan parlemen. Pidato yang lazimnya dilakukan oleh raja atau ratu digantikan oleh Gubernur Jenderal Kanada sebagai wakil penguasa monarki Britania Raya. Pidato menggunakan dua bahasa yaitu Inggris dan Prancis, dua bahasa resmi di Kanada.

Pidato di negara republik[sunting | sunting sumber]

Beberapa republik juga mengadakan acara tahunan dimana presiden memberikan pidato untuk sesi bersama legislatif, seperti pidato Negara Serikat yang diberikan oleh Presiden Amerika Serikat. (di sebagian besar negara bagian AS, gubernur memberikan pidato Negara Bagian serupa).

Demikian pula dengan Presiden Filipina yang memberikan Pidato Kenegaraan. Seringkali hal semacam itu diadakan pada atau menjelang hari pertama sesi baru legislatur.

Di Indonesia juga digelar Pidato Kenegaraan yang diselenggarakan setiap tanggal 16 Agustus pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD. Presiden berpidato di hadapan anggota MPR dalam rangka menyambut Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan sekaligus membahas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk satu tahun ke depan serta mengevaluasi apa yang telah pemerintah kerjakan selama satu tahun ke belakang.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Prinsjesdag, the third Tuesday in September
  2. ^ McLaren, Walter Wallace (2007). A Political History of Japan During the Meiji Era, 1867-1912. Read Books. hlm. 361. ISBN 978-1-4067-4539-9. 
  3. ^ Riksdag. "Programme for the opening of the 2007/08 Riksdag session". Hedman, Karin. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-10. Diakses tanggal 3 December 2009. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Kanada[sunting | sunting sumber]

Britania Raya[sunting | sunting sumber]