Perintah Baru

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yesus memberikan Amanat Perpisahan kepada sebelas murid-murid yang tersisa setelah Perjamuan Malam Terakhir, dari Maesta oleh Duccio, c. 1310.

Perintah Baru adalah istilah yang digunakan dalam Kekristenan untuk menggambarkan perintah Yesus untuk "mengasihi satu sama lain" yang, menurut Alkitab, diberikan sebagai bagian dari instruksi terakhir kepada para murid-Nya setelah Perjamuan Malam Terakhir sedang berlangsung,[1] dan setelah Yudas Iskariot telah meninggalkan mereka dalam Yohanes 13:30.

Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu 34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. —Yohanes 13:33–35 (TB)

Perintah ini muncul tiga belas kali dalam dua belas ayat dalam Perjanjian Baru.[2] Secara teologis, perintah ini ditafsirkan sebagai dual pada Kasih Kristus bagi para pengikut-Nya. Perintah ini juga dapat dilihat sebagai keinginan terakhir di Amanat Perpisahan untuk murid-murid-Nya.[3]

Menurut Scott Hahn, sementara Taurat memerintahkan kasih manusia, Yesus memberi perintah mengenai kasih ilahi satu sama lain yang dimodelkan tindakan amal-Nya sendiri.[4]

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Injil Yohanes[sunting | sunting sumber]

Pernyataan perintah baru oleh Yesus dalam Yohanes 13:34–35 setelah Perjamuan Malam Terakhir, dan setelah kepergian Yudas.[5] Perintah itu diawali pada Yohanes 13:34 ketika Yesus memberitahu murid-muridnya yang tersisa, seperti kepada "anak-anak kecil", bahwa Dia akan bersama mereka untuk waktu yang singkat, dan kemudian akan meninggalkan mereka.

Dalam perintah itu Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk: "saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu".[6][7]

Segera setelah perintah itu, dan sebelum Amanat Perpisahan, diberikan rujukan pertama mengenai Penyangkalan Petrus, di mana Yesus menubuatkan bahwa Petrus akan menyangkali-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok.

Dua pernyataan yang sama juga muncul dalam pasal 15 Injil Yohanes:[8]

  • Yohanes 15:12: Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
  • Yohanes 15:17: Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

Tulisan-tulisan Yohanes lainnya[sunting | sunting sumber]

Dalam tulisan-tulisan Yohanes lainnya, yaitu surat-suratnya, tertulis hal serupa.[9]

  • 1 Yohanes 3:11: Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi.
  • 1 Yohanes 3:23: Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
  • 1 Yohanes 4:7: ...marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.
  • 1 Yohanes 4:12: Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Demikian pula, Surat Yohanes yang Kedua menyatakan:

  • 2 Yohanes 5: ...bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya --supaya kita saling mengasihi.

Surat-surat Paulus[sunting | sunting sumber]

Dalam Surat-surat Paulus juga termuat referensi yang serupa.

  • Roma 13:8: Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
  • 1 Tesalonika 4:9: ... karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.

Surat Petrus[sunting | sunting sumber]

Yang Surat Petrus yang Pertama memiliki pernyataan yang serupa:

  • 1 Petrus 1:22: ... hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

Komentari[sunting | sunting sumber]

"Perintah Baru", the Wycliffe Bible Commentary menyatakan, "adalah baru dalam hal kasih itu akan dilakukan terhadap orang lain bukan karena mereka tergolong bangsa yang sama, tetapi karena mereka adalah milik Kristus ... dan kasih Kristus yang telah disaksikan oleh murid-murid-Nya  ... akan menjadi kesaksian bagi dunia".[10]

Salah satu hal baru yang diperkenalkan oleh perintah ini – mungkin membenarkan penunjukan sebagai sesuatu yang Baru – adalah bahwa "Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai standar untuk kasih".[11] Kriteria yang biasanya ada adalah "seperti engkau mengasihi dirimu sendiri". Namun, Perintah Baru ini melampaui "seperti engkau mengasihi dirimu sendiri" sebagaimana dalam etika timbal balik dan menyatakan "seperti Aku telah mengasihi kamu", menggunakan Kasih Kristus untuk murid-murid-Nya sebagai model yang baru.

Surat Pertama Yohanes mencerminkan tema kasih sebagai imitasi Kristus, dalam 1 Yohanes 4:19 dinyatakan: "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."[12]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Yohanes 13:2 "Mereka sedang makan bersama...",
  2. ^ Yohanes 13:34;15:12;15:17
  3. ^ Imitating Jesus by Richard A. Burridge 2007 ISBN 0802844588 page 301
  4. ^ Ignatius Catholic Study Bible New Testament
  5. ^ Encountering John: The Gospel in Historical, Literary, and Theological Perspective by Andreas J. Kostenberger 2002 ISBN 0801026032 pages 149-151
  6. ^ The Gospel of John (1998) by Francis J. Moloney and Daniel J. Harrington. ISBN 0-8146-5806-7. Page 425.
  7. ^ The Gospel of John (1994) by Frederick Bruce. ISBN 0-8028-0883-2. Page 294.
  8. ^ Yarbrough, Robert W. (2008). 1, 2, and 3 John. Baker Academic. hlm. 100. ISBN 0801026873. Diakses tanggal July 5, 2012. 
  9. ^ Wiersbe, Warren W. (1992). The Bible Exposition Commentary. hlm. 487. ISBN 1564760316. Diakses tanggal July 5, 2012. 
  10. ^ Charles F. Pfeiffer and Everett F. Harrison, eds. (1971). The Wycliffe Bible Commentary. New York: Iversen-Norman Associates. hlm. 341. LCCN 72-183345. 
  11. ^ "Homily of Cardinal Martins, Antequera, Spain". The Vatican. 2007-05-06. Diakses tanggal 2008-08-26. 
  12. ^ The People's New Testament Commentary by M. Eugene Boring and Fred B. Craddock 2010 ISBN 0664235921 page 335