Lompat ke isi

1 Yohanes 4

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Yohanes 4
Lembaran Papirus 9 yang memuat Surat 1 Yohanes pasal 4:11-12,14-17 dalam bahasa Yunani dari abad ke-3 M.
KitabSurat 1 Yohanes
KategoriSurat-surat Am
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
23
pasal 3
pasal 5

1 Yohanes 4 (disingkat 1Yoh 4) adalah pasal keempat Surat Yohanes yang Pertama dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang ditulis oleh Yohanes, salah satu dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[1] Pasal ini berisi pengajaran mengenai Antikristus dan kasih.[2]

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (TB)[3]

Alasan untuk menguji setiap roh (yaitu seorang yang digerakkan atau diilhami oleh roh) ialah karena ada "banyak nabi palsu" akan masuk ke dalam gereja. Kenyataan ini akan berlaku secara khusus apabila toleransi terhadap ajaran yang tidak alkitabiah akan makin meningkat menjelang akhir zaman (lihat Matius 24:11; 1 Timotius 4:1; 2 Timotius 4:3–4; 2 Petrus 2:2). Orang Kristen diperintahkan untuk menguji semua guru, penulis, pengkhotbah, dan nabi Kristen, dan sebenarnya setiap orang yang menuntut bahwa pekerjaan atau berita yang dibawanya berasal dari Roh Kudus. Orang percaya sama sekali tidak boleh menganggap suatu pelayanan atau pengalaman rohani sebagai berasal dari Allah sekalipun ada yang mengatakan demikian. Lagi pula, tidak ada ajaran yang dapat diterima sebagai benar hanya berdasarkan keberhasilan, mukjizat, atau yang kelihatan seperti pengurapan (Matius 7:22; 1 Korintus 14:29; 2 Tesalonika 2:8–10; 2 Yohanes 1:7; Wahyu 13:4; 16:14; 19:20).

  • 1) Semua pengajaran harus diperiksa menurut penyataan kebenaran Allah dalam Alkitab (lihat Galatia 1:9).
  • 2) Roh dari pengajaran itu haruslah diuji. Adakah ajaran itu memiliki roh dan penekanan yang sama dengan ajaran rasuli Perjanjian Baru? Berwaspadalah terhadap ajaran yang orang katakan telah diterima dari Roh Kudus atau malaikat yang tidak dapat didukung oleh penafsiran alkitabiah yang dapat dipercaya.
  • 3) Kehidupan guru harus diuji dalam hal hubungan mereka dengan dunia yang berdosa (lihat 1Yoh 4:5) dan dengan ketuhanan Kristus (1 Yohanes 4:2,6; Roma 10:9).[4]
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (TB)[5]

Liberalisme teologis dan bidat-bidat agama menunjukkan bahwa mereka adalah "antikristus" (1 Yohanes 4:3) ketika mereka menyangkal keilahian Yesus Kristus (lihat Yohanes 1:1), kelahiran-Nya dari seorang perawan (lihat Matius 1:23), atau kematian yang menebus dan kebangkitan-Nya bagi keselamatan kita (1 Yohanes 4:9–10; 2:2). Setiap penyimpangan dari penyataan Alkitab mengenai Kristus membuka kesempatan kepada "roh-roh" Iblis yang menipu (1 Yohanes 4:1) karena itu mengesampingkan kekuasaan dan sifat dapat dipercayai penuh dari Firman Allah (lihat 2 Petrus 1:3).[4]

dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah.
Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (TB)[6]
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. (TB)[7]

Walaupun kasih merupakan suatu aspek dari buah Roh (Galatia 5:22-23) dan bukti kelahiran baru (1 Yohanes 2:29; 3:9–10; 5:1), kasih juga adalah sesuatu yang harus dikembangkan oleh orang beriman. Oleh karena itu, Yohanes menasihati orang percaya untuk saling mengasihi, memperhatikan sesama dan berusaha memajukan kesejahteraan mereka. Yohanes tidak berbicara mengenai itikad baik, tetapi mengenai keputusan dan sikap untuk menolong orang lain (1 Yohanes 3:16–18; bandingkan Lukas 6:31). Yohanes mendorong orang beriman untuk memperlihatkan kasih karena tiga alasan:

  • 1) Kasih adalah sifat Allah sendiri (1 Yohanes 4:7–9), yang dinyatakan dengan mengaruniakan Anak-Nya kepada manusia (1 Yohanes 4:9,10). Orang yang percaya mengambil bagian dalam sifat-Nya karena orang itu lahir dari Dia (1 Yohanes 4:7).
  • 2) Oleh sebab Allah mengasihi orang percaya, maka orang yang sudah mengalami kasih, pengampunan, dan pertolongan-Nya wajib menolong orang lain, meskipun untuk itu harus berkorban secara pribadi (lihat: Perintah Baru).
  • 3) Jikalau orang beriman saling mengasihi, Allah tetap di dalam mereka dan kasih-Nya disempurnakan di dalam mereka (1 Yohanes 4:12).[4]
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (TB)[8]
Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. (TB)[9]
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (TB)[10]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ 1 Yohanes 4:1
  4. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ 1 Yohanes 4:2 - Sabda.org
  6. ^ 1 Yohanes 4:3 - Sabda.org
  7. ^ 1 Yohanes 4:7 - Sabda.org
  8. ^ 1 Yohanes 4:8
  9. ^ 1 Yohanes 4:12
  10. ^ 1 Yohanes 4:19

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]