Pembicaraan:Gelar kebangsawanan Jawa

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mengubah "kangjeng" menjadi "kanjeng"[sunting sumber]

Tolong untuk bot diatur untuk mengubah kata kangjeng menjadi kanjeng, karena tugas ini akan terlalu besar untuk dilakukan seorang saja.
 Firman.Nst  ✉ 

Sepertinya versi Igor Nababan masih lebih betul[sunting sumber]

Salam, Gelar Putra mahkota di Yogya itu "Mangkubumi" kenapa disini menjadi "Adipati Anom (gelar Surakarta)" . Gelar putra mahkota untuk Mangkunegara "Prangwadana" dan Pakualaman "Singadilaga" juga tidak ditulis . Seingat saya dulu di versi Igor Nababan itu masih ada dan betul Ricky Pratama (bicara) 9 September 2022 22.47 (UTC)[balas]

Salam,
Gelar putra mahkota Kerajaan Mataram yang diwarisi Kerajaan Yogyakarta sama dengan gelar putra mahkota Kerajaan Surakarta, yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom. Sedangkan Mangkubumi adalah nama untuk putra raja yang sudah upgrade menjadi pangeran, jadi Mangkubumi bukanlah gelar dan gelar pangeran seorang bernama Mangkubumi pun bisa beraneka jenis.
Contoh sebelum perpecahan : Pangeran Adipati Mangkubumi itu gelar dan nama untuk R.Bg. Jambu putra Ky.Ag. Pamanahan, Pangeran Harya Mangkubumi itu gelar dan nama untuk R.M. Cahya alias R.M. Wahya putra Sunan Hadi Prabu Hanyakrawati. Pangeran Harya Mangkubumi itu gelar dan nama untuk R.M. Surasa putra Sunan Amangkurat IV dari selir M.Ay. Candrawati, yang karena meninggal dunia maka gelar dan nama tersebut diberikan kepada adik tirinya sehingga, Pangeran Harya Mangkubumi itu gelar dan nama untuk R.M. Sujana putra Sunan Amangkurat IV dari selir M.Ay. Tejawati.
Contoh setelah perpecahan : K.G.P.H. Mangkubumi itu gelar dan nama untuk R.M.G. Sala alias R.M.G. Tala alias R.M.G. Saliya putra Sunan Pakubuwana III, K.G.P.H. Mangkubumi itu gelar dan nama untuk B.R.M. Saliman putra Sunan Pakubuwana XI, K.G.P.H. Mangkubumi itu gelar dan nama untuk G.R.M. Suryo Suharto putra Sunan Pakubuwana XIII.
Bahkan jika raja berkehendak, nama Mangkubumi bisa diberikan kepada seseorang yang bukan anak raja. Contoh : R. Santareja yaitu menantu Sunan Pakubuwana I diberi gelar dan nama Pangeran Mangkubumi.
Kerajaan Yogyakarta memang memiliki ikatan khusus dengan nama Mangkubumi karena raja pertamanya menyandang nama tersebut sebelum bertakhta, mirip dengan nama Mangkunagara bagi Kadipaten Mangkunagaran yang awal mulanya adalah nama pangeran putra raja. Ketika pada bulan April 1790 Sunan Pakubuwana IV memberikan gelar dan nama K.G.P.H. Mangkubumi kepada adik kandungnya yaitu R.M.G. Sala alias R.M.G. Tala alias R.M.G. Saliya, Sultan Hamengkubuwana I mengajukan protes keras kepada Kerajaan Surakarta melalui VOC. Namun protes tersebut diabaikan oleh Sunan Pakubuwana IV.
Di Kerajaan Surakarta pada bulan Juli 2008 putra sulung Sunan Pakubuwana XIII yaitu G.R.M. Suryo Suharto diwisuda menjadi pangeran dengan gelar dan nama G.P.H. Mangkubumi, pada bulan April 2019 G.P.H. Mangkubumi diwisuda menjadi lurah pangeran sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.H. Mangkubumi, tetapi pada bulan Desember 2022 K.G.P.H. Mangkubumi berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.H. Hangabehi. Sementara itu di Kerajaan Yogyakarta pada bulan Mei 2002 putri sulung Sultan Hamengkubuwana X yaitu G.R.A. Nurmalitasari diwisuda menjadi ratu dengan gelar dan nama G.K.R. Pembayun, pada bulan Mei 2015 G.K.R. Pembayun berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi G.K.R. Mangkubumi.
Oleh karena itu sejak bulan Mei 2015 sampai bulan Desember 2022 ada dua orang Mangkubumi, yaitu Mangkubumi dari Surakarta dan Mangkubumi dari Yogyakarta.
Salam, Benedettou (bicara) 4 Januari 2023 10.53 (UTC)[balas]
Salam,
Mengenai Prabu Prangwadana dan Prabu Suryadilaga (bukan Prabu Singadilaga), ada kutipan dari beberapa sumber :
  • K.G.P. Adipati Arya Prabu Prangwadana = asmane K.G.P. Mangkunagara ing sadurunge yuswa 40 taun, yèn ing Yogyakarta K.G.P. Adipati Arya Prabu Suryadilaga (K.G.P. Pakualam). (Padmasukaca, 1967, Sariné Basa Jawa, Balai Pustaka, Jakarta.)
  • Kandhane mas guru, sing ngasta praja Mangkunagaran kuwi, nèk durung yuswa 40 taun, durung asma Mangkunagara, isih jêjuluk Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Arya Prabu Prangwadana. (Yasawidagda, 1937, Bocah Mangkunagaran, Bale Pustaka, Batawi.)
Contoh di Kadipaten Mangkunagaran :
Setelah Adipati Mangkunagara III meninggal dunia, pemerintah kolonial menunjuk adik sepupunya yaitu R.M. Sudira alias R.M.H. Gandakusuma alias K.P.H. Gandakusuma menjadi pengganti. K.P.H. Gandakusuma dilantik menjadi penguasa Kadipaten Mangkunagaran pada tanggal 24 Maret 1853 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana. Baru pada tanggal 16 September 1857 K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana tersebut berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.Ad.H. Mangkunagara IV. Pada tanggal 19 Mei 1869 putra Adipati Mangkunagara IV dari permaisuri yaitu G.R.M. Sunita dilantik menjadi putra mahkota dengan gelar dan nama K.P.H. Prabu Prangwadana. Setelah Adipati Mangkunagara IV meninggal dunia, G.R.M. Sunita alias K.P.H. Prabu Prangwadana dilantik menjadi penguasa Kadipaten Mangkunagaran pada tanggal 24 Oktober 1881 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana. Baru pada tanggal 5 Mei 1894 K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana tersebut berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.Ad.H. Mangkunagara V.
Setelah Adipati Mangkunagara V meninggal dunia, pemerintah kolonial menunjuk adik kandungnya yaitu R.M. Suyitna alias K.P.H. Dayaningrat menjadi pengganti. K.P.H. Dayaningrat dilantik menjadi penguasa Kadipaten Mangkunagaran pada tanggal 21 November 1896 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Mangkunagara VI. Setelah Adipati Mangkunagara VI mengundurkan diri, pemerintah kolonial menunjuk kemenakannya yaitu B.R.M. Suparta alias B.R.M.H. Surya Suparta menjadi pengganti. B.R.M.H. Surya Suparta dilantik menjadi penguasa Kadipaten Mangkunagaran pada tanggal 3 Maret 1916 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana. Baru pada tanggal 4 September 1924 K.G.P.Ad.H. Prabu Prangwadana tersebut berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.Ad.H. Mangkunagara VII.
Contoh di Kadipaten Pakualaman :
Putra Adipati Pakualam II dari selir yaitu B.R.M.H. Natawiliya dilantik menjadi putra mahkota dengan gelar dan nama K.P.H. Prabu Suryadilaga. Setelah Adipati Pakualam IV meninggal dunia, B.R.M.H. Natawiliya alias K.P.H. Prabu Suryadilaga dilantik menjadi penguasa Kadipaten Pakualaman pada tanggal 10 Oktober 1878 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Prabu Suryadilaga. Baru pada tanggal 13 Desember 1878 K.G.P.Ad.H. Prabu Suryadilaga tersebut berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.Ad.H. Pakualam V.
Setelah Adipati Pakualam VI meninggal dunia, pemerintah kolonial menunjuk putranya yaitu B.R.M. Surarya alias B.R.M.H. Suraryaningrat menjadi pengganti. B.R.M.H. Suraryaningrat dilantik menjadi penguasa Kadipaten Pakualaman pada tanggal 17 Desember 1906 dengan gelar dan nama K.G.P.Ad.H. Prabu Suryadilaga. . Baru pada tanggal 1 Oktober 1921 K.G.P.Ad.H. Prabu Suryadilaga tersebut berganti nama sehingga gelar dan namanya menjadi K.G.P.Ad.H. Pakualam VII.
Berdasarkan data tersebut, bisa disimpulkan bahwa :
  • Prabu Prangwadana adalah nama untuk putra mahkota Kadipaten Mangkunagaran sekaligus nama untuk penguasa Kadipaten Mangkunagaran yang belum berumur 40 tahun menurut Kalender Jawa.
  • Prabu Suryadilaga adalah nama untuk putra mahkota Kadipaten Pakualaman sekaligus nama untuk penguasa Kadipaten Pakualaman yang belum berumur 40 tahun menurut Kalender Jawa.
  • Gelar untuk putra mahkota Kadipaten Mangkunagaran dan Kadipaten Pakualaman umumnya adalah K.P.H., walaupun tidak menutup pemakaian gelar lain seperti G.P.H. di Kadipaten Mangkunagaran atau K.B.P.H. di Kadipaten Pakualaman.
  • Gelar untuk penguasa Kadipaten Mangkunagaran dan Kadipaten Pakualaman adalah K.G.P.Ad.H., tidak bergantung pada nama yang dipakai apakah Prabu Prangwadana / Prabu Suryadilaga atau Mangkunagara / Pakualam.
Salam, Benedettou (bicara) 5 Januari 2023 03.02 (UTC)[balas]