Lompat ke isi

Parsel (konsinyasi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kargo sedang diturunkan dari sebuah kapal dengan menggunakan jaring kargo di Pelabuhan Baru Haikou, Haikou City, Hainan, Tiongkok
Boeing 747-400F milik Cargolux dengan pintu bagian depan dibuka

Parsel adalah hasil pembagian kargo yang berjumlah banyak menjadi beberapa konsinyasi, sehingga dapat dikirim dengan lebih mudah dan murah. Parsel merupakan unit yang sehari-hari digunakan dalam pengiriman dan penerimaan berbagai macam kargo. Parsel dapat memiliki berbagai macam bentuk maupun ukuran. Ukurannya dapat bervariasi dari sebuah parsel surat hingga 100 kotak anggur, dengan batas maksimal, misalnya, 4 juta barel kargo minyak yang cukup untuk mengisi sebuah kapal tanker minyak.[1]

Ukuran parsel

[sunting | sunting sumber]

Tiap produk memiliki ukuran parsel tersendiri, agar dapat diangkut dengan cara yang paling murah. Hal ini disebut sebagai distribusi ukuran parsel. Sehingga, distribusi ukuran parsel untuk batu bara berbeda dengan bijih, biji padi-padian, atau gula.

Untuk transportasi curah lewat laut, terdapat sejumlah ukuran parsel yang umum digunakan. Untuk batu bara biasanya antara 20.000 dan 160.000 ton, namun untuk mayoritas ukuran parsel kargo biasanya antara 150.000 dan 60.000 ton. Bijih besi biasanya diangkut dengan ukuran parsel 150.000 ton, sementara biji padi-padian biasanya dengan ukuran antara 60.000 dan 25.000 ton. Dalam pengangkutan gula, ukuran parsel yang paling umum adalah sekitar 25.000 ton.

Memaksimalkan parsel ke ukuran maksimum membantu keekonomian skala. Hal inipun membuat makin banyak kapal berukuran besar beroperasi pasca Perang Dunia II.

Walaupun begitu, ada sejumlah faktor yang membatasi ukuran parsel, yakni:

  • Tingkat stok;
  • Ketersediaan kedalaman;
  • Berkurangnya keekonomian skala pada kapal besar.

Transisi dari curah ke kargo dimulai saat ukuran parsel lebih kecil daripada kapasitas dari suatu kapal. Hal inipun membuat kapal mulai mengangkut sejumlah parsel secara bersamaan, sehingga memerlukan peti kemas curah menengah, yang membuat biaya pengangkutan meningkat tajam. Dengan hadirnya peti kemas, parsel kecil kini pun dapat diangkut dengan lebih efisien, sebagaimana sebelumnya kargo mengalahkan keekonomian skala dari transportasi curah.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ M. Stopford (1997). Maritime Economics II. Routledge. hlm. 13–. ISBN 978-0-415-15309-6. Diakses tanggal 9 May 2013. [pranala nonaktif permanen]

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]