Parkir dan menumpang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fasilitas P+R di Stasiun MRT Kwasa Sentral, Selangor, Malaysia

Parkir dan menumpang (Inggris: park and ride) atau biasa disingkat P+R adalah tempat parkir dengan koneksi ke transportasi umum yang memungkinkan seseorang menuju ke pusat kota dengan meninggalkan kendaraan pribadi mereka, dan berpindah ke transportasi umum seperti bus, kereta (angkutan cepat, kereta ringan, kereta api, atau kereta komuter), atau berbagi tumpangan untuk sisa perjalanan. Kendaraan pribadi ditinggalkan di tempat parkir dan diambil ketika pemiliknya kembali. Fasilitas parkir dan menumpang biasanya terletak di pinggir kota area metropolitan, atau di pinggir luar kota besar. Parkir dan menumpang yang hanya menawarkan parkir untuk koneksi ke layanan berbagi tumpangan (bukan koneksi ke transportasi umum) juga dapat disebut parkir dan angkut (Inggris: park and pool).[1]

Parkir dan menumpang biasanya disingkat "P+R" di rambu lalu lintas di beberapa negara, dan sering disebut sebagai "Park & Ride" dalam pemasaran.

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Standar rambu P+R di Jerman

Manfaat pengembangan fasilitas parkir dan menumpang antara lain adalah:

  • Membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat-pusat kegiatan,
  • Mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum,
  • Mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi Gas rumah kaca karena angkutan umum menghasilkan emisi gas rumah kaca per penumpang km yang lebih rendah ketimbang menggunakan kendaraan pribadi,
  • Mengurangi kebutuhan ruang parkir di pusat kota.

Alat manajemen lalu lintas[sunting | sunting sumber]

Parkir dan menumpang ini merupakan salangkat manajemen pembatasan lalu lintas di pusat kota yang padat, untuk menarik masyarakat untuk parkir dengan tarif parkir yang murah atau gratis dan kemudian menaiki angkutan bus/busway ataupun kereta api menuju ke pusat kota.

Di wilayah Jabotabek banyak ditemukan fasilitas parkir dan menumpang di lintasan kereta api Jabotabek yang ada di pingiran kota seperti di Bekasi, Bogor serta di awal lintasan TransJakarta seperti di Ragunan.

Upaya untuk menarik penggunaan fasilitas parkir[sunting | sunting sumber]

P+R di Stasiun Suibara, Agano, Niigata, Jepang

Untuk meningkatkan penggunaan fasilitas parkir dan menumpang perlu beberapa pertimbangan berikut ini:

  • Ketersediaan ruang parkir yang memadai, yang didisain sedemikian sehingga mudah untuk masuk dan keluar tempat parkir,
  • Tersedia fasilitas ruang tunggu angkutan umum yang nyaman,
  • Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dari terminal atau stasiun ataupun tempat perhentian angkutan umum, sehingga dapat menghemat waktu berjalan kaki dari ruang parkir ke terminal atau sebaliknya.
  • Tarip rendah, dan bila memungkinkan gratis ataupun sudah terhitung dalam tarif angkutan,
  • Keamanan terhadap pencurian kendaraan bermotor ataupun terhadap barang yang ada di dalam kendaraan harus terjamin, untuk menghilangkan kekawatiran pengguna sistem akan keamanan kendaraannnya.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "DART First State Park & Ride/Park & Pool Lots" (PDF). DART First State.