Ophioglossaceae
Tampilan
Ophioglossaceae | |
---|---|
Ophioglossum vulgatum tumbuh di Saarland, Jerman | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Divisi: | Polypodiophyta |
Kelas: | Polypodiopsida |
Subkelas: | Ophioglossidae |
Ordo: | Ophioglossales |
Famili: | Ophioglossaceae |
Genera | |
Ophioglossaceae merupakan salah satu suku anggota tumbuhan paku (Pteridophyta). Suku ini merupakan satu-satunya anggota bangsa Ophioglossales yang masih lestari di bumi.
Anggota-anggota suku ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- hanya menghasilkan daun tunggal, bukan daun majemuk (ental) seperti kebanyakan paku-pakuan lain,
- menghasilkan "eusporangia", bukan "leptosporangia" seperti banyak paku-pakuan sejati lain sehingga paku ini secara evolusi dianggap memisah paling awal dari paku sejati lainnya,
- daun fertilnya (sporofil) terpisah menjadi dua bagian: sporofor (sporophora), yang membawa sporangia dengan bentuk memanjang/sempit, dan trofofor (trophophora), yang bentuknya serupa dengan daun steril (trofofil),
- gametofitnya hidup di bawah permukaan tanah (subterraneous) dan bersimbiosis dengan cendawan tanah (sehingga bersifat mycoheterotrophic).
Secara tradisional, suku ini menghimpun tiga marga: Ophioglossum, Helminthostachys, dan Botrychium. Namun, revisi tengah dilakukan sehingga pada saat ini sebagian anggota Ophioglossum dapat dipisah ke dalam marga Ophioderma agar Cheiroglossa tergabung ke dalamnya. Selain itu, sebagian anggota Botrychium dipisahkan pula ke dalam Botrypus dan Sceptridium. Lebih jauh lagi, ditemukan spesies terisolasi di satu pulau di Korea, yaitu Mankyua.