Museum Tani Jawa Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Museum Tani Jawa
Museum Tani Jawa Indonesia
Museum Tani Jawa Indonesia yang terletak di Dusun Candran, Bantul.
Peta
Didirikan27 May 2007
LokasiDusun Candran, Kebonagung, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Koordinat7°55′28″S 110°22′17″E / 7.9244744°S 110.3714677°E / -7.9244744; 110.3714677Koordinat: 7°55′28″S 110°22′17″E / 7.9244744°S 110.3714677°E / -7.9244744; 110.3714677
JenisMuseum etnografi
Ukuran koleksiAlat pertanian budaya Jawa

Museum Tani Jawa Indonesia merupakan museum kecil yang terletak di desa wisata Candran, di Kebon Agung, Kabupaten Bantul , Daerah Istimewa Yogyakarta.[1] Museum Tani Jawa Indonesia ini berdiri pada tahun 2005, dipelopori oleh Kristya Bintara yang pada saat itu menjabat sebagai Lurah di Desa Kebonagung pada tahun 1988. Museum ini dulunya ditempati sebagai rumah joglo milik Subandi, Dukuh Kanten.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pendirian Museum Tani Jawa yaitu sebagai objek wisata pelengkap yang ada di Desa Wisata Candran yang telah memberikan kegiatan-kegiatan positif. Museum ini diharapkan untuk memperjuangan kesejahteraan perekonomian petani pada saat mereka tidak panen. Museum ini dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar tradisi budaya tani untuk para wisatawan yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Kerja sama yang diadakan bersama Asia Link dan Accor group telah membantu Museum Tani Jawa untuk mendatangkan pengunjung yang ada di berbagai negara, yang jumlahnya mencapai 1000 orang setiap tahunnya.[3]

Museum[sunting | sunting sumber]

Gagasan awal untuk mendirikan Museum ini adalah untuk memberikan penghargaan dan sebagai bentuk penghormatan bagi pertanian Jawa yang dimulai pada tahun 1998. Pada saat itu, alat-alat pertanian tradisional dikumpulkan untuk dilestarikan. Pengumpulan alat-alat tradisional dilakukan oleh masyarakat yang berada di desa Candran yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa. Pada tanggal 27 Mei 2007, museum ini didirikan, tepat satu tahun setelah gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta waktu itu. Museum ini dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh Ki Condro yang berperan sebagai pendiri Desa Candran. Pendanaan untuk pembangunan museum Tani Jawa dikumpulkan oleh Bupati Bantul dari penduduk desa di sekitarnya. Tujuan dibuatnya museum ini adalah untuk memungkinkan pengunjung agar dapat belajar mengenai budaya bercocok tanam. Museum Tani Jawa telah dimasukkan ke dalam Dewan Pengawas Museum sebagai sebuah organisasi yang mengawasi museum di Indonesia. Museum Tani Jawa diawasi langsung oleh Departemen Pariwisata, Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia.[4]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Museum Tani Jawa telah menampung berbagai macam koleksi peralatan tradisional yang telah digunakan oleh petani Jawa, berupa pertanian padi. Ada juga koleksi benda-benda yang terkait dengan pertanian, produksi makanan, dan bentuk transportasi tradisional. Museum Tani Jawa yang didirikan sejak tahun 1998 sampai sekarang telah memiliki berbagai macam koleksi sekurangnya 620 alat pertanian tradisional. Beberapa diantaranya adalah garu, yaitu alat yang digunakan untuk meratakan tanah, alat bajak tradisional seperti cangkul, sabit dan gosrok yaitu alat yang digunakan untuk menyiangi rumput.[5]

Di antara alat-alat pertanian Jawa yang telah disimpan rapi di dalam museum seperti bajak , cangkul , keranjang, batu lumpang , ani-ani , caping , wajan , kuali, terra cotta anglo , kompor, mortar dan alu , benda-benda ritual seperti wiwitan dan merti, dan benda yang berbentuk orangan sawah seperti memedi sawah dan nini thowong . Selain alat pertanian tradisional, di museum juga terdapat beberapa koleksi alat yang dipakai petani untuk mengolah hasil tani seperti kendil atau alat yang digunakan untuk menanak nasi, dan juga koleksi untuk berkesenian yaitu lesung.[6]

Aktivitas[sunting | sunting sumber]

Museum Tani Jawa secara rutin mengadakan aktivitas atau kegiatan untuk para pengunjung. Kegiatan yang dilakukan yaitu lomba tanam padi, lomba memasak tradisional, lomba seni pertunjukan tradisional seperti gamelan, festival Memedi sawah nasional, dan lomba pameran untuk memamerkan hasil pertanian. Lomba tanam padi dan lomba memasak tradisional masing-masing diadakan pada bulan Januari dan Maret. Pada bulan Mei, sebuah festival yang menampilkan seni pertunjukan tradisional misalnya pertunjukan gamelan atau pertunjukan perkusi menggunakan long mortar ( alu ) diadakan. Pada bulan Juli adalah festival memedi sawah nasional. Pada bulan November, sebuah pameran untuk memamerkan hasil pertanian Jawa.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Museum Tani Jawa Yogyakarta". gudeg.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-01. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  2. ^ "Mengenal Museum Tani Jawa Indonesia". Museum untuk Persatuan dalam Perbedaan. 2014-03-08. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  3. ^ "Museum Tani Jawa Indonesia". direktori online museum di indonesia. 2017-04-11. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  4. ^ "Museum Tani Jawa Indonesia Di Kebon Agung, Imogiri, Bantul, Yogyakart…". archive.vn. 2012-08-01. Archived from the original on 2012-08-01. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  5. ^ Wijanarko, Tulus (2017-11-11). "Museum Tani Bantul Terus Melengkapi Koleksi dari Pelosok Jawa". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-17. 
  6. ^ Okezone (2017-11-05). "Segudang Koleksi Museum Tani Jawa, dari Lesung Sampai Bajak Kuno : Okezone Lifestyle". lifestyle.okezone.com. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  7. ^ ivan (2018-03-14). "Museum Tani Jawa, Destinasi Wisata Edukasi". KRJogja. Diakses tanggal 2020-06-17.