Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia": Perang suntingan (‎[edit=autoconfirmed] (kedaluwarsa 12 April 2013 10.56 (UTC)) ‎[move=autoconfirmed] (kedaluwarsa 12 April 2013 10.56 (UTC)))
Kikintarigan (bicara | kontrib)
Baris 88: Baris 88:
* 2002 Kupang XXIII /XXII Maria Restu Hapsari
* 2002 Kupang XXIII /XXII Maria Restu Hapsari
* 2004 Manado XXIV /XXIII Emmanuel Josafat Tular
* 2004 Manado XXIV /XXIII Emmanuel Josafat Tular
* 2006 Jayapura XXV/ XXIV (Demisioner, Tidak menetapkan Ketua Presidium)
* 2006 Jayapura XXV/ XXIV (pasca MPA Jayapura; banyak masalah belum terselesaikan)
* 2008 Jogjakarta XXVI/ XXV Tri Adi Sumbogo
* 2012 Medan Istimewa/XXVI Yohannes Sahat
{{EndDiv}}


== Bintang Sanctus Thomas Aquinas ==
== Bintang Sanctus Thomas Aquinas ==

Revisi per 15 April 2012 05.33

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia disingkat (PMKRI) merupakan Organisasi Kepemudaan (OKP) Katolik yang berfungsi sebagai organisasi pembinaan dan organisasi perjuangan mahasiswa katolik (juga bukan katolik) yang berazaskan Pancasila, dijiwai kekatolikan, dan disemangati kemahasiswaan.

Ditetapkan berdiri pada 25 Mei 1947. Namun demikian cikal bakal organisasi ini telah lahir jauh sebelumnya yakni saat berdirinya KSV Sanctus Bellarminus, Batavia (didirikan di Jakarta, 10 November 1928), KSV Sanctus Thomas Aquinas Bandung (didirikan di Bandung, 14 Desember 1947), dan KSV Sanctus Lucas Surabaya (didirikan di Surabaya, 12 Desember 1948).

Sejarah PMKRI

Federasi KSV

Katholieke Studenten Vereniging (KSV)sebagai Organisasi Mahasiswa Katolik telah berdiri di beberapa daerah berturut-turut :

Selanjutnya tahun 1949 dibentuk Federasi KSV yang diketuai oleh Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong).

Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI Yogyakarta)

Adapun PMKRI Yogyakarta yang pertama kali diketuai oleh St. Munadjat Danusaputro, didirikan pada tanggal 25 Mei 1947.

Fusi 11 Juni 1950 (Konggres I)

Keinginan Federasi KSV untuk berfusi dengan Perserikatan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Yogyakarta saat itu, karena pada pertemuan antar KSV di penghujung 1949, dihasilkan keputusan bersama bahwa “….Kita bukan hanya mahasiswa Katolik, tetapi juga mahasiswa Katolik Indonesia ..." Federasi akhirnya mengutus Gan Keng Soei (KS Gani) dan Ouw Jong Peng Koen (PK Ojong) untuk mengadakan pertemuan dengan moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta.

Setelah mendapat saran dan berkat dari Vikaris Apostolik Batavia yang pro Indonesia, yaitu Mgr. Peter J Willekens SJ, utusan Federasi KSV (kecuali Ouw Jong Peng Koen yang batal hadir karena sakit) bertemu dengan moderator pada tanggal 18 Oktober 1950. Pertemuan dengan Ketua PMKRI Yogyakarta saat itu, yaitu PK Haryasudirja, bersama stafnya berlangsung sehari kemudian. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut intinya wakil federasi KSV yaitu Gan Keng Soei mengajak dan membahas keinginan ”Mengapa kita tidak berhimpun saja dalam satu wadah organisasi nasional mahasiswa Katolik Indonesia? Toh selain sebagai mahasiswa Katolik, kita semua adalah mahasiswa Katolik Indonesia. “

Maksud Federasi KSV ini mendapat tanggapan positif moderator dan pimpinan PMKRI Yogyakarta. Dan dari pertemuan itu dihasilkan dua keputusan lain yaitu :

  • Setelah pertemuan tersebut, masing-masing organisasi harus mengadakan kongres untuk membahas rencana fusi.
  • Kongres Gabungan antara Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta akan berlangsung di Yogyakarta tanggal 9 Juni 1951.

Dalam kongres gabungan tanggal 9 Juni 1951, kongres dibuka secara resmi oleh PK Haryasudirja selaku wakil PMKRI Yogyakarta bersama Gan Keng Soei yang mewakili Federasi KSV. Diluar dugaan, Kongres yang semula direncanakan berlangsung hanya sehari, ternyata berjalan alot terutama dalam pembahasan satu topik, yakni penetapan tanggal berdirinya PMKRI.

Di saat belum menemui kesepakatan, Kongres Gabungan sempat diskors untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing organisasi untuk kembali mengadakan kongres secara terpisah pada tanggal 10 Juni 1951. Akhirnya Kongres Gabungan untuk fusi-pun kembali digelar pada tanggal 11 Juni 1951 dan berhasil menghasilkan 14 keputusan.[1]

Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta berfusi menjadi satu sebagai organisasi nasional mahasiswa katolik bernama ”Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia” yang kemudian disingkat PMKRI. Sebutan perhimpunan ini disepakati sebagai pertimbangan agar organisasi baru ini sudah bersiap-siap untuk mau dan mampu menampung masuk dan menyatunya organisasi-organisasi mahasiswa Katolik lain yang telah berdiri berlandaskan asas dan landasan lain, seperti KSV-KSV di daerah-daerah pendudukan Belanda guna menuju persatuan dan kesatuan Indonesia.

Dasar pedoman (AD/Anggaran Dasar) PMKRI Yogyakarta diterima sebagai AD sementara PMKRI hingga ditetapkannya AD PMKRI yang definitif.

Keputusan - keputusan yang dihasilkan pada waktu itu :

  1. PMKRI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1947.
  2. PMKRI berkedudukan di tempat kedudukan Pengurus Pusat PMKRI.
  3. Empat cabang pertama PMKRI adalah : PMKRI Cabang Yogyakarta, PMKRI Cabang Bandung, PMKRI Cabang Jakarta, dan PMKRI Cabang Surabaya.
  4. Dalam ART setiap Cabang PMKRI harus dicantumkan kalimat,”PMKRI berasal dari Federasi KSV dan PMKRI Yogyakarta yang berfusi tanggal 11 Juni 1951
  5. Santo pelindung PMKRI adalah Sanctus Thomas Aquinas
  6. Semboyan PMKRI adalah “Religio Omnium Scientiarum Anima” yang artinya Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan.
  7. Baret PMKRI berwarna merah ungu (marun), dengan bol kuning di atasnya.
  8. Kongres fusi ini selanjutnya disebut sebagai Kongres I PMKRI.
  9. Kongres II PMKRI akan dilangsungkan di Surabaya, paling lambat sebelum akhir Desember 1952 dan PMKRI Cabang Surabaya sebagai tuan rumahnya.
  10. Masa kepengurusan PMKRI adalah satu tahun, dengan catatan: untuk periode 1951-1952 berlangsung hingga diselenggarakannya Kongres II PMKRI.
  11. PP PMKRI terpilih segera mendirikan cabang-cabang baru PMKRI diseluruh Indonesia dan mengenai hal ini perlu dikoordinasikan dengan pimpinan Waligereja Indonesia.
  12. PK Haryasudirja secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua Umum PP PMKRI periode 1951-1952.

Dengan keputusan itu maka kelahiran PMKRI yang ditetapkan pada tanggal 25 Mei 1947 menjadi acuan tempat PMKRI berdiri. PMKRI didirikan di Balai Pertemuan Gereja Katolik Kotabaru Yogyakarta di jalan Margokridonggo (saat ini Jln. Abubakar Ali). Balai pertemuan tersebut sekarang bernama Gedung Widya Mandala.

Penentuan tanggal 25 Mei 1947 yang bertepatan sebagai hari Pantekosta, sebagai hari lahirnya PMKRI, tidak bisa dilepaskan dari jasa Mgr. Albertus Soegijapranata. Atas saran beliaulah tanggal itu dipilih dan akhirnya disepakati para pendiri PMKRI, setelah sejak Desember 1946 proses penentuan tanggal kelahiran belum menemui hasil. Alasan beliau menetapkan tanggal tersebut adalah sebagai simbol turunnya roh ketiga dari Tri Tunggal Maha Kudus yaitu Roh Kudus kepada para mahasiswa katolik untuk berkumpul dan berjuang dengan landasan ajaran agama Katolik, membela, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Pengurus Pusat PMKRI

Pengurus Pusat PMKRI (PP PMKRI) adalah badan eksekutif PMKRI di level nasional yang bertugas mengkoordinir (mengurus) Cabang PMKRI berikut Calon Cabang PMKRI dan Kota Jajakan PMKRI. Lebih dari itu, PP PMKRI menjadi representasi organisasi dalam hubungan ekternal kekatolikan maupun internal kekatolikan, baik di dalam maupun di luar negeri.Sejatinya, PP PMKRI bukan supra struktur dari DPC PMKRI (Cabang PMKRI), melainkan primus inter pares.

Berikut ini adalah nama-nama pengurus pusat PMKRI, yaitu:[butuh rujukan]

  • 1951 Yogyakarta I - PK.Hardjasudirdja
  • 1952 Surabaya II - FX. Sudiono
  • 1953 Jakarta III - Anton Moeliono
  • 1954 Bandung IV - Wisanto Haryadi
  • 1955 Yogyakarta V - C.Koentoro
  • 1956 Surabaya VI - FX.Surjanto
  • 1957 Jakarta VII - BS. Muljana
  • 1958 Bandung - I BS.Muljana
  • 1959 Semarang VIII /II A.Hadyana P
  • 1960 Malang - III A.Ben Mboi
  • 1961 Yogyakarta IX/ IV Harry Tjan Silalahi
  • 1962 Surabaya - V Harimurti K
  • 1963 Jakarta - VI Cosmas Batubara
  • 1964 Malang X /VII Cosmas Batubara
  • 1967 Bandung - VIII Savrinus Suardi
  • 1969 Surabaya XI/ IX J Max Wayong
  • 1971 Surakarta XII /X Chris Siner Key Timu
  • 1975 Semarang XIII/ XI Chris Siner Key Timu
  • 1977 Malang XIV/ XII Wem Kaunang
  • 1981 Jakarta - XIII Marcus Mali
  • 1985 Jakarta XV /XIV Paulus Januar
  • 1988 Surabaya XVI /XV Gaudens Wodar
  • 1990 U.Pandang XVII /XVI Cyrillus I Kerong
  • 1992 Bandung XVIII /XVII Leonardo Renyut
  • 1994 Medan XIX/ XVIII Antonius Doni
  • 1996 Malang XX/ XIX I Riza Primahendra
  • 1998 Banjarmasin XXI /XX Ign. Kikin P Tarigan S
  • 2000 Jakarta XXII /XXI Robert JE. Nalenan
  • 2002 Kupang XXIII /XXII Maria Restu Hapsari
  • 2004 Manado XXIV /XXIII Emmanuel Josafat Tular
  • 2006 Jayapura XXV/ XXIV (pasca MPA Jayapura; banyak masalah belum terselesaikan)

Bintang Sanctus Thomas Aquinas

Kepada tokoh-tokoh PMKRI (juga bukan PMKRI) yang berjasa kepada organisasi diberikan penghargaan Bintang Sanctus Thomas Aquinas. Pengusulan dan penetapaan dilakukan dalam Sidang MPA, dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PP PMKRI.

Beberapa penerima Bintang Jasa Sanctus Thomas Aquinas :

  1. St.Munadjat Danusaputro (MPA Malang, 1996)
  2. Bung Kanis Pairera (MPA Malang, 1996)
  3. Mgr. Albertus Soegijapranata (MPA Banjarmasin, 1998)
  4. PK Ojong (MPA Banjarmasin, 1998)

PMKRI Cabang Yogyakarta

PMKRI Cabang Yogyakarta

PMKRI Cabang Yogyakarta didirikan pada tanggal 25 Mei 1947 dengan nama PERSERIKATAN MAHASISWA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA. Terpilih sebagai ketua pertama St. Munadjat Danusaputro. Santo Pelindung : "St. Thomas Aquinas"

Ketua-Ketua Presidium PMKRI Yogyakarta :

  1. 1947 - 1950 : St. Munadjat Danusaputro
  2. 1950 – 1951 : P.K. Harjasudirdja
  3. 1951 – 1952 : E. Dulkahar
  4. 1953 – 1954 : F.X. Sudijana
  5. 1954 – 1955 : A. Marwoto
  6. 1955 – 1956 : V.B. da Costa
  7. 1956 – 1957 : A. Moegijono
  8. 1957 – 1959 : J.B. Moerdopo
  9. 1959 – 1961 : F.X. Bambang Ismawan
 10. 1961 – 1962 : A.J. Sadewa
 11. 1962 – 1963 : J. Soedradjat Djiwandono
 12. 1963 – 1964 : A. Soemantri Hardjojuwono
 13. 1964 – 1966 : R.J.B. Soehendrodjati
 14. 1966 – 1968 : Ign. Suluh Darmadji
 15. 1968 – 1969 : Rudolf Pamor
 16. 1969 – 1970 : Jos Soenaryo
 17. 1970 – 1971 : R. Soelistyo
 18. 1971 – 1972 : Gaspar P. Ehok
 19. 1972 – 1973 : M. Pri Hendratmoko
 20. 1973 – 1974 : H.J. Soedanasto
 21. 1975 – 1976 : A. Soesanto
 22. 1976 – 1977 : Nobertus Jerabu
 23. 1977 – 1979 : Lukas Suryanto Isp.
 24. 1979 – 1981 : Betti Endang Triworo
 25. 1981 – 1983 : Benedictus Osok
 26. 1983 – 1984 : Ign. Suryanjono
 27. 1984 – 1985 : Kastorius Clement Sinaga
 28. 1985 – 1986 : C. Eliasta Karo-karo
 29. 1986 – 1989 : Hendrikus T. Sasminto
 30. 1989 - 1990 : T. Satrio Nugroho
 31. 1990 - 1992 : Ferdinand Leo
 32. 1992 - 1993 : B. Budi Wibowo
 33. 1993 - 1995 : Hamonangan O. Pandiangan
 34. 1995 - 1996 : Fransiskus Paulus Paskalis Abi
 35. 1996 - 1998 : Sylvester Lahi
 36. 1998 - 1999 : Setyo Budiantoro
 37. 1999 - 2000 : Natalia CAW
 38. 2000 - 2001 : Alvonsius Baba Lolon
 39. 2001 - 2002 : Elias Dabur
 40. 2002 - 2004 : Fulton Brato
 41. 2004 - 2006 : Ign. Dwiana
 42. 2006 -  : Reynold Lumi


PMKRI Cabang Samarinda

PMKRI Cabang Samarinda dengan status calon cabang setelah PP PMKRI mengadakan Masa Orentasi Calon Anggota PMKRI Angkatan I pada tanggal 24-28 Februari 1994. Sembilan bulan kemudian tepatnya pada tanggal 23 November 1994 status calon cabang diresmikan menjadi cabang penuh dalam sidang MPA-XVIII melalui TAP MPA No 03/TAP/MPA-XVIII/1994 di Medan Sumatera Utara.

Hari Berdirinya PMKRI Cabang Samarinda: Diperingati pada tanggal 28 Februari 1994

Santo Pelindung PMKRI Cabang Samarinda: Santo Ignasius Loyola

  • Kapres: Paulus Kadok / Sekjen: Kamilius Tegun (periode tahun 1994-1995)
  • Kapres: Kamilius Tegun / Sekjen: Simawati (periode tahun 1995-1997)
  • Kapres: Hendra Nata / Sekjen: Yordanus Dani (periode tahun 1996-1997)
  • Kapres: Benidiktus Maniek D / Sekjen: Antonius Maniek P (periode tahun 1997-1998)
  • Kapres: Hendrikus Hayon / Sekjen: Fransiskus Pasila (periode tahun 1998-1999)
  • Kapres: Reginus Tarang N / Sekjen: G Thomas Irenius (periode tahun 1999-2001)
  • Kapres: Natalis Bambang Untoro / Sekjen: Theresia Hilda Kayani (periode tahun 2001-2002)
  • Kapres: Brigitha Edna / Sekjen: Kornelis Kladu Maran (periode tahun 2002-2003)
  • Kapres: Jansensius D Hurin / Sekjen: Yohanes Syukur (periode tahun 2003-2004)
  • Kapres: Sadikin / Sekjen: Kornelis Kladu Maran (periode tahun 2004-2005)
  • Kapres: Yohanes Syukur / Sekjen: Mendan Ala (periode tahun 2005-2006)

LATAR BELAKANG

Sekitar tahun 1959 - 1963, Dewan Pimpinan Cabang PMKRI Jakarta telah merasakan perlu adanya pembentukan Rayon, karena perkembangan anggotanya yang cukup pesat dan tempat fasilitas yang kurang. Akhirnya tahun 1963, PMKRI Jakarta dibagi atas 5 Rayon (Marga I Menteng, Marga II Mangga Besar, Marga III Jatinegara, Marga IV Petojo, dan Marga V Kebayoran). Pada saat itu Rayon Petojo belum mempunyai sekretariat tetap, masih menumpang di rumah salah seorang anggotanya yang tinggal di Petojo Selatan. Sedangkan untuk menjalankan kegiatan yang diinstruksikan dari Cabang para anggotanya berkumpul di gedung SD Tarsisius sebulan sekali. Cakupan wilayah PMKRI Petojo saat itu meliputi daerah; Grogol dan sekitarnya, Tanah Abang, dan berpusat di Petojo. Baru pada tahun 1965 melalui perjuangan panjang Anggota, dan Senior, serta bantuan dari Keuskupan Agung Jakarta akhirnya Rayon Petojo memiliki gedung Sekretariat tetap hingga saat ini, yakni di Jl. Tanah Abang I/25 B Jakarta Pusat. Gedung Sekretariat diberkati oleh uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto,SJ pada tanggal 13 Agustus 1965, yang kemudian terus diperingati sebagai HUT Marga Petojo


BADAN SEMI OTONOMI

1. Buletin

Pada tahun yang sama, untuk pertamakalinya terbit Bulletin intern yang diberi nama PETOGROTA yang merupakan kependekan dari PETOJO, Grogol, Tanah Abang, ide awal ini disponsori oleh “Peter Zagita” tujuan Bulletin ini adalah sebagai sarana komunikasi antar anggota.

2.Poliklinik Umum.

Dalam perkembangannya kemudian PMKRI Rayon Petojo mendirikan Poliklinik Umum pada tahun 1970, yang bertujuan untuk membantu dan menambah ketrampilan anggota dalam menjadi sarjana paripurna, serta membantu masyarakat sekitar Marga Petojo. Pada 30 Agustus 1977, Poliklinik Umum mengadakan praktek yang pertamakalinya, sekaligus peresmian beroperasinya Poliklinik Umum di bawah pimpinan dr.Tedjo Handoyo. Saat ini Poliklinik Umum Margasiswa IV sudah tidak ada seiring dengan hilangnya perkampungan disekitar Margasiswa IV dan tidak dilakukannya regenerasi dokter praktek.

3. Poliklinik Gigi.

Tiga tahun kemudian, tepatnya tanggal 21 Januari 1980 didirikan Poliklinik Gigi, yang merupakan perluasan dari Poliklinik Umum, di bawah tanggung jawab drg.Mira Wisendha, Klinik Gigi bertujuan untuk meciptakan dokter – dokter yang handal dan profesional dalam bidangnya, disamping turut memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar yang kurang mampu.

4. Marga Siswa

Gedung sekretariat Rayon Petojo kesekian puluh tahun secara fisik tidak pernah dirawat ataupun bila pernah dirawat/ renovasi hanya bersifat sementara / tambal sulam. Melihat kondisi Gedung tua yang banyak mengalami kerusakan dimakan usia, maka Badan Pengurus periode 2001 –2002 dan juga bantuan Alumni mengusulkan Proposal Renovasi Gedung ke Yayasan Margasiswa [Bpk. Charles Mangun], juga ke Keuskupan Agung Jakarta [u/p Ekonom KAJ Rm. S.Roy Djakarya,Pr] akhirnya mendapat persetujuan Renovasi Tahap I dengan bantuan Dana KAJ sebesar Rp50.000.000.- [ Lima Puluh Juta Rupiah ], sedangkan Renovasi Tahap II berupa peninggian Lantai mendapatkan dana dari Alumni Petojo sebanyak 16. 000.000.- [Enam Belas Juta Rupiah], selain itu juga mendapatkan sumbangan Keramik lantai dari Ezzensa sebanyak 500 M Kubik. Pelaksanaan Renovasi dimulai pada 15 Februari 2002, dengan kontraktor yang juga mantan Ketua BP PMKRI Petojo Tahun 70-an Bpk Alex Julianto sementara Badan Pengurus dan Alumni bertindak sebagai pengawas. Marga Siswa merupakan kepanjangtangan dari Yayasan Marga Siswa, bertugas untuk hal–hal yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas margasiswa IV. Adapun tujuan penampungan para mahasiwa adalah penampungan sementara yang datang dari daerah untuk pertama kali yang secara finansial tidak mencukupi, setelah itu boleh mencari pemondokan sendiri. Penampungan ini khusus untuk anggota PMKRI yang masih aktif sebagai Mahasiswa.


PERKEMBANGAN

Secara umum, kepengurusan PMKRI Rayon Petojo sejak awal berdirinya [1965] hingga tahun 90–an berjalan baik dari segi pembinaan, kaderisasi maupun proses suksesi kepemimpinan. Semangat ini menurun drastis dan mencapai klimaksnya pada tahun 1996-2000. Hampir lebih kurang dalam kurun waktu 4 [empat] tahun terjadi Kevakuman Badan Pengurus PMKRI Rayon Petojo. Ini berimbas pada: tidak adanya Regenerasi, juga semua pembinaan Formal PMKRI berhenti dengan sendirinya. Pada awal tahun 2000 atas inisiatif beberapa rekan senior yang masih peduli pada PMKRI Petojo diantaranya Sdr. Christopher Nugroho, Sdr. Ferry Chandra Kusuma, Sdr. Stanley W. da Lopez yang komit untuk membangun kembali / menghidupkan Rayon Petojo dengan Paradigma baru. Usaha ini mendapat dukungan dari DPC PMKRI Cabang Jakarta dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor:IST/ DPC / I – F / 01 tertanggal 8 November 2001 Tentang: Pengangkatan Sdr. Stanley W. da Lopez sebagai Pejabat Ketua Umum Badan Pengurus PMKRI Rayon Petojo periode 2001 – 2002 dengan tugas utama Revitalisasi PMKRI Cabang DKI Jakarta Rayon Petojo.


BADAN PENGURUS

Ketua Umum / Sekretaris Umum / Periode

Aloysius Irwan Machdy (Almarhum)/ Rudy K. / 1965 - 1966

Rudy Kartadinata / Lilian S. / 1966 - 1967

Lilian Sundari / Laurentius K. / 1967 - 1968

Threes Iswari / Wahyudi Firmasyah / 1968 - 1969

Wahyudi Firmansyah / Anton Djawardi / 1969 - 1970

Anton Djawardi / Michael D.Chandra (Almarhum)/ 1970 - 1971

Michael D. Chandra W. (Almarhum)/ Alex Julianto / 1971 - 1972

Pepen Danuadmaja / Andreas T.H. / 1972 - 1973

Alex Julianto / Ferry Lumanauw / 1973 - 1974

Dr Tedjo Handojo / Thomas Hardi Pranoto / 1974 - 1975

Tjahjadi Lukiman / Frans Wijaya / 1975 - 1976

Paulus Andi / Petrus T.D. / 1976 - 1977

FX. Roy Gunawan / Budi Prasetia / 1977 - 1978

Sernawan Ternadi / G. Sandjaja Sentosa / 1978 - 1979

Danny Lim / Jahja Suryawidjaja / 1980 - 1981

Wilhelmus Wallong / Ign. Michael Tedja / 1981 - 1982

Rudy Sugiarto / Samuel Abadi / 1982 - 1983

Ferdy Joseph / Antonius HD. / 1983 - 1984

Hans Suryono / A.M Kurniawan C. / 1984 - 1985

A.Andy Haryoko / Teguh Prawira / 1985 - 1986

Michael Tjan / Hendi Budi / 1986 - 1987

Fransiskus Ferry Anwar / Michael I.Chayono G / 1987 - 1988

Adrianus Andre Purnadi / Christian Marcel / 1988 - 1989

Franky Limanto / Susana Sentosa SE/ 1989 - 1990

Suryadi Taslim / Tomas Nusanto / 1991 - 1992

Thomas Nusanto / Pang Chung Hian (Almarhum)/ 1992 - 1993

Yenni Salean / Harry / 1993 - 1994

Pang Chung Hian (Almarhum)/ Linah B / 1994 - 1995

Christopher Nugroho / Surendro Djati / 1995 - 1996

Eduardus S. Abun / Yustin / 1996 - 1997

FX. Wendie Sastranegara / M. I. Febryanti / 1997 - 1998

Stanley W. / Vincentius Ferry Chandra / 2001 - 2003

Eric Hartanuh / 2003-2004

Pieter Muliawan / Daniel Oyong / 2004-2005

Eka P. S. / 2005-2006

Gerardus N. M. / 2006-2007 -->

Referensi

Pranala luar