Kaliwungu, Kendal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AFP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
*drew (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Kaliwungu''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang berbatasan langsung dengan [[Semarang]], tepatnya di sebelah barat Kota Semarang, [[Indonesia]].
'''Kaliwungu''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang berbatasan langsung dengan [[Kota Semarang|Semarang]], tepatnya di sebelah barat Kota Semarang, [[Indonesia]].

Kaliwungu terkenal dengan sebutan [[kota santri]] dikarenakan di kecamatan tersebut terdapat puluhan pondok [[pesantren]]. Pemberian nama Kaliwungu diambil dari peristiwa seorang guru (Sunan Katong) dan muridnya (Pakuwojo) yang berkelahi di dekat sungai karena perbedaan prinsip. Dari pertengkaran itu terjadi pertumpahan darah yang menurut cerita, Sunan Katong berdarah biru dan Pakuwojo berdarah merah, keduanya wafat dalam perkelahian itu dan darahnya mengalir di sungai sehingga berubah menjadi ungu.


Kaliwungu terkenal dengan sebutan [[kota santri]] dikarenakan di kecamatan tersebut terdapat puluhan pondok pesantren.
Pemberian nama Kaliwungu diambil dari peristiwa seorang guru (Sunan Katong) dan muridnya (Pakuwojo) yang berkelahi di dekat sungai karena perbedaan prinsip. Dari pertengkaran itu terjadi pertumpahan darah yang menurut cerita, Sunan Katong berdarah biru dan Pakuwojo berdarah merah, keduanya wafat dalam perkelahian itu dan darahnya mengalir di sungai sehingga berubah menjadi ungu.
{{Kabupaten Kendal}}
{{Kabupaten Kendal}}
{{indo-geo-stub}}


{{indo-geo-stub}}
[[Kategori:Jawa Tengah]]
[[kategori:Kabupaten Kendal]]
[[kategori:Kabupaten Kendal]]

Revisi per 30 Maret 2006 17.20

Kaliwungu adalah sebuah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Semarang, tepatnya di sebelah barat Kota Semarang, Indonesia.

Kaliwungu terkenal dengan sebutan kota santri dikarenakan di kecamatan tersebut terdapat puluhan pondok pesantren. Pemberian nama Kaliwungu diambil dari peristiwa seorang guru (Sunan Katong) dan muridnya (Pakuwojo) yang berkelahi di dekat sungai karena perbedaan prinsip. Dari pertengkaran itu terjadi pertumpahan darah yang menurut cerita, Sunan Katong berdarah biru dan Pakuwojo berdarah merah, keduanya wafat dalam perkelahian itu dan darahnya mengalir di sungai sehingga berubah menjadi ungu.