Museum Tani Jawa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k memperbaiki teks
k mengurangi teks
Baris 2: Baris 2:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pendirian [[Museum]] Tani [[Jawa]] dirintis dan dipelopori oleh Kristya Bintara yang pada saat itu menjabat sebagai [[Lurah (jabatan)|Lurah]] di [[Desa]] Kebonagung pada tahun 1998. Pada tahun 2005 Kristya Bintara dibantu oleh teman-temannya mulai mengumpukan berbagai [[koleksi pertanian]] dalam bangunan yang berbentuk seperti [[pendopo]] ini. Namun, bangunan tersebut runtuh pada saat terjadinya [[Gempa bumi|gempa]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Jogja]] pada tahun 2006. Setelah gempa melanda Jogja pada tahun 2006, museum Tani Jawa kembali didirikan dan diresmikan dengan [[Akta Notaris|aktanotaris]]  pada tanggal 4 Mei 2007. Setelah museum diresmikan, koleksi-koleksi yang ada pada Museum Tani Jawa kembali diperbaiki karena sebagian koleksi yang telah terkumpul sebagian patah dan hancur. Museum Tani Jawa Indonesia ini telahmenyimpan berbagai [[Daftar alat dan mesin pertanian|alat pertanian]] tradisional Jawa, khususnya alat-alat pertanian yang biasa dipakai oleh masyarakat di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Di dalam Museum ini terdapat sekurangnya 620 buah koleksi. Koleksi tersebut terdiri dari [[alat masak]] dan [[Daftar alat dan mesin pertanian|alat pertanian]] yang berasal dari [[batu]], [[besi]], [[bambu]], [[kayu]], dan [[Aluminium|aluminum]] mulai dari tahun 1930-an. Berbagai macam alat yang menjadi koleksi di museum ini antara lain [[lesung]], lumping, [[sabit]] atau arit, [[bajak]], [[garu]], [[gerobak]], [[cangkul]], [[Bakul|keranjang]], [[Penggorengan|wajan]], cowek, ani-ani, caping, gosrok dan genthong.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/museum-tani-jawa-indonesia/|title=Museum Tani Jawa Indonesia|date=2017-04-11|website=direktori online museum di indonesia|language=id-ID|access-date=2020-06-17}}</ref>
Pendirian [[Museum]] Tani [[Jawa]] yaitu sebagai [[objek]] [[Pariwisata|wisata]] pelengkap yang ada di [[Desa]] Wisata Candran yang telah memberikan kegiatan-kegiatan positif. Museum ini diharapkan untuk memperjuangan kesejahteraan perekonomian petani pada saat mereka tidak panen. Museum ini dapat digunakan sebagai tempat untuk  belajar tradisi budaya tani untuk para [[Pariwisata|wisatawan]] yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Kerja sama yang diadakan bersama Asia Link dan Accor group telah membantu Museum Tani Jawa untuk mendatangkan pengunjung yang ada di berbagai negara, yang jumlahnya mencapai 1000 orang setiap tahunnya.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/museum-tani-jawa-indonesia/|title=Museum Tani Jawa Indonesia|date=2017-04-11|website=direktori online museum di indonesia|language=id-ID|access-date=2020-06-17}}</ref>

Pendirian [[Museum]] Tani [[Jawa]] yaitu sebagai [[objek]] [[Pariwisata|wisata]] pelengkap yang ada di [[Desa]] Wisata Candran yang telah memberikan kegiatan-kegiatan positif. Museum ini diharapkan untuk memperjuangan kesejahteraan perekonomian petani pada saat mereka tidak panen. Museum ini dapat digunakan sebagai tempat untuk  belajar tradisi budaya tani untuk para [[Pariwisata|wisatawan]] yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Kerja sama yang diadakan bersama Asia Link dan Accor group telah membantu Museum Tani Jawa untuk mendatangkan pengunjung yang ada di berbagai negara, yang jumlahnya mencapai 1000 orang setiap tahunnya.<ref name=":0" />


== Museum ==
== Museum ==

Revisi per 17 Juni 2020 09.48

Museum Tani Jawa Indonesia merupakan museum kecil yang terletak di desa wisata Candran, di Kebon Agung, Kabupaten Bantul , Daerah Istimewa Yogyakarta.[1] Museum Tani Jawa Indonesia ini berdiri pada tahun 2005, dipelopori oleh Kristya Bintara yang pada saat itu menjabat sebagai Lurah di Desa Kebonagung pada tahun 1988. Museum ini dulunya ditempati sebagai rumah joglo milik Subandi, Dukuh Kanten.[2]

Sejarah

Pendirian Museum Tani Jawa yaitu sebagai objek wisata pelengkap yang ada di Desa Wisata Candran yang telah memberikan kegiatan-kegiatan positif. Museum ini diharapkan untuk memperjuangan kesejahteraan perekonomian petani pada saat mereka tidak panen. Museum ini dapat digunakan sebagai tempat untuk  belajar tradisi budaya tani untuk para wisatawan yang ada di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri. Kerja sama yang diadakan bersama Asia Link dan Accor group telah membantu Museum Tani Jawa untuk mendatangkan pengunjung yang ada di berbagai negara, yang jumlahnya mencapai 1000 orang setiap tahunnya.[3]

Museum

Gagasan awal untuk mendirikan Museum ini adalah untuk memberikan penghargaan dan sebagai bentuk penghormatan bagi pertanian Jawa yang dimulai pada tahun 1998. Pada saat itu, alat-alat pertanian tradisional dikumpulkan untuk dilestarikan. Pengumpulan alat-alat tradisional dilakukan oleh masyarakat yang berada di desa Candran yang dipimpin langsung oleh Kepala Desa. Pada tanggal 27 Mei 2007, museum ini didirikan, tepat satu tahun setelah gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta waktu itu. Museum ini dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh Ki Condro yang berperan sebagai pendiri Desa Candran. Pendanaan untuk pembangunan museum Tani Jawa dikumpulkan oleh Bupati Bantul dari penduduk desa di sekitarnya. Tujuan dibuatnya museum ini adalah untuk memungkinkan pengunjung agar dapat belajar mengenai budaya bercocok tanam. Museum Tani Jawa telah dimasukkan ke dalam Dewan Pengawas Museum sebagai sebuah organisasi yang mengawasi museum di Indonesia. Museum Tani Jawa diawasi langsung oleh Departemen Pariwisata, Pendidikan, dan Kebudayaan Indonesia.[4]

Koleksi

Museum Tani Jawa telah menampung berbagai macam koleksi peralatan tradisional yang telah digunakan oleh petani Jawa, berupa pertanian padi. Ada juga koleksi benda-benda yang terkait dengan pertanian, produksi makanan, dan bentuk transportasi tradisional. Museum Tani Jawa yang didirikan sejak tahun 1998 sampai sekarang telah memiliki berbagai macam koleksi sekurangnya 620 alat pertanian tradisional. Beberapa diantaranya adalah garu, yaitu alat yang digunakan untuk meratakan tanah, alat bajak tradisional seperti cangkul, sabit dan gosrok yaitu alat yang digunakan untuk menyiangi rumput.[5]

Di antara alat-alat pertanian Jawa yang telah disimpan rapi di dalam museum seperti bajak , cangkul , keranjang, batu lumpang , ani-ani , caping , wajan , kuali, terra cotta anglo , kompor, mortar dan alu , benda-benda ritual seperti wiwitan dan merti, dan benda yang berbentuk orangan sawah seperti memedi sawah dan nini thowong . Selain alat pertanian tradisional, di museum juga terdapat beberapa koleksi alat yang dipakai petani untuk mengolah hasil tani seperti kendil atau alat yang digunakan untuk menanak nasi, dan juga koleksi untuk berkesenian yaitu lesung.[6]

Aktivitas

Museum Tani Jawa secara rutin mengadakan aktivitas atau kegiatan untuk para pengunjung. Kegiatan yang dilakukan yaitu lomba tanam padi, lomba memasak tradisional, lomba seni pertunjukan tradisional seperti gamelan, festival Memedi sawah nasional, dan lomba pameran untuk memamerkan hasil pertanian. Lomba tanam padi dan lomba memasak tradisional masing-masing diadakan pada bulan Januari dan Maret. Pada bulan Mei, sebuah festival yang menampilkan seni pertunjukan tradisional misalnya pertunjukan gamelan atau pertunjukan perkusi menggunakan long mortar ( alu ) diadakan. Pada bulan Juli adalah festival memedi sawah nasional. Pada bulan November, sebuah pameran untuk memamerkan hasil pertanian Jawa.[7]

Referensi

  1. ^ "Museum Tani Jawa Yogyakarta". gudeg.net. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  2. ^ "Mengenal Museum Tani Jawa Indonesia". Museum untuk Persatuan dalam Perbedaan. 2014-03-08. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  3. ^ "Museum Tani Jawa Indonesia". direktori online museum di indonesia. 2017-04-11. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  4. ^ "Museum Tani Jawa Indonesia Di Kebon Agung, Imogiri, Bantul, Yogyakart…". archive.vn. 2012-08-01. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  5. ^ Wijanarko, Tulus (2017-11-11). "Museum Tani Bantul Terus Melengkapi Koleksi dari Pelosok Jawa". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-17. 
  6. ^ Okezone (2017-11-05). "Segudang Koleksi Museum Tani Jawa, dari Lesung Sampai Bajak Kuno : Okezone Lifestyle". lifestyle.okezone.com. Diakses tanggal 2020-06-17. 
  7. ^ ivan (2018-03-14). "Museum Tani Jawa, Destinasi Wisata Edukasi". KRJogja. Diakses tanggal 2020-06-17.