Kali Ijo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
'''Sungai Ijo''' merupakan sebuah sungai yang berada di Provinsi [[Jawa Tengah]]. Sungai Ijo menjadi batas alami antara [[Kabupaten Kebumen]] dengan [[Kabupaten Cilacap]] serta [[Kabupaten Banyumas]]. Sungai Ijo memiliki panjang sekira 36 Km yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai Ijo berhulu di [[Pegunungan Serayu Selatan]] tepatnya di Gunung Wadasputih (654 mdpl) yang masuk wilayah administrasi Desa [[Wonoharjo, Rowokele, Kebumen|Wonoharjo]], Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]], [[Kabupaten Kebumen]] dan bermuara ke [[Samudera Hindia]] dekat Pantai Ayah dengan nama Muara Bodo.
'''Sungai Ijo''' merupakan sebuah sungai yang berada di Provinsi [[Jawa Tengah]]. Sungai Ijo menjadi batas alami antara [[Kabupaten Kebumen]] dengan [[Kabupaten Cilacap]] serta [[Kabupaten Banyumas]]. Sungai Ijo memiliki panjang sekira 36 Km yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai Ijo berhulu di [[Pegunungan Serayu Selatan]] tepatnya di Gunung Wadasputih (654 mdpl) yang masuk wilayah administrasi Desa [[Wonoharjo, Rowokele, Kebumen|Wonoharjo]], Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]], [[Kabupaten Kebumen]] dan bermuara ke [[Samudera Hindia]] dekat Pantai Ayah dengan nama Muara Bodo.


==Daerah Aliran Sungai==
== Daerah Aliran Sungai ==
Sungai Ijo melewati dua kecamatan di Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]] dan Kecamatan [[Ayah, Kebumen|Ayah]]. Lalu Kecamatan [[Sumpiuh, Banyumas|Sumpiuh]] dan Kecamatan [[Tambak, Banyumas|Tambak]] di [[Kabupaten Banyumas]] serta Kecamatan [[Nusawungu, Cilacap|Nusawungu]] di [[Kabupaten Cilacap]]. Sungai Ijo merupakan sungai utama yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ijo. DAS IJo memiliki luas sekira 346,20 Km2 yang mencangkup tiga wilayah [[kabupaten]] diatas. DAS IJo memiliki empat sub-DAS yakni DAS Gatel, DAS Jambe, DAS Pucung dan DAS Tambak.<ref>[http://bpdas-serayuopakprogo.dephut.go.id/kegiatan/perencanaan/luas-das Perencanaan Luas DAS BPDAS Serayu Opak Progo]</ref>. Hulu sungai ini berupa perbukitan dengan sungai berjeram namun demikian sebagian besar sungai ini berada di dataran rendah dengan tipe landai. Sungai Ijo memiliki beberapa anak [[sungai]] yang cukup besar terutama dibagian muara sehingga lebar Sungai Ijo di muara bisa berkali lipat dari di wilayah hulu. Anak sungai tersebut yaitu:
Sungai Ijo melewati dua kecamatan di Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]] dan Kecamatan [[Ayah, Kebumen|Ayah]]. Lalu Kecamatan [[Sumpiuh, Banyumas|Sumpiuh]] dan Kecamatan [[Tambak, Banyumas|Tambak]] di [[Kabupaten Banyumas]] serta Kecamatan [[Nusawungu, Cilacap|Nusawungu]] di [[Kabupaten Cilacap]]. Sungai Ijo merupakan sungai utama yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ijo. DAS IJo memiliki luas sekira 346,20 Km2 yang mencangkup tiga wilayah [[kabupaten]] diatas. DAS IJo memiliki empat sub-DAS yakni DAS Gatel, DAS Jambe, DAS Pucung dan DAS Tambak.<ref>[http://bpdas-serayuopakprogo.dephut.go.id/kegiatan/perencanaan/luas-das Perencanaan Luas DAS BPDAS Serayu Opak Progo]</ref>. Hulu sungai ini berupa perbukitan dengan sungai berjeram namun demikian sebagian besar sungai ini berada di dataran rendah dengan tipe landai. Sungai Ijo memiliki beberapa anak [[sungai]] yang cukup besar terutama dibagian muara sehingga lebar Sungai Ijo di muara bisa berkali lipat dari di wilayah hulu. Anak sungai tersebut yaitu:


Baris 13: Baris 13:
* Sungai Teba
* Sungai Teba


==Pemanfaatan==
== Pemanfaatan ==
Penduduk di sepanjang Sungai Ijo memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Dibagian muara digunakan untuk pelabuhan pendaratan ikan bagi nelayan pesisir selatan [[Kabupaten Cilacap]] bagian timur serta [[Kabupaten Kebumen]] bagian barat. Selain itu juga terdapat sebuah obyek wisata Pantai Ayah, salah satu obyek wisata andalan [[Kabupaten Kebumen]]<ref>[http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/potenda/detail/3 Pantai Ayah - Kebumen]</ref> serta obyek wisata baru berupa Wisata Edukasi Hutan Mangrove Logending yang berada tak jauh dari [[Pantai Ayah]]. Hutan Mangrove Logending memiliki luas sekitar 50 Ha dan masih akan diperluas lagi. Keberadaan Hutan Mangrove Logending tak bisa dilepaskan dari inisiatif Sukamsi warga Desa [[Ayah, Ayah, Kebumen|Ayah]], Kecamatan [[Ayah, Kebumen|Ayah]], [[Kabupaten Kebumen]] yang tahu daerahnya rawan tsunami, abrasi, erosi dan banjir. Momen [[Tsunami]] Pangandaran 2006 yang begitu parah menerjang [[Pantai Ayah]], mendorong Sukamsi makin mantap menanami sepanjang Muara dengan pohon mangrove<ref>[http://diasporaiqbal.blogspot.co.id/2015/08/menerobos-hening-mangrove-logending.html Menerobos Hening Mangrove Logending]</ref>. Besarnya debit air Sungai Ijo juga dimanfaatkan untuk pengairan/ irigasi melalui beberapa pintu air atau bendung seperti Bendung di Dusun Tambakwringindesa, Desa [[Bumiagung, Rowokele, Kebumen|Bumiagung]], Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]], [[Kabupaten Kebumen]]. Musim kemarau 2015-2016 membuktikan adanya [[Buaya]] muara di Sungai Ijo. Buaya-buaya tersebut muncul ke permukaan serta berjemur di tepian sungai karena air [[sungai]] yang menyusut drastis saat [[kemarau]] datang.<ref>[http://news.okezone.com/read/2016/02/02/512/1302777/buaya-kerap-muncul-di-sungai-ijo Buaya Kerap Muncul di Sungai Ijo]</ref>
Penduduk di sepanjang Sungai Ijo memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Dibagian muara digunakan untuk pelabuhan pendaratan ikan bagi nelayan pesisir selatan [[Kabupaten Cilacap]] bagian timur serta [[Kabupaten Kebumen]] bagian barat. Selain itu juga terdapat sebuah obyek wisata Pantai Ayah, salah satu obyek wisata andalan [[Kabupaten Kebumen]]<ref>[http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/potenda/detail/3 Pantai Ayah - Kebumen]</ref> serta obyek wisata baru berupa Wisata Edukasi Hutan Mangrove Logending yang berada tak jauh dari [[Pantai Ayah]]. Hutan Mangrove Logending memiliki luas sekitar 50 Ha dan masih akan diperluas lagi. Keberadaan Hutan Mangrove Logending tak bisa dilepaskan dari inisiatif Sukamsi warga Desa [[Ayah, Ayah, Kebumen|Ayah]], Kecamatan [[Ayah, Kebumen|Ayah]], [[Kabupaten Kebumen]] yang tahu daerahnya rawan tsunami, abrasi, erosi dan banjir. Momen [[Tsunami]] Pangandaran 2006 yang begitu parah menerjang [[Pantai Ayah]], mendorong Sukamsi makin mantap menanami sepanjang Muara dengan pohon mangrove<ref>[http://diasporaiqbal.blogspot.co.id/2015/08/menerobos-hening-mangrove-logending.html Menerobos Hening Mangrove Logending]</ref>. Besarnya debit air Sungai Ijo juga dimanfaatkan untuk pengairan/ irigasi melalui beberapa pintu air atau bendung seperti Bendung di Dusun Tambakwringindesa, Desa [[Bumiagung, Rowokele, Kebumen|Bumiagung]], Kecamatan [[Rowokele, Kebumen|Rowokele]], [[Kabupaten Kebumen]]. Musim kemarau 2015-2016 membuktikan adanya [[Buaya]] muara di Sungai Ijo. Buaya-buaya tersebut muncul ke permukaan serta berjemur di tepian sungai karena air [[sungai]] yang menyusut drastis saat [[kemarau]] datang.<ref>[http://news.okezone.com/read/2016/02/02/512/1302777/buaya-kerap-muncul-di-sungai-ijo Buaya Kerap Muncul di Sungai Ijo]</ref>


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{indo-geo-stub}}


[[Kategori:Sungai di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Sungai di Jawa Tengah]]

{{indo-geo-stub}}

Revisi per 23 Januari 2017 11.47

Sungai Ijo merupakan sebuah sungai yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Sungai Ijo menjadi batas alami antara Kabupaten Kebumen dengan Kabupaten Cilacap serta Kabupaten Banyumas. Sungai Ijo memiliki panjang sekira 36 Km yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai Ijo berhulu di Pegunungan Serayu Selatan tepatnya di Gunung Wadasputih (654 mdpl) yang masuk wilayah administrasi Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen dan bermuara ke Samudera Hindia dekat Pantai Ayah dengan nama Muara Bodo.

Daerah Aliran Sungai

Sungai Ijo melewati dua kecamatan di Kecamatan Rowokele dan Kecamatan Ayah. Lalu Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan Tambak di Kabupaten Banyumas serta Kecamatan Nusawungu di Kabupaten Cilacap. Sungai Ijo merupakan sungai utama yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ijo. DAS IJo memiliki luas sekira 346,20 Km2 yang mencangkup tiga wilayah kabupaten diatas. DAS IJo memiliki empat sub-DAS yakni DAS Gatel, DAS Jambe, DAS Pucung dan DAS Tambak.[1]. Hulu sungai ini berupa perbukitan dengan sungai berjeram namun demikian sebagian besar sungai ini berada di dataran rendah dengan tipe landai. Sungai Ijo memiliki beberapa anak sungai yang cukup besar terutama dibagian muara sehingga lebar Sungai Ijo di muara bisa berkali lipat dari di wilayah hulu. Anak sungai tersebut yaitu:

  • Sungai Jambe
  • Sungai Bodo
  • Sungai Reja
  • Sungai Tambak
  • Sungai Gumelar
  • Sungai Kecepek
  • Sungai Bulu
  • Sungai Teba

Pemanfaatan

Penduduk di sepanjang Sungai Ijo memanfaatkan untuk sumberdaya perikanan baik secara tradisional dengan cara memancing atau menjala. Dibagian muara digunakan untuk pelabuhan pendaratan ikan bagi nelayan pesisir selatan Kabupaten Cilacap bagian timur serta Kabupaten Kebumen bagian barat. Selain itu juga terdapat sebuah obyek wisata Pantai Ayah, salah satu obyek wisata andalan Kabupaten Kebumen[2] serta obyek wisata baru berupa Wisata Edukasi Hutan Mangrove Logending yang berada tak jauh dari Pantai Ayah. Hutan Mangrove Logending memiliki luas sekitar 50 Ha dan masih akan diperluas lagi. Keberadaan Hutan Mangrove Logending tak bisa dilepaskan dari inisiatif Sukamsi warga Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen yang tahu daerahnya rawan tsunami, abrasi, erosi dan banjir. Momen Tsunami Pangandaran 2006 yang begitu parah menerjang Pantai Ayah, mendorong Sukamsi makin mantap menanami sepanjang Muara dengan pohon mangrove[3]. Besarnya debit air Sungai Ijo juga dimanfaatkan untuk pengairan/ irigasi melalui beberapa pintu air atau bendung seperti Bendung di Dusun Tambakwringindesa, Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen. Musim kemarau 2015-2016 membuktikan adanya Buaya muara di Sungai Ijo. Buaya-buaya tersebut muncul ke permukaan serta berjemur di tepian sungai karena air sungai yang menyusut drastis saat kemarau datang.[4]

Referensi