Interpretatio germanica
Interpretatio germanica (berarti "penafsiran Jermanik") adalah istilah bahasa Latin merujuk kebiasaan suku bangsa Jermanik awal untuk memadankan dewa-dewi Romawi dengan dewa-dewi Jermanik. Menurut Rudolf Simek, kebiasaan ini mulai muncul sekitar abad ke-1 Masehi, ketika kedua budaya tersebut melakukan kontak yang lebih akrab.
Nama-nama hari[sunting | sunting sumber]
Beberapa bukti untuk interpretatio germanica ada dalam terjemahan bahasa-bahasa Jermanik dari Romawi untuk penamaan hari:
- Minggu, memakai nama Sunnǭ (bahasa Nordik Kuno: Sunna, Sól; bahasa Inggris Kuno: Sunne; bahasa Jerman Hulu Kuno: Sunna), yaitu dewa matahari Jermanik, merupakan pinjam terjemah dari Sol, nama dewa matahari dalam Romawi.
- Senin, memakai nama Mēnô (Máni; Mōna; Māno), yaitu dewa bulan, sebelumnya adalah hari Luna, dewi bulan.
- Selasa, memakai nama Tīwaz (Týr; Tīw; Ziu), sebelumnya adalah hari Mars, dewa perang.
- Rabu, memakai nama Wōdanaz (Odin, Óðinn; Wōden; Wuotan), sebelumnya adalah hari Merkurius, dewa pelancong dan kecakapan berpidato.
- Kamis, memakai nama Þūraz/Þunraz (Thor, Þórr; Þunor; Donar), Nama ini dipakai dalam bahasa Inggris Kuno sebagai þunresdæg dan dalam bahasa Inggris Pertengahan sebagai Thuresday (dengan hilangnya sisipan tengah -n-, dimulai dari dialek utara, dari pengaruh bahasa Nordik Kuno, yaitu Þórsdagr) berarti "hari dewa Thor". Kebiasaan ini merupakan pinjam terjemah dari Yupiter, dewa guntur; Þunraz yang memegang palu mungkin di tempat lain tampak dipadankan dengan Hercules yang memegang palu.
- Jumat, memakai nama Frijjō (Frigg; Frīg; Frīja), sebelumnya adalah hari Venus, dewi cinta
Dalam hampir semua bahasa-bahasa Roman, yang berkembang bahasa Latin, hari dalam seminggu masih mempertahankan nama dewa Romawi asli, seperti bahasa Italia untuk hari Selasa, yaitu martedì (berkembang dari bahasa Latin, yaitu Martis dies).
Sabtu merupakan satu-satunya hari yang tidak memiliki padanan dalam bahasa-bahasa Jermanik, sehingga langsung menyerap dari nama dewi Saturnus dalam bahasa Latin. Nama hari yang memakai dewi Saturnus muncul dalam banyak bahasa Jermanik Barat; seperti Saturday dalam bahasa Inggris, Saterdei dalam bahasa Frisia Barat, Saterdag dalam bahasa Sachsen Hilir, dan zaterdag dalam bahasa Belanda; semuanya berarti Saturnus.[1]
Sanggahan[sunting | sunting sumber]
Simek menekankan kurangnya bukti untuk interpretatio germanica, yang tersebar luas, sebagai lawan dari interpretatio romana, yang telah memiliki bukti tertulis langsung, dan mencatat bahwa perbandingan dengan dewa-dewi Romawi tidak cukup untuk merekonstruksi dewa-dewi Jermanik kuno, atau menyamakannya secara pasti dengan dewa-dewi dari mitologi Nordik.[2]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Saturday". Online Etymological Dictionary. Diakses tanggal 25 March 2019.
- ^ Simek, Rudolf (2007). Dictionary of Northern Mythology. Diterjemahkan oleh Hall, Angela. D.S. Brewer. hlm. 174. ISBN 0-85991-513-1.