Husin Nasution

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Husin
Syekh Haji
Husin
Nasution
Nama dan Gelar
Semua Gelar
Gelar (Islam)Syekh Haji
Nama
NamaHusin
Kelahirannya
Tahun lahir (M)1866
Agama, Identitas, Kebangsaan
Agama: Islam (Muslim)
Etnis (Suku bangsa)
MargaNasution
Etnis
(Suku bangsa)
Mandailing
Kewarganegaraan
KewarganegaraanIndonesia
Panduan Infobox

Syekh Haji Husin Nasution (1866-1932) lahir di Huraba Kecamatan Siabu.[1] Pada tahun 1890 naik haji dan belajar di Masjidil Haram selama tujuh tahun.[1] Dalam perjalanan pulang ke Mandailing, Syekh Husin Nasution, ditawari oleh teman seperguruannya ketika kembali dari Makkah untuk berdiam beberapa tahun di Negeri Perak.[1] Mereka aktif membina pondok perguruan Islam di Perak.[1] Mereka berhasil memajukan pondok itu, terbukti dengan banyaknya orang yang belajar di pondok tersebut.[1]

Syekh Husin Nasution menikah dengan gadis asli Melayu di Perak, bernama Zainab.[1] Mereka dianugrahi dua orang putera bernama Abdul Malik dan Ahmad Zein.[1] Kaum kereabat Syekh Husin Nasution datang ke Perak untuk mengajaknya kembali ke kampung halaman Huraba.[1] Isterinya tidak bersedia ikut.[1] Setelah bermukim lima tahun di Perak, Syekh Husin Nasution kembali ke Huraba, kemudian menikah dengan gadis sekampungya, Masdaur, yang melahirkan seorang putera dan tiga orang puteri, masing-masing: Asmah, Halimah dan Abdul Jawad Nasution.[1]

Setibanya di Huraba pada tahun 1902, Syekh Husin Nasution mendirikan Pondok Huraba.[1] Muridnya datang dari berbagai penjuru anatar alain: Siabu, Barumun dan Padang Sidimpuan.[1] Setelah mengasuh Pondok Huraba selama 24 tahun.[1] Syekh Husin nasution pindah ke Padangsidimpuan dan mengajar di Masjidil Raya Lamo, di Kantin, Padangsidimpuan.[1] Beberapa orang di anatar muridnya anatar lain: Haji Abdul Wahab, Ratal, Haji Abdul Gani, Haji Kari, Haji Shomad dan Syekh Abdul Manan Siregar.[1]

Catatan akhir[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Harahap 2017.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

.