Gedangsewu, Pare, Kediri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gedangsewu
Desa Gedangsewu
Desa
Pemerintah Desa Gedangsewu
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦒꦺꦣꦁꦱꦺꦮꦸ
 • Pegonڬداڠسيوو
 • Alfabet bahasa JawaGèdhangséwu
tampak depan kantor desa Gedangsewu
Motto: 
Gedangsewu Maju, Semangat Tanpo Sambat
peta administrasi desa gedangsewu
Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Kediri
Kecamatan Pare
Kode Kemendagri35.06.17.2003
Kantor desaJl. Bawean No.01, Gedangsewu, Pare, Kediri, 64214
Pemerintahan
 • Kepala desaRuslan Abdul Gani (2018-2024)
Luas
 • Total8,51 km2 (3,29 sq mi)
 • Industri161 ha (398 acre)
 • Sawah189,77 ha (468,93 acre)
Ketinggian167 m (548 ft)
Populasi
 (2021)[1]
 • Total18,926
 • Kepadatan2,200/km2 (5,800/sq mi)
Pembagian administratif[1]
  • Dusun: 5
  • RW: 19
  • RT: 78
Social Mediainstagram.com/gedangsewumaju
Situs webgedangsewu.pare-kediri.id

Gedangsewu (Jawa: Hanacaraka:ꦒꦺꦣꦁꦱꦺꦮꦸ, Pegon: ڬداڠسيوو, translit. Gèdhangséwu) adalah sebuah desa yang memiliki kawasan industri di wilayah kecamatan Pare, kabupaten Kediri, provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Desa Gedangsewu terdiri dari 5 dusun, yaitu: dusun Gedangsewu Wetan, dusun Gedangsewu Kulon, dusun Talun, dusun Duluran dan dusun Parerejo. Mayoritas penduduk desa Gedangsewu bekerja sebagai petani, peternak maupun buruh industri. Sebagai desa berkategori desa penghasil industri dan jasa, desa Gedangsewu memiliki area sentra industri berlokasi di sepanjang jalan Banda yang bergerak dibidang peternakan, perkayuan maupun industri lainnya (biji plastik, eggtray), dimana industri tersebut berperan penting dalam ketersediaan pasokan telur, daging ayam dan bebek maupun hasil industri lain di kecamatan Pare maupun kabupaten Kediri.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Desa Gedangsewu merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Penamaan desa ini dengan nama Gedangsewu memiliki sejarah yang panjang. Kisah ini bermula dari sebuah perjalanan yang dilakukan oleh 3 bersaudara yang berasal dari Kesultanan Demak yaitu, Mbah Sarikromo, Mbah Poncodongso, dan Mbah Madyani.

Mereka bertiga melakukan perjalanan dari Kesultanan Demak menuju wilayah timur Pulau Jawa berdasarkan pada perintah yang mereka dapatkan secara gaib. Pada suatu ketika perjalanan mereka sampai di wilayah tanah luas yang ditumbuhi banyak tanaman Pare. Mbah Poncodongso kemudian menyebut wilayah itu dengan sebutan Pare Rejo. Sebagai peninggalan dari Mbah Poncodongso, di wilayah Pare Rejo hingga kini terdapat bangunan sumur tua sebagai tempat yang diyakini sebagai petilasan Mbah Poncodongso.

Dua saudara yang lain yaitu Mbah Sarikromo dan Mbah Madyani melanjutkan perjalanan hingga menemukan sumber air yang muncul dari pecahan batu. Wilayah ini kemudian disebut oleh Mbah Sarikromo sebagai Sumber Pancur. Tempat ini memiliki keunikan dari tanaman-tanaman yang tumbuh melingkupi sumber air. Tepat di depan gerojogan terdapat sebuah pohon Beringin yang masih lestari sampai sekarang. Selain itu, di sisi sebelah selatan dari sumber air terdapat pohon yang sangat besar dan memiliki akar gantung yang menjuntai ke tanah yang akan berputar-putar saat tertiup angin. Pohon ini oleh masyarakat setempat disebut dengan pohon Siwil Kutil.

Selain dua tanaman tadi, di tempat ini pula tumbuh pohon pisang yang sangat unik. Keunikannya terletak pada jumlah buah pisang yang tumbuh dari pohon ini. Tidak seperti tanaman pisang pada umumnya, tanaman ini memiliki buah yang sangat banyak meski berukuran kecil. Saksi sejarah yang pernah melihatnya menuturkan bahwa pohonnya seperti pohon pisang raja hanya saja berbuah sangat banyak. Masyarakat kemudian menyebutnya sebagai gedhang raja sewu dalam Bahasa Indonesia berarti “pisang raja seribu”.

Pohon pisang yang unik ini kemudian menjadi inspirasi bagi Mbah Sarikromo untuk menyebut wilayah tersebut sebagai wilayah Gedhangsewu atau sekarang dikenal sebagai Desa Gedhangsewu.[2]

Pembagian Wilayah[sunting | sunting sumber]

Wilayah desa Gedangsewu terbagi menjadi 5 dusun, yaitu:

* Gedangsewu Wetan (krajan) RW 1 s/d RW 5
* Gedangsewu Kulon RW 6 s/d RW 8
* Talun RW 9 s/d RW 10
* Duluran RW 11 s/d RW 14 dan RW 19
* Parerejo RW 15 s/d RW 18

Batas[sunting | sunting sumber]

Desa Gedangsewu terletak berbatasan langsung dengan pusat pemerintahan kecamatan Pare, dengan batas-batasnya sebagi berikut:

Utara : kelurahan Pare, desa Tulungrejo dan desa Pelem kecamatan Pare
Timur : desa Gadungan dan desa Watugede kecamatan Puncu
Selatan : desa Sidorejo kecamatan Pare
Barat : desa Sumberbendo kecamatan Pare

Kepala Desa[sunting | sunting sumber]

No Nama Kepala Desa Alamat Masa Jabatan Keterangan
1 Eko Kusaeni Parerejo
2 Riadi Duluran 2013 - 2018
3 Tri Suwarto, SH. Gabru, Gurah 2018 Pj. Kepala Desa
4 Ruslan Abdul Gani Gedangsewu Wetan 2018 - sekarang

Perangkat Desa[sunting | sunting sumber]

Merujuk pasal 11 ayat (1), s/d (5) dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015[3] tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, desa Gedangsewu yang berstatus desa swasembada memiliki 1 sekretaris desa, 3 kepala urusan (Kaur),3 kepala seksi (Kasi) dan 5 kepala dusun (Kasun) seperti tercantum di bawah ini :

Nama Perangkat Desa Jabatan Alamat Masa Jabatan
Mochamad Nirwan Al 'Abid, S.M. Sekretaris Desa Gedangsewu Wetan 2019 - 2054
Intan Puspita, S.Pd. Kepala Urusan Keuangan Gedangsewu Wetan 2019 - 2047
Kompanyi Titik Sugiyati Kepala Urusan Umum dan Tata Usaha Parerejo 2008 - 2037
Ali Nasrudin Kepala Urusan Perencanaan Parerejo 2019 - 2050
Olivia Mandiri Putri Kepala Seksi Pemerintahan Duluran 2019 - 2055
Pandu Dewo Titiko Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat Parerejo 2008 - 2040
Supriadi Kepala Seksi Pelayanan Gedangsewu Wetan 1990 - 2027
Linang Diharto Kepala Dusun Gedangsewu Wetan Gedangsewu Wetan 2022 - 2036
Suyaji, S.E. Kepala Dusun Gedangsewu Kulon Gedangsewu Kulon 2000 - 2027
M. Rojin Kepala Dusun Talun Talun 1989 - 2027
Agung Franata Kepala Dusun Duluran Duluran 2019 - 2048
Hariyanto Kepala Dusun Parerejo Parerejo 2008 - 2039

Demografi[sunting | sunting sumber]

Kependudukan[sunting | sunting sumber]

Jumlah penduduk desa Gedangsewu berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Kediri untuk Tahun 2021 per Desember 2021 sebanyak 18.836 jiwa yang terdiri dari 9.477 laki-laki dan 9.359 perempuan.

Mata pencaharian utama penduduk desa Gedangsewu adalah Petani, Wiraswasta dan Karyawan Swasta.

Uraian Jumlah Jumlah Satuan
L P
Jumlah Penduduk 9.477 9.359 18.836 jiwa
Jumlah Keluarga 4.924 1.498 6.422 KK

Sumber : Dispendukcapil Kab. Kediri, 2021

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

PAUD / TK / KB[sunting | sunting sumber]

Nama PAUD/TK Alamat
TK Aisyiyah Bustanul Athfal VII Jl. Irian dsn. Gedangsewu Wetan
RA Kusum Mulia XXV Gedangsewu Jl. Ongkowijoyo dsn. Gedangsewu Kulon
TK Al Fath Gedangsewu Jl. Sumatra dsn. Gedangsewu Kulon
TK Kusuma Mulia VIII Jl. Ontoseno dsn. Parerejo
TK Aisyiyah Bustanul Athfal IX Jl. Parikesit dsn. Parerejo
KB & TK Tabitha PWKI I Jl. Supriadi dsn. Duluran
RA Al Falah Jl. Supriadi dsn. Duluran
Taman Posyandu Taman Pintar Jl. Nakula dsn. Gedangsewu Wetan
Taman Posyandu Mawar Jl. Sulawesi dsn. Talun
Taman Posyandu Melati III Jl. Irawan dsn. Parerejo
TK Tunas Bangsa Jl. Husni Thamrin dsn. Gedangsewu Kulon

Sekolah Dasar[sunting | sunting sumber]

Nama Sekolah Dasar Alamat
SD Negeri Gedangsewu 1 Jl. Supriadi dsn. Duluran
SD Negeri Gedangsewu 2 Jl. Bawean dsn. Gedangsewu Wetan
SD Negeri Gedangsewu 3 Jl. Sumatra dsn. Gedangsewu Kulon
SD NU Insan Qur'ani Jl. Sumatra dsn. Gedangsewu Wetan
SDI Al Fath Gedangsewu Jl. Sumatra dsn. Gedangsewu Kulon
SDI Terpadu Nurul Islam Jl. Flores dsn. Gedangsewu Wetan
MI Nurudzholam Jl. Jawa dsn. Gedangsewu Kulon
MI Roudlotus Shibyan Jl. Ontoseno dsn. Parerejo
SD Tunas Bangsa Jl. Husni Thamrin dsn. Gedangsewu Kulon

Sekolah Menengah[sunting | sunting sumber]

Nama SMP/SMA Alamat
SMP Negeri 3 Pare Jl. Sumatra dsn. Gedangsewu Kulon
MTs Roudlotus Shibyan Jl. Parikesit dsn. Parerejo
MA Roudlotus Shibyan Jl. Parikesit dsn. Parerejo
SMK Tunas Bangsa Jl. Husni Thamrin dsn. Gedangsewu Kulon

Non-Formal[sunting | sunting sumber]

Nama Lembaga Alamat
UPT Balai Latihan Kerja Kabupaten Kediri Jl. Gatotkaca dsn. Duluran

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d Kabupaten Kediri dalam angka (Kabupaten Kediri 2021). Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. September 2021. ISSN 2407-0467. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-06-17. 
  2. ^ Rekonstruksi ini didasarkan pada interview kepada saksi sejarah Gedangsewu: Mbah Sas pada 22 Mei 2023.
  3. ^ "Ditjen Bina Pemdes - Kementerian Dalam Negeri". binapemdes.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-28. Diakses tanggal 2022-06-18.