Lompat ke isi

Ekspedisi Nimrod

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jameson Adams, Frank Wild, dan Eric Marshall (dari kiri ke kanan) mengibarkan bendera Inggris sesudah mencapai koordinat 88°23' pada tanggal 9 Januari 1909. Yang memotret adalah ketua ekspedisi, Ernest Shackleton.

Ekspedisi Nimrod atau Ekspedisi Antartika Inggris tahun 1907-1909 adalah ekspedisi pertama dari tiga ekspedisi jelajah Antartika yang dipimpin Ernest Shackleton. Di antara sekian banyak tujuan ilmiah dan kegeografian yang hendak dicapai ekspedisi ini, target utamanya adalah menjadi rombongan penjelajah pertama yang berhasil menjejakkan kaki di Kutub Selatan. Meskipun target utama itu tidak tercapai, regu ekspedisi yang melakukan penjajakan ke selatan berhasil mencapai garis 88° 23' Lintang Selatan, yang hanya berjarak 97,5 mil laut (112,2 mil atau 180,6 km) dari Kutub Selatan, sehingga menjadikan garis 88° 23' Lintang Selatan sebagai Lintang Selatan Terjauh yang sudah berhasil dijejaki manusia dalam usaha mencapai Kutub Selatan, dan jarak 97,5 mil laut sebagai jarak terdekat dengan kutub bumi yang sudah terjajaki manusia.[a] Regu lain yang dipimpin Edgeworth David, profesor geologi Australia keturunan Wales, berhasil mencapai lokasi yang diperkirakan sebagai Kutub Selatan Magnetis. Ekspedisi ini pula yang pertama kali melakukan pendakian Gunung Erebus, gunung api tertinggi kedua di Antarktika.

Tanpa dukungan pemerintah maupun kelembagaan, dan sekadar mengandalkan pinjaman dari pihak swasta maupun sumbangan-sumbangan orang pribadi, ekspedisi ini sejak semula sudah dibayang-bayangi masalah keuangan. Persiapannya pun dilakukan tergesa-gesa. Ukuran Nimrod, kapal yang digunakannya, tidak sampai setengah dari ukuran kapal Discovery yang digunakan Robert Falcon Scott dalam ekspedisi tahun 1901–1904. Selain itu, anak-anak buah Ernest Shackleton tidak memiliki pengalaman yang diperlukan. Sempat timbul kontroversi ketika Ernest Shackleton memutuskan untuk bermarkas di Teluk McMurdo, berhampiran dengan markas lama Robert Falcon Scott, kendati sudah berjanji kepada Robert Falcon Scott untuk tidak melakukannya. Meskipun terbelit banyak masalah, dan mula-mula tidak setenar ekspedisi yang dipimpin Robert Falcon Scott enam tahun sebelumnya, capaian-capaian ekspedisi ini mampu membetot perhatian masyarakat, dan membuat Ernest Shackleton dihargai sebagai salah seorang putra terbaik Inggris. Tim ilmiah yang juga dianggotai Douglas Mawson, ilmuwan yang kelak mengepalai Ekspedisi Antartika Australasia, melakukan bermacam-macam penelitian di bidang geologi, zoologi, dan meteorologi. Rencana angkutan darat Ernest Shackleton, yang mengandalkan tenaga kuda poni mancuria, motor traksi, dan anjing pengeret, merupakan inovasi yang tidak banyak gunanya tetapi kelak ditiru Robert Falcon Scott dalam Espedisi Terra Nova yang berujung maut itu.

Sekembalinya ke tanah air, Ernest Shackleton menggugurkan skeptisisme Paguyuban Kegeografian Kerajaan terhadap capaian-capaiannya, dan menerima aneka penghargaan, antara lain anugerah gelar kesatria dari Raja Edward VII. Keuntungan finansial yang dapat dia kantongi dari ekspedisi ini tidaklah seberapa, malah ujung-ungnya harus mengandalkan dana bantuan pemerintah untuk melunasi utang-utang ekspedisi. Hanya berselang tiga tahun kemudian, rekor Ernest Shackleton sudah terlewati, karena Roald Amundsen akhirnya berhasil mencapai Kutub Selatan, disusul kemudian oleh Robert Falcon Scott. Meskipun demikian, saat dielu-elukan sebagai penjelajah pertama yang berhasil mencapai Kutub Selatan, Roald Amundsen mengeluarkan pernyataan bahwa "nama Sir Ernest Shackleton akan selamanya tertoreh dengan tinta api di lembaran sejarah penjelajahan Antarktika".[1]

Ernest Shackleton menganggotai ekspedisi pertama dalam sejarah penjelajahan Antartika yang dipimpin Robert Falcon Scott selaku perwira pertama di kapal RRS Discovery. Dia terpaksa dipulangkan ke tanah air dengan kapal penyelamat Morning pada tahun 1903 sesudah tumbang akibat kelelahan saat mengikuti kegiatan penjajakan utama ke selatan.[b] Robert Falcon Scott dengan tegas melarang Ernest Shackleton untuk "mempertaruhkan nyawanya dengan terus-menerus menanggung berbagai macam kesukaran dalam kondisi fisik seperti itu".[2] Ernest Shackleton menganggap penurunan kondisi fisiknya sebagai aib.[3] Begitu kembali ke tanah air, dia bertekad untuk membuktikan kemampuannya. Albert Armitage, orang nomor dua dalam Ekspedisi Discovery, menyifatkan tekad Ernest Shackleton ini sebagai niat untuk "menjadi pribadi yang lebih baik daripada Robert Falcon Scott".[4] Meskipun demikian, Ernest Shackleton menepis peluang untuk kembali ke Antarktika selaku mualim satu Terra Nova, kapal penyelamat kedua Ekspedisi Discovery, sesudah membantu mereparasi kapal itu. Dia juga membantu memperlengkapi Uruguay, kapal yang disiapkan untuk mengevakuasi rombongan ekspedisi pimpinan Otto Nordenskjold yang kandas di Laut Weddell.[4] Sekalipun masih berharap dapat diikutsertakan lagi dalam ekspedisi jelajah Antarktika, selama beberapa tahun selanjutnya Ernest Shackleton bekerja di bidang lain. Pada tahun 1906, dia bekerja sebagai kepala humas pada Sir William Beardmore, seorang industriawan besar.[5]

Menurut Roland Huntford, penulis biografi Ernest Shackleton, penurunan kondisi fisik tersebut dibeberkan Robert Falcon Scott di dalam buku The Voyage of the Discovery yang terbit pada tahun 1905, sehingga mengais luka lama yang menyayat-nyayat harga diri Ernest Shackleton. Dia akhirnya membulatkan tekad untuk kembali ke Antarktika dan mengungguli capaian Robert Falcon Scott.[6] Ernest Shackleton mulai mencari-cari calon sponsor untuk mendanai ekspedisinya sendiri. Rencana-rencana awalnya dituangkan ke dalam makalah yang disusun pada permulaan tahun 1906 tetapi tidak diterbitkan. Makalah tersebut memuat anggaran belanja sebesar £17.000 (nilai sekarang £1.770.000) untuk mengongkosi pelaksanaan ekspedisi dari awal sampai selesai.[7][8] Ernest Shackleton mendapatkan janji dukungan dana yang pertama pada awal tahun 1907. Majikannya, Sir William Beardmore, menawarkan pinjaman sebesar £7.000 (nilai sekarang £730.000).[8][9] Tawaran ini memberanikan Ernest Shackleton untuk mengumumkan niatnya kepada Paguyuban Kegeografian Kerajaan pada tanggal 12 Februari 1907.[10] Dia juga merasa perlu untuk lekas-lekas melaksanakan rencananya lantaran mengetahui bahwa Henryk Arctowski, penjelajah Polandia, juga sedang berencana melakukan eksepedisi serupa. Pengumuman rencana ekspedisi Henryk Arctowski dilakukan di markas Paguyuban Kegeografian Kerajaan pada hari yang sama dengan pengumuman Ernest Shackleton. Pada kenyataannya, rencana Henryk Arctowski masih benar-benar mentah.[11]

Persiapan

[sunting | sunting sumber]

Rencana awal

[sunting | sunting sumber]

Makalah rencana awal yang tidak diterbitkan itu menyingkap gagasan Ernest Shackleton untuk menjadikan markas lama Ekspedisi Discovery di Teluk McMurdo sebagai markas ekspedisinya. Dari markas tersebut akan dilaksanakan usaha-usaha penjajakan untuk mencapai Kutub Selatan Geografis maupun Kutub Selatan Magnetis. Penjajakan-penjajakan lain menyusul kemudian, dan akan dilaksanakan pula program kerja ilmiah berkesinambungan.[12] Rencana awal ini juga menyingkap metode-metode angkutan darat yang digagas Ernest Shackleton, yang memadukan pemanfaatan tenaga anjing, kuda poni, dan kendaraan bermotor yang dirancang khusus.

Baik kuda poni maupun motor traksi belum pernah dipakai di Antartika, kendati kuda poni sudah pernah digunakan Frederick George Jackson dalam Ekspedisi Artika Jackson-Harmsworth tahun 1894-1897. Meskipun laporan Jackson tentang ketangguhan kuda-kuda poninya menimbulkan kebingungan, dan bertentangan dengan anjuran khusus dari Fridtjof Nansen, penjelajah kutub terkenal asal Norwegia, Ernest Shackleton memutuskan untuk membawa 15 ekor kuda poni, tetapi belakangan memangkas jumlahnya menjadi 10 ekor saja.[13] Pada saat mengumumkan rencananya kepada Paguyuban Kegeografian Kerajaan pada bulan Februari 1907, Ernest Shackleton sudah merevisi anggaran belanja ekspedisi menjadi lebih realistis, yaitu sebesar £30.000 (nilai sekarang £3.120.000).[8][14] Meskipun demikian, proposalnya tidak digubris Paguyuban Kegeografian Kerajaan. Belakangan barulah Ernest Shackleton mengetahui bahwa ketika itu Paguyuban Kegeografian Kerajaan sudah mafhum akan niat Robert Falcon Scott untuk menjalankan ekspedisi baru, sehingga berniat memberikan persetujuan secara bulat kepadanya.[14]

Membeli Nimrod

[sunting | sunting sumber]
Nimrod bertolak menuju Kutub Selatan

Ernest Shackleton berniat mencapai Antartika pada bulan Januari 1908, dan itu berarti dia harus bertolak dari Inggris pada musim panas tahun 1907. Dengan demikian hanya tersisa tempo enam bulan untuk menghimpun dana, mendapatkan dan menyiapkan kapal, membeli seluruh perlengkapan dan perbekalan, maupun merekrut anggota ekspedisi. Karena sudah yakin bakal mendapatkan dukungan keuangan dari Donald Steuart, seorang pengusaha Skotlandia,[15] Ernest Shackleton berangkat ke Norwegia pada bulan April dengan niat membeli Bjorn, kapal jelajah kutub berbobot 700 ton yang sangat cocok untuk dijadikan kapal ekspedisi. Meskipun demikian, Donald Steuart membatalkan dukungannya, sehingga Bjorn tak jadi dibeli. Bjorn akhirnya dibeli Wilhelm Filchner, penjelajah Jerman. Namanya diganti menjadi Deutschland dan dipakai dalam pelayaran Wilhelm Filchner tahun 1911–1913 ke Laut Weddell.[16] Ernest Shackleton terpaksa harus puas dengan Nimrod yang lebih kecil.[c] Kapal kayu pemburu anjing laut setua 40 tahun dengan tonase bruto terdaftar 334 ton itu dia beli seharga £5.000 (nilai sekarang £520.000).[8][17][18]

Ernest Shackleton tercengang melihat kondisi Nimrod untuk pertama kalinya ketika kapal itu tiba di London dari Newfoundland pada bulan Juni 1907. "Kapal itu sudah rongsok dan berbau tengik lemak anjing laut. Selain itu, hasil inspeksi menunjukkan bahwa [...] kapal itu perlu dipakal dan tiang-tiangnya perlu diganti dengan yang baru." Meskipun demikian, di tangan tukang-tukang reparasi kapal kawakan, dalam waktu singkat tampilan Nimrod sudah "terlihat lebih layak". Kemudian hari, di dalam laporannya, Ernest Shackleton mengungkapkan rasa bangganya akan kapal kecil yang tangguh itu.[19]

Mencari dana

[sunting | sunting sumber]

Sampai awal bulan Juli 1907, Ernest Shackleton baru berhasil mengumpulkan sedikit dana dukungan di luar dari pinjaman Sir William Beardmore, dan sudah kehabisan dana untuk menuntaskan reparasi Nimrod.[20] Pada pertengahan bulan Juli, dia mendekati dermawan Earl Iveagh, Edward Guinness, kepala keluarga Inggris-Irlandia pemilik usaha pembuatan bir, yang bersedia menggelontorkan pinjaman sebesar £2.000 (nilai sekarang £210.000) dengan syarat Ernest Shackleton mampu mendapatkan sponsor-sponsor lain yang bersedia memberi pinjaman sebesar £6.000. Ernest Shackleton berhasil mengumpulkan dana tambahan, termasuk sumbangan £2.000 dari Philip Brocklehurst dengan syarat diikutsertakan dalam ekspedisi.[21]

Hadiah £4.000 yang diterima pada menit-menit terakhir dari William Bell, kemenakan Ernest Shackleton,[22] belum juga cukup untuk menutupi kebutuhan dana ekspedisi yang masih harus dicari sebesar £30.000, tetapi memungkinkan penuntasan reparasi Nimrod. Usaha pengumpulan dana dilanjutkan di Australia saat Nimrod tiba di negara itu. Ernest Shackleton menerima donasi £5.000 dari pemerintah Australia, dan £1.000 dari pemerintah Selandia Baru.[23] Donasi-donasi tersebut, ditambah berbagai pinjaman dan donasi lain yang lebih kecil jumlahnya, mencapai angka £30.000, akan tetapi total biaya pada akhir ekspedisi menurut hitung-hitungan Ernest Shackleton sudah membengkak menjadi £45.000.[d]

Ernest Shackleton berharap dapat menghasilkan banyak uang dari penjualan bukunya tentang ekspedisi tersebut dan dari undangan-undangan untuk menyampaikan kuliah umum. Dia juga berharap memetik keuntungan dari penjualan prangko khusus bercap kantor pos Antartika yang hendak didirikannya di sana, mengingat ia sudah diangkat menjadi kepala kantor pos sementara oleh pemerintah Selandia Baru. Tak satu pun dari usaha-usaha itu mendatangkan keuntungan yang diharapkan, sekalipun Ernest Shackleton sudah mendirikan kantor pos di Tanjung Royds dan menggunakannya untuk mengirim surat-surat ekspedisi.[24][25][e]

Merekrut anggota

[sunting | sunting sumber]
Edgeworth David, ketua tim ilmiah

Karena ingin membentuk rombongan ekspedisi yang tangguh, Ernest Shackleton berusaha merekrut para mantan anggota Ekspedisi Discovery. Kepada Edward Adrian Wilson, sesama mantan anggota Ekspedisi Discovery, dia tawari jabatan ketua tim ilmiah merangkap wakil ketua ekspedisi. Tawaran ini ditampik Edward Wilson dengan dalih masih terlibat dalam kegiatan Panitia Kementerian Pertanian untuk Investigasi Penyakit Belibis.[26] Penolakan mantan anggota Ekspedisi Discovery lainnya, yakni Michael Barne, Reginald Skelton, dan akhirnya George Mulock, tanpa disengaja menyingkap fakta bahwa semua mantan perwira Ekspedisi Discovery sudah memutuskan untuk menjadi anak buah Robert Falcon Scott dalam pelaksanaan rencana ekspedisi lanjutan yang sampai saat itu belum dia umumkan.[26] Hanya dua orang mantan awak Discovery yang menyambut ajakan Ernest Shackleton, yaitu Frank Wild dan Ernest Joyce. Ernest Shackleton kebetulan melihat Ernest Joyce di atas sebuah bus yang sedang melintas di depan perkantoran ekspedisi di London, lantas menyuruh orang mencari dan mempertemukan Ernest Joyce dengannya.[27]

Meskipun baru dipastikan sesudah rombongan ekspedisi sampai di Antartika, wakil Ernest Shackleton adalah Jameson Boyd Adams, letnan Angkatan Laut Cadangan Kerajaan yang mengikhlaskan peluang menjadi perwira tetap demi bergabung dengan Ernest Shackleton.[28] Dia juga bertugas sebagai meteorolog dalam ekspedisi ini. Nakhoda Nimrod, Rupert England, juga seorang perwira angkatan laut cadangan. John King Davis, yang berumur 23 tahun dan kemudian hari menjadi seorang nakhoda Antartika kenamaan, ditunjuk menjadi mualim satu pada menit-menit terakhir.[29] Aeneas Mackintosh, perwira Angkatan Laut Niaga dari Peninsular and Oriental Steam Navigation Company (P&O), mula-mula ditunjuk menjadi mualim dua, tapi belakangan dialihtugaskan ke darat dan diganti dengan A. E. Harbord.[23] Anggota lain yang disiapkan untuk bertugas di darat adalah dua orang dokter bedah, Alistair Mackay dan Eric Marshall, juru mesin motor Bernard Day, dan Sir Philip Brocklehurst, anggota sukarela yang dijadikan asisten geolog.[30]

Anggota tim ilmiah yang berangkat dari Inggris adalah James Murray, biolog berumur 41 tahun, dan Raymond Priestley, geolog berumur 21 tahun yang kemudian hari menjadi salah seorang pendiri Institut Penelitian Kutub Scott.[31] Dua anggota lagi bergabung di Australia. Yang pertama adalah Edgeworth David, profesor geologi di Universitas Sydney yang ditunjuk menjadi ketua tim ilmiah.[23] Yang kedua adalah Douglas Mawson, mantan mahasiswa Edgeworth David yang menjadi dosen mineralogi di Universitas Adelaide. Mula-mula keduanya sekadar ingin ikut berlayar ke Antartika kemudian langsung pulang dengan Nimrod, tetapi dapat dibujuk menjadi anggota tetap. Edgeworth David berjasa meyakinkan pemerintah Australia untuk menyumbangkan dana £5.000.[23]

Sebelum berangkat ke Antartika pada bulan Agustus 1907, Ernest Joyce dan Frank Wild menjalani kursus kilat percetakan, karena Ernest Shackleton berniat menerbitkan buku atau majalah selagi berada di Antartika.[32]

Regu darat

[sunting | sunting sumber]
Nama[33] Kewarganegaraan Jabatan
Ernest Shackleton  Irlandia Ketua ekspedisi
Jameson Boyd Adams Inggris Wakil ketua ekspedisi/meteorolog
Edgeworth David  Australia Ketua tim ilmiah/geolog
Douglas Mawson  Australia Geolog
Eric Marshall Inggris Dokter/kartograf/fotografer
Alistair Mackay Inggris Dokter
James Murray Inggris Biolog
Raymond Priestley Inggris Geolog
Ernest Joyce Inggris Kepala gudang umum/koleksi zoologi
Frank Wild Inggris Pengurus perbekalan
George Marston Inggris Seniman
Bertram Armytage  Australia Perawat kuda poni
William Roberts Inggris Koki/asisten zoolog
William Michell  Kanada Geolog
Philip Brocklehurst Inggris Asisten geolog
Bernard Day Inggris Elektrisi/mekanik

Janji kepada Scott

[sunting | sunting sumber]
Robert Falcon Scott

Pengumuman Ernest Shackleton pada bulan Februari 1907 tentang niatnya untuk bermarkas di markas lama Ekspedisi Discovery menarik perhatian Robert Falcon Scott, yang juga sudah berniat untuk kembali meneroka Antartika, kendati saat itu belum dia umumkan. Di dalam suratnya kepada Ernest Shackleton, Robert Falcon Scott mendaku sebagai orang yang paling berhak atas Teluk McMurdo. "Saya rasa saya punya hak tertentu atas tempat kerja saya sendiri," tulisnya. Dia menambahkan pula bahwa, "siapa saja yang pernah menceburi kegiatan eksplorasi bakal langsung beranggapan bahwa sayalah yang empunya kawasan itu". Ia mengakhiri suratnya dengan mengingatkan Ernest Shackleton akan kewajibannya untuk tetap setia kepada mantan komandan.[34]

Mula-mula Ernest Shackleton menanggapi dengan santun. "Saya ingin menuruti pandangan-pandangan anda semampu saya tanpa memunculkan suatu pendirian yang tidak dapat saya pegang teguh," ungkap Ernest Shackleton dalam surat balasannya.[34] Edward Wilson, yang diminta Ernest Shackleton untuk menengahi, malah bersikap lebih tegas daripada Robert Falcon Scott. "Menurut hemat saya, sebaiknya anda menyingkir saja dari Teluk McMurdo," tulis Edward Wilson di dalam suratnya kepada Ernest Shackleton. Dia menasihati Ernest Shackleton supaya tidak menyusun rencana kegiatan apapun yang dilaksanakan dari markas yang berlokasi di lingkungan perairan Laut Ross sampai Scott memutuskan "batas-batas apa saja yang akan dia tetapkan atas haknya sendiri".[34] Anjuran ini ditanggapi Ernest Shackleton dengan mengemukakan di dalam surat balasannya bahwa, "tidak ada keraguan di benak saya kalau haknya terbatas pada markas yang dia minta untuk [...] Saya sadar sudah sampai pada batas kemampuan saya dan tidak akan melangkah lebih jauh lagi".[34]

Masalah ini belum juga tuntas ketika Robert Falcon Scott pulang berlayar pada bulan Mei 1907. Dia mengusulkan garis 170° Bujur Barat sebagai garis demarkasi. Semua daerah yang berada di sebelah barat garis itu, termasuk Teluk McMurdo, Pulau Ross, dan Tanah Victoria, hanya boleh dimanfaatkan oleh Robert Falcon Scott. Karena sedang sibuk menangani masalah-masalah lain, Ernest Shackleton terpaksa mengiyakan saja usulan itu. Pada tanggal 17 Mei, dia menandatangani sepucuk surat pernyataan berisi kalimat "saya tinggalkan pangkalan McMurdo bagi anda",[34] serta pernyataan mengurungkan niat untuk mendarat lebih ke timur, di Teluk Perintang yang sempat disinggahi dalam Ekspedisi Discovery, maupun di Tanah Raja Edward VII. Dia tidak akan menyentuh sejengkalpun pantai Tanah Victoria.[34] Pernyataan itu merupakan tanda menyerah kepada kemauan Robert Falcon Scott dan Edward Wilson, serta mengisyaratkan pembatalan tujuan ekspedisi untuk mencapai Kutub Selatan Magnetis yang terletak di kawasan Tanah Victoria.[34] Ahli sejarah penjelajahan kutub bumi, Beau Riffenburgh, berkeyakinan bahwa janji itu adalah "janji yang secara etis semestinya tidak pernah dituntut untuk diucapkan dan semestinya tidak pernah diucapkan, karena bisa berdampak buruk terhadap keselamatan ekspedisi Ernest Shackleton secara keseluruhan".[34] Perselisihan ini meretakkan hubungan baik Ernest Shackleton dengan Robert Falcon Scott (meskipun keduanya tetap bersikap santun satu sama lain di muka umum), dan pada akhirnya memutuskan hubungan persahabatan yang akrab antara Ernest Shackleton dan Edward Wilson.[35]

Di dalam catatan pribadinya, Ernest Shackleton sama sekali tidak menyinggung perselisihannya dengan Robert Falcon Scott. Dia hanya menyebutkan bahwa "sebelum kami akhirnya bertolak meninggalkan Inggris, sudah saya putuskan bahwa, kalau bisa, saya akan mendirikan markas saya di Tanah Raja Edward VII, alih-alih di [...] Selat McMurdo".[10]

Pelaksanaan

[sunting | sunting sumber]

Bertolak ke selatan

[sunting | sunting sumber]

Sesudah diinspeksi Raja Edward VII dan Permaisuri Alexandra, Nimrod bertolak meninggalkan Inggris pada tanggal 11 Agustus 1907.[36] Ernest Shackleton tidak ikut berlayar karena masih harus membereskan berbagai urusan ekspedisi. Bersama anggota-anggota ekspedisi lainnya, dia menyusul belakangan dengan menumpang kapal lain yang lebih laju. Semua anggota ekspedisi berkumpul di Selandia Baru, dan bersiap-siap untuk bertolak ke Antartika pada hari Tahun Baru 1908. Untuk mengirit bahan bakar, Ernest Shackleton bekerjasama dengan pemerintah Selandia Baru untuk menunda Nimrod sampai ke lingkar Antartika, yakni sejauh kira-kira 1.400 mil laut (2.600 km; 1.600 mi).[37] Sebagian ongkos tunda ditanggung pemerintah Selandia Baru, dan sebagian lagi ditanggung Union Steam Ship Company sebagai sumbangannya untuk ekspedisi itu.[38] Pada tanggal 14 Januari, begitu gunung-gunung es menyembul di cakrawala, tambang penghubung dengan kapal tunda diretas.[38] Nimrod selanjutnya berlayar dengan bahan bakar sendiri mengarungi perairan penuh bongkahan es mengapung, menuju Teluk Perintang, tempat Discovery berlabuh enam tahun sebelumnya supaya Robert Falcon Scott dan Ernest Shackleton dapat melakukan percobaan menerbangkan balon udara.[39]

Perintang (kemudian hari dikenal dengan sebutan Beting Es Ross) terlihat pada tanggal 23 Januari, tetapi teluknya sudah raib; tepian Perintang sudah banyak berubah sejak pertama kali didatangi. Bagian yang dulu ada ceruknya sudah longsor sehingga terbentuk sebuah teluk yang cukup luas, yang dinamakan Teluk Paus oleh Ernest Shackleton, tatkala melihat sekawanan paus berenang di perairan teluk itu.[40] Ernest Shackleton tidak mau ambil risiko melewatkan musim dingin di permukaan Perintang yang sewaktu-waktu bisa saja longsor ke laut. Oleh karena itu dia memutuskan untuk putar haluan ke Tanah Raja Edward VII. Sesudah berkali-kali gagal mendekati pantai Tanah Raja Edward VII, dan dibayang-bayangi ancaman terperangkap di tengah bongkah-bongkah es yang hanyut dengan cepat, Nimrod terpaksa urung berlabuh. Kalau tidak mau membatalkan beragam rencana pencapaian tujuan-tujuan ekspedisi, satu-satunya pilihan yang tersedia bagi Ernest Shackleton saat itu adalah melanggar janjinya kepada Robert Falcon Scott. Pada tanggal 25 Januari, dia memberi perintah kepada jurumudi untuk putar haluan ke Teluk McMurdo.[40]

Tanjung Royds

[sunting | sunting sumber]

Menetapkan lokasi markas

[sunting | sunting sumber]

Saat Nimrod memasuki perairan Teluk McMurdo pada tanggal 29 Januari 1908, pelayaran ke selatan menuju markas ekspedisi Discovery di Hut Point langsung terbentur kendala, yakni membekunya permukaan air laut. Ernest Shackleton memutuskan untuk menangguhkan pelayaran untuk sementara waktu sambil berharap es akan pecah dalam dalam satu dua hari ke depan. Selama penangguhan, mualim dua Aeneas Mackintosh mengalami kecelakaan yang mengakibatkan mata kanannya cedera. Sesudah dioperasi secara darurat oleh Eric Marshall dan Alistair Mackay, mau tidak mau Aeneas Mackintosh harus meninggalkan rombongan ekspedisi dan pulang ke Selandia Baru bersama Nimrod. Sesudah merasa cukup sehat, dia kembali bersama Nimrod pada musim berikutnya.[41]

Pada tanggal 3 Februari, Ernest Shackleton memutuskan untuk mendirikan markas di tempat pendaratan terdekat yang bisa dicapai, yaitu Tanjung Royds, ketimbang buang-buang waktu menunggu es beringsut. Malam itu juga, kapal membuang sauh dan rombongan mencari lokasi yang cocok untuk mendirikan gubuk siap-rakit. Tempat pendaratan dipisahkan dari Hut Point oleh laut sejauh 20 mil laut (37 km; 23 mi), tanpa jalur darat ke selatan. Ernest Shackleton yakin bahwa rombongannya "beruntung mendapatkan perteduhan musim dingin yang sedekat ini dengan titik anjak kita ke selatan."[42]

Hari-hari selanjutnya dimanfaatkan untuk memunggah persediaan dan peralatan. Pekerjaan tersendat-sendat lantaran buruknya cuara dan tindakan berhati-hati Nakhoda England, yang berulang kali menjauhkan kapal ke tengah perairan teluk sampai kondisi es di medan pendaratan dia anggap cukup aman.[43] Keadaan yang sama berulang selama empat belas hari, sampai-sampai timbul perselisihan tajam di antara Ernest Shackleton dan England. Ernest Shackleton bahkan sempat minta England mengundurkan diri dengan alasan sakit, tetapi si nakhoda menolak. Menurut uraian Riffenburgh, kegiatan pemunggahan itu "susahnya setengah mati"[43] tetapi tuntas juga pada tanggal 22 Februari. Nimrod akhirnya berlayar ke utara, dan tanpa sepengetahuan England, masinis kapal, Harry Dunlop, membawa serta sepucuk surat dari Ernest Shackleton yang ditujukan kepada agen ekspedisi di Selandia Baru, berisi permohonan penggantian nakhoda untuk pelayaran pulang tahun depan. Hal ini sudah menjadi rahasia umum di antara sesama anggota regu darat. Eric Marshall mencatat di dalam buku hariannya bahwa dia "gembira tidak usah lagi melihat batang hidungnya [England] ... semua ulahnya itu cuma bikin malu nama negara saja!"[44]

Mendaki Gunung Erebus

[sunting | sunting sumber]
Gunung Erebus

Sesudah Nimrod bertolak, es di permukaan laut pecah sehingga jalur laluan rombongan ke Perintang terputus. Dengan demikian, kegiatan persiapan pemberangkatan eretan dan pendirian depot mustahil dijalankan. Ernest Shackleton tidak ingin membuang-buang waktu pelaksanaan ekspedisi, dan oleh karena itu memerintahkan supaya usaha mendaki Gunung Erebus dilaksanakan sesegera mungkin.[45] Gunung setinggi 12.450 kaki (3.790 m) tersebut belum pernah didaki manusia. Satu regu espedisi Discovery (dianggotai Frank Wild dan Ernest Joyce) sudah pernah mengekplorasi area kaki gunung pada tahun 1904 tetapi mereka tidak beringsut naik melebihi 3.000 kaki (910 m). Baik Frank Wild maupun Ernest Joyce tidak termasuk di dalam regu utama pendakian Erebus di dalam ekspedisi Nimrod, yang beranggotakan Edgeworth David, Douglas Mawson, dan Alistair Mackay. Dengan regu bantu yang beranggotakan Eric Marshall, Jameson Adams, dan Brocklehurst, usaha pendakian pun dilaksanakan pada tanggal 5 Maret.[45]

Pada tanggal 7 Maret, regu utama dan regu bantu bergabung di sekitar ketinggian 5.500 kaki (1.700 m) dan bersama-sama melanjutkan pendakian menuju puncak. Keesokan harinya, pendakian terpaksa ditunda lantaran badai salju, tetapi kembali dapat dilanjutkan pada pagi hari tanggal 9 Maret. Petang harinya, puncak kawah utama yang lebih rendah berhasil dicapai.[45] Ketika itu, kondisi kedua kaki Brocklehurst terkena radang dingin dan sudah sangat parah, sehingga dia tetap tinggal di perkemahan selagi rekan-rekannya melanjutkan pendakian menuju kawah aktif, yang akhirnya berhasil dicapai sesudah mendaki selama empat jam. Sesudah melaksanakan beberapa eksperimen meteorologis dan mengumpulkan banyak sampel bebatuan, mereka pun lekas-lekas menuruni gunung, yang lebih sering mereka lakukan dengan cara meluncuri satu demi satu landaian salju yang berundak-undak. Menurut Eric Marshall, regu pendaki Erebus akhirnya tiba di gubuk Cape Royds dalam keadaan "nyaris sekarat" pada tanggal 11 Maret.[45]

Musim dingin tahun 1908

[sunting | sunting sumber]

Bangunan siap-rakit berukuran 33 x 19 kaki (10 x 5,8 m) yang menjadi gubuk tempat bernaung rombongan ekspedisi akhirnya rampung dipasang dan siap untuk dihuni pada akhir bulan Februari. Gubuk tersebut disekat-sekat menjadi bilik-bilik hunian untuk dua orang, dan dilengkapi dapur, kamar gelap, gudang, maupun laboratorium. Kandang kuda-kuda poni dibangun pada sisi gubuk yang paling terlindungi, sementara kandang-kandang anjing ditempatkan di dekat serambi.[46] Gaya kepemimpinan Ernest Shackleton yang bersifat inklusif, bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan Robert Falcon Scott, meniadakan batasan-batasan yang menghalangi keakraban di antara penumpang geladak atas dan penumpang geladak bawah. Semuanya tinggal bersama, bekerja bersama, dan makan bersama. Semua orang tampak beraktivitas dengan penuh semangat. Seperti yang dicatat Brocklehurst, Ernest Shackleton "memiliki kemampuan untuk membuat setiap orang merasa kehadirannya sungguh-sungguh diperlukan di dalam ekspedisi tersebut".[47]

Selama bulan-bulan berikutnya yang diliputi kegelapan musim dingin, Ernest Joyce dan Frank Wild mencetak sekitar 30 eksemplar buku liputan ekspedisi Nimrod, Aurora Australis, yang dijilid dan disampul dengan memanfaatkan papan peti paket.[48] Meskipun demikian, kegiatan yang paling penting sepanjang musim dingin adalah persiapan pelaksanaan perjalanan-perjalanan utama pada musim berikutnya, termasuk perjalanan menuju Kutub Selatan dan Kutub Selatan Magnetis. Penempatan markas di Teluk McMurdo memungkinkan Ernest Shackleton untuk memasukkan kembali pencapaian Kutub Selatan Magnetis ke dalam daftar tujuan ekspedisi. Ernest Shackleton nantinya akan memimpin langsung usaha mencapai Kutub Selatan, yang mengalami kendala serius lantaran lantaran matinya empat ekor kuda poni yang tersisa pada musim dingin. Sebab utama matinya kuda-kuda poni tersebut adalah pasir vulkanik, yang dimakan hewan-hewan itu lantaran mengandung garam.[45]

Penjajakan ke selatan

[sunting | sunting sumber]

Keberangkatan

[sunting | sunting sumber]

Keputusan Ernest Shackleton membentuk regu jelajah beranggotakan empat orang untuk melakukan penjajakan ke selatan dalam rangka mencapai Kutub Selatan lebih ditentukan oleh jumlah kuda poni yang tersisa. Belajar dari pengalamannya selama menyertai Ekspedisi Discovery, dia lebih mengandalkan kuda poni ketimbang anjing dalam pelaksanaan perjalanan panjang ke kutub.[49] Kendaraan bermotor, yang dapat bergerak lancar di atas permukaan es yang rata, tidak dapat digunakan untuk melintasi permukaan Penghalang dan tidak dipertimbangkan untuk dipakai dalam perjalanan ke kutub.[50] tiga orang yang dipilih Ernest Shackleton untuk menyertainya adalah Eric Marshall, Jameson Adams, dan Frank Wild. Ernest Joyce, yang lebih berpengalaman menjelajahi Antartika dibanding semua anggota lain kecuali Frank Wild, batal diikutsertakan lantaran hasil pemeriksaan medis yang dilakukan Eric Marshall membuat rekan-rekannya meragukan kebugarannya.[51]

Regu jelajah bertolak pada tanggal 29 Oktober 1908. Menurut hitung-hitungan Ernest Shackleton, jarak tempuh pulang-pergi Kutub Selatan adalah 1.494 mil laut (2.767 km; 1.719 mi). Perjalanan pulang-pergi semula direncanakan bakal dituntaskan dalam tempo 91 hari, dengan demikian jarak yang harus ditempuh setiap hari adalah 16 mil laut (30 km; 18 mi).[52] Mula-mula perjalanan dilakukan dengan tertatih-tatih akibat cuaca buruk dan lesunya kuda-kuda poni. Ernest Shackleton mengurangi ransum harian supaya cukup untuk 110 hari perjalanan. Perpanjangan waktu tempuh menjadi 110 hari membuat jarak yang harus ditempuh setiap hari berkurang menjadi kira-kira 13½ mil laut.[53] Antara tanggal 9 sampai 21 November, perjalanan berlangsung lancar, tetapi kuda-kuda poni menderita di medan berat permukaan Perintang, dan salah seekor dari empat kuda poni yang dipakai terpaksa ditembak mati ketika regu jelajah mencapai garis 81° Lintang Selatan. Pada tanggal 26 November, Lintang Selatan Terjauh yang baru akhirnya dicapai ketika regu jelajah melangkahi garis 82° 17' Lintang Selatan yang dicapai Robert Falcon Scott pada bulan Desember 1902.[54] Regu Ernest Shackleton mencapai titik tersebut dalam tempo 29 hari, lebih cepat daripada regu Robert Falcon Scott yang menghabiskan waktu 59 hari, karena mereka melewati jalur yang terletak lebih ke timur daripada jalur Robert Falcon Scott demi menghindari masalah yang dulu dialami regu Robert Falcon Scott.[55]

Saat regu jelajah memasuki daerah tak dikenal, permukaan Perintang berangsur goyah dan pecah; dua ekor kuda poni menjadi korban. Rantai pegunungan yang berada di sebelah barat melengkung menghalangi pergerakan mereka ke selatan, dan perhatian regu terbetot oleh "secercah cahaya terang" di angkasa.[56] Penyebab fenomena ini akhirnya diketahui pada tanggal 3 Desember, sesudah regu jelajah mendaki bukit-bukit di kaki rantai pegunungan. Di hadapan mereka terhampar daerah yang belakangan digambarkan Ernest Shackleton sebagai "jalan yang membentang ke selatan, [...] padang glester yang luas, nyaris memenuhi seluruh kawasan dari selatan ke utara di antara dua rantai besar pegunungan".[57] Ernest Shackleton menamakan padang gletser itu "Beardmore", terambil dari nama Sir William Beardmore, penyandang dana terbesar Ekpedisi Nimrod.

Perjalanan melintasi padang gletser ternyata sangat sukar dilakukan, khususnya bagi Socks, satu-satunya kuda poni yang tersisa. Dengan susah payah kuda itu menapak-napak mencari pijakan yang aman. Pada tanggal 7 Desember, Socks terperosok ke dalam jurang gletser yang dalam, dan nyaris menyeret Frank Wild bersamanya. Untung saja abah-abahnya putus, sehingga eretan yang membawa perbekalan tidak ikut meluncur masuk jurang. Perjalanan pulang-pergi Kutub Selatan untuk seterusnya terpaksa mengandalkan tenaga manusia untuk menghela eretan.[58]

Di tengah perjalanan, para anggota regu mengalami pergulatan batin. Frank Wild diam-diam berharap Eric Marshall "terperosok ke dalam jurang gletser sedalam ribuan kaki".[59] Eric Marshall mencatat bahwa mengikuti Ernest Shackleton ke Kutub itu "seperti mengikuti nenek-nenek. Sedikit-sedikit panik".[60] Sekalipun demikian, Hari Natal dirayakan dengan menenggak crème de menthe dan mengisap cerutu. Posisi mereka saat itu adalah 85° 51' S, masih 249 mil laut (461 km; 287 mi) jauhnya dari Kutub, dan harus pula membawa perbekalan makanan yang tidak cukup untuk satu bulan, lantaran perbekalan selebihnya sudah disimpan di depot-depot untuk nanti diambil dalam perjalan pulang.[60] Dengan jumlah bekal makanan seperti itu, mereka tidak dapat menempuh jarak yang tersisa menuju Kutub dan kembali lagi ke tempat yang sama.[61] Meskipun demikian, Ernest Shackleton belum siap untuk mengakui bahwa mereka belum mampu mencapai Kutub, sehingga memutuskan untuk terus maju sesudah mengirit ransum untuk kesekian kalinya dan meninggalkan semua barang bawaan selain peralatan-peralatan yang paling penting.[62]

Pada Hari Bingkisan, pendakian melintasi gletser akhirnya tuntas, dan perjalanan melintasi dataran tinggi Antartika pun dimulai. Kondisi alam terasa tidak mendukung; Ernest Shackleton mencatat tanggal 31 Desember sebagai "hari terberat yang permah kami alami".[63] Keesokan harinya dia mencatat bahwa mereka akhirnya berhasil mengalahkan semua rekor jelajah Kutub Utara maupun Kutub Selatan saat mencapai 87° 6½′ Lintang Selatan.[64] Pada hari itu, Frank Wild menyebut Eric Marshall dan Jameson Adams dalam buku hariannya bahwa, "andaikata di sini ada Joyce dan Marston alih-alih kedua gembel tukang cengengesan tak berguna itu, kami pasti sudah berhasil [mencapai Kutub Selatan] dengan mudah."[65] Pada tanggal 4 Januari 1909, Ernest Shackleton akhirnya pasrah menerima kenyataan bahwa Kutub Selatan mustahil mereka capai, lantas merevisi capaian yang direncanakan menjadi capaian simbolis 100 mil geografis dari Kutub Utara.[66] Para anggota regu sudah berada dalam kondisi susah-payah bertahan hidup,[67] sampai akhirnya pada tanggal 9 Januari 1909, sesudah melaksanakan pergerakan maju yang terakhir tanpa eretan maupun peralatan lain, perjalanan pun berakhir. "Kami sudah tersesak padang ke rimba", demikian tulis Ernest Shackleton, "dan batas akhirnya adalah 88° 23' Lintang Selatan".[68] Mereka berjarak 97,5 mil geografis dari Kutub Selatan. Bendera Inggris Raya pun dipancangkan, dan Ernest Shackleton menamakan tempat itu Dataran Tinggi Raja Edward VII, Raja Inggris saat itu.[f]

Perjalanan pulang

[sunting | sunting sumber]

Regu jelajah Ernest Shackleton akhirnya melaksanakan perjalanan pulang sesudah 73 hari lamanya menjelajah ke selatan. Jatah ransum sudah berulang kali dikurangi supaya waktu perjalanan pulang dapat diulur melebihi ancar-ancar 110 hari yang semula. Ketika itu, Ernest Shackleton berencana untuk sampai ke Titik Gubuk dalam tempo 50 hari, lantaran menurut perintah-perintah Ernest Shackleton sebelumnya, Nimrod, yang sudah kembali untuk menjemput dan memulangkan para anggota ekspedisi, akan bertolak selambat-lambatnya pada tanggal 1 Maret. Keempat-empatnya sudah semakin kehabisan tenaga,[69] tetapi tetap saja mampu menempuh jarak yang lumayan jauh pada hari-hari selanjutnya, dan sampai di padang gletser pada tanggal 19 Januari.[69] Saat melakukan perjalanan turun, bekal yang dibawa cukup untuk lima hari perjalanan jika porsi makan dikurangi setengahnya, supaya cukup untuk perjalanan sampai ke depot di padang gletser yang lebih rendah;[69] dalam perjalanan turun, jarak yang sama mereka tempuh dalam tempo 12 hari. Kondisi fisik Shackleton ketika itu sudah sangat memprihatinkan, tetapi menurut Jameson Adams, "semakin sakit badannya, semakin semakin keras pula usahanya untuk melanjutkan perjalanan".[69]

Para anggota regu tiba di depot pada tanggal 28 Januari. Frank Wild, yang terserang disentri, tidak mampu menghela barang maupun menelan makanan selain biskuit, yang saat itu tinggal sedikit. Pada tanggal 31 Januari, Shackleton menyerahkan jatah biskuit sarapannya sendiri kepada Frank Wild. Tindakan itu membuat Frank Wild sangat terharu, sampai-sampai mencatat di dalam buku hariannya, "DEMI TUHAN aku tidak akan pernah melupakannya. Beribu-ribu pound tidak bakal cukup untuk membayar sekeping biskuit itu".[70] beberapa hari berikutnya, seluruh anggota regu terserang enteritis akibat menyantap daging kuda poni yang sudah tercemar bakteri. Meskipun demikian, tempo perjalanan tidak bisa diulur-ulur. Terbatasnya jumlah ransum yang dibawa dari satu depot ke depot berikutnya membuat setiap penangguhan bisa berakibat fatal. Meskipun demikian, angin yang berhembus kencang dari belakang memungkinkan mereka untuk memasang layar pada eretan dan mempertahankan tempo perjalanan.[71]

Wild, Ernest Shackleton, Eric Marshall, dan Jameson Adams di atas geladak Nimrod seusai penjajakan ke selatan

"Badan kami sudah semikian cekingnya sehingga tulang-tulang kami terasa ngilu saat berbaring di atas salju yang keras", tulis Ernest Shackleton.[72] Mulai dari tanggal 18 Februari, bentang alam mulai terasa akrab di mata mereka, dan pada tanggal 23 Februari, mereka sampai ke depot Bluff, yang ternyata sudah dipasoki ramsum yang berlimpah oleh Ernest Joyce, sehingga membuat mereka merasa sangat lega. Shckleton mencatat berbagai jenis sedap-sedapan yang mereka nikmati selain jatah ransum yang mereka santap secara teratur, yaitu "buah persik karlsbad, telur, kue bolu, puding buah persik, roti jahe, dan manisan buah kering".[73] Wild hanya berkomentar singkat, "Joyce memang baik hati".[74]

Meskipun urusan makanan tidak lagi menjadi beban pikiran, mereka tetap harus melanjutkan perjalanan agar sampai di Hut Point sebelum tenggat waktu 1 Maret. Tahap akhir perjalanan pulang terkendala badai salju yang membuat mereka harus meringkuk di kemah selama 24 jam. Pada tanggal 27 Februari, ketika mereka masih berjarak 33 mil laut (61 km; 38 mi) dari tempat yang aman, Eric Marshall tumbang akibat kelelahan. Ernest Shackleton memutuskan untuk bergegas lebih dulu ke Hut Point bersama Wild dengan harapan bisa menemukan dan memanggil Nimrod supaya dua anggota regu lainnya dapat diselamatkan. Keduanya sampai di Hut Point pada tanggal 28 Februari.[75] Dengan harapan Nimrod berlabuh tidak jauh dari tempat itu, mereka berusaha menarik perhatian dengan membakar gubuk kayu kecil tempat pelaksanaan observasi medan magnet.[76] Tidak lama kemudian, Nimrod, yang kebetulan sedang berlabuh di Lidah Gletser Erebus, terlihat di cakrawala. Kemudian hari Wild mengungkapkan di dalam catatannya, "tak ada lagi pemandangan yang sedemikian membahagiakan hati pernah disaksikan mata manusia".[76] Jameson Adams dan Eric Marshall baru dapat dijemput di Perintang tiga hari kemudian, tetapi pada tanggal 4 Maret, seluruh anggota regu sudah berada di atas kapal, dan Ernest Shackleton dapat menurunkan perintah untuk berlayar dengan kecepatan penuh ke utara.[76]

Penjajakan ke utara

[sunting | sunting sumber]

Selagi menyiapkan perjalanan penjajakan ke selatan, Ernest Shackleton menginstruksikan Edgeworth David untuk memimpin regu jelajah yang akan melakukan perjalanan hala ke utara menuju Tanah Victoria dalam rangka melaksanakan penelitian medan magnet dan geologi. Regu ini nantinya akan berusaha mencapai Kutub Magnetis, kemudian melaksanakan survei geologis menyeluruh di daerah lembah kering.[g] Yang menjadi anggota regu ini adalah Douglas Mawson, Alistair Mackay, dan Edgeworth David sendiri selaku ketua regu. Semua barang akan diangkut dengan eretan dan dihela sendiri oleh anggota regu; anjing-anjing pengeret ditinggalkan di markas supaya dapat digunakan untuk memasok perbekalan ke depot-depot maupun untuk kegiatan rutin lainnya.[77] Mereka diperintahkan untuk mengibarkan bendera Inggris di Kutub Magnetis dan mendaulat Tanah Victoria bagi negara Inggris.[78] Sesudah beberapa hari bersiap-siap, mereka berangkat pada tanggal 5 Oktober 1908 dengan menggunakan kendaraan bermotor sejauh beberapa mil.[79]

Alistair Mackay, Edgeworth David, dan Douglas Mawson (dari kiri ke kanan) di Kutub Selatan Magnetis pada tanggal 17 Januari 1909

Lantaran kondisi es laut dan cuaca buruk, mula-mula pergerakan mereka sangat lamban. Menjelang akhir bulan Oktober, mereka sudah menyeberangi Teluk McMurdo dan masuk sejauh 60 mil (100 km) ke kawasan pantai Tanah Victoria yang sukar dilalui. Pada saat itulah mereka memutuskan untuk mengerahkan segala upaya dan tenaga untuk mencapai Kutub Magnetis.[80] Sesudah melintasi Lidah Es Nordenskjold dan Lidah Es Drygalski yang sangat berbahaya, mereka akhirnya keluar dari kawasan pantai dan berbelok ke barat laut menuju tempat yang diperkirakan sebagai lokasi Kutub Magnetis. Sebelum itu, Edgeworth David nyaris celaka akibat terperosok ke dalam retakan gletser, tetapi berhasil diselamatkan Douglas Mawson.[81][82]

Mereka naik ke dataran tinggi pedalaman melalui gletser yang menyerupai labirin (kemudian hari dinamakan Gletser Reeves, terambil dari nama Edward Ayearst Reeves, kurator peta utama Paguyuban Kegeografian Kerajaan),[83] dan sampai ke padang salju keras pada tanggal 27 Desember.[82] Kondisi medan seperti itu memungkinkan mereka untuk bergerak lebih cepat, dengan laju kira-kira 10 mil laut (19 km; 12 mil) setiap hari, dan secara teratur melakukan observasi medan magnet. Pada tanggal 16 Januari, hasil observasi-observasi tersebut menunjukkan bahwa jarak mereka dari Kutub Magnetis kira-kira sejauh 13 mil laut (24 km; 15 mil). Keesokan harinya, tanggal 17 Januari 1909, mereka akhirnya berhasil mencapai tujuan, dan memastikan posisi Kutub Selatan Magnetis berada di titik 72° 15' Lintang Selatan, 155° 16' Bujur Timur, pada ketinggian 7.260 kaki (2.210 m). Dengan sebuah upacara tanpa kata-kata, Edgeworth David secara resmi mendaulat daerah itu bagi negara Inggris.[82]

Dalam kondisi lelah dan jumlah ramsum yang kian menipis, mereka harus melakukan perjalanan pulang sejauh 250 mil laut (460 km; 290 mi) yang harus tuntas dalam jangka waktu hanya 15 hari kalau ingin sampai tiba tepat waktu sesuai rencana di titik yang berlokasi di daerah pantai untuk dijemput Nimrod. Meskipun kondisi fisik terus-menerus melemah, mereka mampu mempertahankan laju pergerakan harian, dan pada tanggal 31 Januari sudah sampai ke lokasi yang berjarak 16 mil laut (30 km; 18 mi) dari titik penjemputan yang disepakati. Cuaca buruk menghambat laju pergerakan mereka, sehingga titik penjemputan baru dapat dicapai pada tanggal 2 Februari. Dalam hujan salju yang turun dengan lebat malam itu, Nimrod berlayar melewati mereka lantaran tidak dapat menemukan tempat mereka berkemah.[82] Meskipun demikian, dua hari kemudian, sesudah Nimrod sekali lagi berlayar hala ke selatan, para anggota regu terlihat dari kapal dan dapat buru-buru diselamatkan, kendati Douglas Mawson sempat terjatuh ke dalam retakan gletser sedalam 18 kaki (5,5 m) saat bergegas hendak naik ke kapal. Para anggota regu sudah melakukan perjalanan selama empat bulan dengan pakaian yang sama dengan mereka kenakan saat bertolak dari Tanjung Royds. Dilaporkan bahwa "baunya sungguh menyengat".[84] Sebelum penyelamatan ini terjadi, Nimrod sudah menjemput regu geologi yang beranggotakan Priestley, Brocklehurst, dan Bertram Armytage [de; fr], yang melakukan kegiatan geologi di daerah Gletser Ferrar.[84]

Kesudahan

[sunting | sunting sumber]
Sir Ernest Shackleton: "Sebagaimana Nansen di Utara, demikianlah Shackleton di Selatan"—Roald Amundsen

Pada tanggal 23 Maret 1909, Ernest Shackleton mendarat di Selandia Baru dan mengirim surat kawat berisi laporan yang terdiri atas 2.500 kata ke Daily Mail di London, surat kabar yang sudah mengikat kontrak eksklusif dengannya.[85] Meskipun Ernest Shackleton mendapatkan sambutan hangat dan pujian dari para penjelajah, termasuk Fridtjof Nansen dan Roald Amundsen, Paguyuban Kegeografian Kerajaan menyikapinya dengan dingin. Mantan Ketua Paguyuban kegeografian Kerajaan, Sir Clements Markham, kasak-kusuk mempertanyakan kebenaran klaim Ernest Shackleton bahwa ekspedisi yang dipimpinnya sudah berhasil mencapai garis 88° 23' Lintang Selatan.[86] Meskipun demikian, kedatangan Ernest Shackleton di stasiun Charing Cross pada tanggal 14 Juni disambut kerumunan massa yang sangat besar. Turut hadir pada kesempatan itu Ketua Paguyuban Kegeografian Kerajaan, Leonard Darwin, dan Kapten Robert Falcon Scott yang tampak ogah-ogahan hadir.[87]

Keraguan terhadap keakuratan klaim pencapaian garis 88° 23' Lintang Selatan muncul karena sesudah tanggal 3 Januari, semua posisi sudah dihitung dengan perhitungan mati arah, laju, dan waktu tempuh. Pengamatan terakhir pada tanggal 3 Januari menunjukkan bahwa saat itu regu penjelajah berada di garis 87° 22' Lintang Selatan. Tabel jarak tempuh Ernest Shackleton menunjukkan bahwa selama tiga hari berikutnya mereka telah menempuh jarak lebih dari 40 mil laut (74 km; 46 mil) untuk sampai ke lokasi yang diperkirakan berada di 88° 7' Lintang Selatan pada tanggal 6 Januari. Badai salju membuat mereka tertahan di lokasi itu selama dua hari. Tabel jarak tempuh menunjukkan bahwa pada tanggal 9 Januari 1909, mereka telah melakukan perjalanan sejauh 16 mil laut (30 km; 18 mi) untuk mencapai garis lintang selatan terjauh yang menjadi catatan rekor mereka, dan menempuh jarak yang sama untuk kembali ke perkemahan.[88] Jarak yang ditempuh hanya dalam satu hari itu jauh melebihi semua jarak tempuh antartitik perhentian. Ernest Shackleton menjelaskan bahwa perjalanan bolak balik itu dilakukan dengan bergegas-gegas, "separuh berlari separuh berjalan", tanpa dibebani eretan maupun peralatan lainnya.[68] Keempat anggota regu secara terpisah bersiteguh sudah mencapai garis 88° 23' Lintang Selatan. Tak seorangpun dari mereka mengeluarkan pernyataan yang dapat mencuatkan keraguan terhadap klaim Ernest Shackleton.[89]

Ernest Shackleton dianugerahi pangkat Komandan Ordo Kerajaan Victoria oleh Raja Edward VII, yang kemudian hari juga menganugerahinya gelar kesatria.[90] Paguyuban Kegeografian Kerajaan menghadiahinya sekeping medali emas, meskipun tampaknya dilakukan dengan setengah hati—"Kami tidak mengusulkan supaya medali itu dibuat dengan ukuran yang sedemikian besarnya, seperti medali yang dihadiahkan kepada Kapten Scott", catat seorang petinggi Paguyuban Kegeografian Kerajaan.[91] Meskipun sudah menjadi pahlawan di mata masyarakat, kekayaan yang diharap-harapkannya tak kunjung datang. Ongkos ekspedisi yang selangit dan keharusan membayar pinjaman membuat Ernest Shackleton hanya mampu mengelak dari aib berkat kucuran dana bantuan pemerintah sebesar £20.000.[92]

Rekor lintang selatan terjauh yang dicatat Ekspedisi Nimrod hanya bertahan kurang dari tiga tahun, yakni sampai Roald Amundsen berhasil menjejakkan kaki di Kutub Selatan pada tanggal 15 Desember 1911. Atas segala terobosan yang dilakukannya, Shackleton menerima pujian dari Roald Amundsen. "Sebagaimana Nansen di Utara, demikianlah Shackleton di Selatan," ungkap Roald Amundsen.[93] Ambisi-ambisi jelajah Antartika Ernest Shackleton sesudah Ekspedisi Nimrod terpaku pada usaha jelajah lintas benua, yang ia lakukan kendati berakhir gagal lewat Ekspedisi Lintas Antartika Kekaisaran tahun 1914-1917, sekalipun saat itu dia sudah diakui sebagai salah seorang tokoh utama Abad Prawira Jelajah Antartika. Anggota-anggota Ekspedisi Nimrod juga mendapatkan ketenaran dan nama baik bertahun-tahun kemudian. Baik David, Adams, Mawson, maupun Priestley dianugerahi gelar kesatria. Mawson dan Priestley terus berkiprah di bidang penelitian kutub dalam ekspedisi-ekspedisi selanjutnya, kendati kedua-duanya tidak pernah lagi berlayar ke selatan bersama Ernest Shackleton. Mawson memimpin Ekspedisi Antartika Australia tahun 1911-1913, dan Priestley menganggotai tim ilmiah Ekpedisi Terra Nova. Wild menjadi orang kedua sesudah "Pak Bos" dalam Ekspedisi Lintas Antartika Kekaisaran, dan dalam Ekspedisi Quest yang berlangsung singkat. Dia mengambil alih kepemimpinan Ekspedisi Quest sesudah Ernest Shackleton meninggal dunia di pulau Georgia Selatan pada tahun 1922.[94] Sepuluh tahun sesudah kembali dari Antartika, Nimrod pecah berkeping-keping di Laut Utara ketika melanggar Beting Barber di lepas pantai Norfolk pada tanggal 31 Januari 1919. Hanya dua orang dari 12 awaknya yang selamat.[95]

Beberapa peti wiski dan brendi yang sebagian besar masih utuh, yang ditinggalkan rombongan ekspedisi Nimrod di Tanjung Royds pada tahun 1909, ditemukan kembali pada tahun 2010, dan diserahkan kepada sebuah perusahaan penyulingan minuman keras untuk dianalisis. Resep hasil reka ulang ramuan lawas (yang sudah lama hilang) untuk merek-merek minuman yang ditemukan tersebut sudah ditawarkan kepada siapa saja yang berminat membeli, dan sebagian hasil penjualannya disumbangkan kepada badan Pelestarian Pusaka Antartika Selandia Baru, organisasi yang menemukan kembali minuman-minuman keras tersebut.[96][97][98]

Baca juga

[sunting | sunting sumber]

Keterangan dan rujukan

[sunting | sunting sumber]

Keterangan

[sunting | sunting sumber]
  1. Kebanyakan catatan ekpedisi Nimrod mencantumkan jarak "97 mil" tanpa menyertakan bandingannya dalam satuan mil internasional, simbolisme kehadiran dalam rentang 100 mil dari kutub dianggap jauh lebih penting. Lih. Huntford, hlm. 269.
  2. Ernest Shackleton bersama Robert Falcon Scott dan Edward Wilson melakukan perjalanan penjajakan ke selatan pada tahun 1902-1903, demi mencatat rekor pencapaian garis 82° 17' Lintang Selatan. Ketiga-tiganya menderita kelelahan, dan kemungkinan besar terserang penyakit skorbut tahap awal dalam perjalanan pulang, tetapi Ernest Shackleton yang paling parah terdampak. Lih. Preston, hlm. 65–66.
  3. Ukuran Nimrod tidak sampai setengah dari ukuran Discovery, kapal baru bertonase bruto terdaftar 736 ton yang dipakai Robert Falcon Scott dalam Ekspedisi Discovery tahun 1901–1904. lih. Paine, hlm. 102 dan Lloyd's Register 1934–1935.
  4. Pada akhirnya diperlukan bantuan pemerintah Inggris sebesar £20.000 untuk menyanggupkan Ernest Shackleton melunasi utang-utangnya, dan tampaknya beberapa utangnya dihapuskan. Lih. Huntford, hlm. 314–315.
  5. Sebuah kantor pos Antartika telah didirikan di Kepulauan South Orkney pada tahun 1904, yakni di stasiun meteorologi Orcadas yang didirikan Ekspedisi Antartika Nasional Skotlandia pimpinan William Speirs Bruce. Lih. Speak, hlm. 92.
  6. Tiga tahun kemudian, sesudah mencai Kutub Selatan, Roald Amundsen menamakan dataran itu Dataran Tinggi Raja Haakon VII, Raja Norwegia saat itu. (Amundsen, Jld. II, hlm. 122.) Baik nama pemberian Ernest Shackleton maupun nama pemberian Amundsen tidak lagi dipakai di dalam peta-peta modern.
  7. Daerah lembah kering (awasalju) di pegunungan barat sudah ditemukan dalam perjalanan penjajakan ke barat yang dilakukan Robert Falcon Scott pada tahun 1903, tetapi belum pernah betul-betul disurvei. Lih. Crane, hlm. 270.
  1. Amundsen, Jld. II, hlm. 115.
  2. Preston, hlm. 68.
  3. Huntford, hlm. 117.
  4. 1 2 Huntford, hlm. 120–121.
  5. Fisher, hlm. 99.
  6. Huntford, hlm. 145.
  7. Fisher, hlm. 103.
  8. 1 2 3 4 Measuring Worth.
  9. Huntford, hlm. 156.
  10. 1 2 Shackleton, hlm. 2–3.
  11. Riffenburgh, hlm. 108–110.
  12. Fisher, hlm. 102.
  13. Huntford, hlm. 171–172.
  14. 1 2 Huntford, hlm. 158–161.
  15. Huntford, hlm. 156–157.
  16. Huntford, hlm. 339.
  17. Shackleton, hlm. 5–11.
  18. Huntford, hlm. 175.
  19. Shackleton, hlm. 11.
  20. Huntford, hlm. 178–179.
  21. Huntford, hlm. 179.
  22. Huntford, hlm. 183.
  23. 1 2 3 4 Riffenburgh, hlm. 138–141.
  24. Huntford, hlm. 312.
  25. Fisher, hlm. 128.
  26. 1 2 Riffenburgh, hlm. 109–111.
  27. Riffenburgh, hlm. 125–126.
  28. Riffenburgh, hlm. 133.
  29. Riffenburgh, hlm. 123–125.
  30. Shackleton, hlm. 17–18.
  31. Riffenburgh, hlm. 134 and 303.
  32. Fisher, hlm. 121.
  33. Templat:Usurped AdventureStats.com
  34. 1 2 3 4 5 6 7 8 Riffenburgh, hlm. 110–116.
  35. Riffenburgh, hlm. 292–293.
  36. Shackleton, hlm. 20.
  37. Riffenburgh, hlm. 148.
  38. 1 2 Riffenburgh, hlm. 144–145.
  39. Fisher, hlm. 32–33.
  40. 1 2 Riffenburgh, hlm. 151–153.
  41. Shackleton, hlm. 52–53.
  42. Shackleton, hlm. 52–56.
  43. 1 2 Riffenburgh, hlm. 161–167.
  44. Riffenburgh, hlm. 170–171.
  45. 1 2 3 4 5 Riffenburgh, hlm. 171–177.
  46. Shackleton, hlm. 81–91.
  47. Riffenburgh, hlm. 185.
  48. Mills, hlm. 65.
  49. Mills, hlm. 67.
  50. Huntford, hlm. 237–238.
  51. Huntford, hlm. 234–235.
  52. Riffenburgh, hlm. 201.
  53. Shackleton, hlm. 153.
  54. Shackleton, hlm. 171.
  55. Riffenburgh, hlm. 193.
  56. Mills, hlm. 80, mengutip buku harian Frank Wild.
  57. Shackleton, hlm. 180.
  58. Riffenburgh, hlm. 208–209 and 221–222.
  59. Frank Wild, buku harian, dikutip oleh Mills, hlm. 93.
  60. 1 2 Huntford, hlm. 263–264.
  61. Riffenburgh, hlm. 226.
  62. Shackleton, hlm. 200.
  63. Shackleton, hlm. 204.
  64. Shackleton, hlm. 205. Rekor penjajakan terjauh ke Kutub Utara ketika itu adalah 87° 6' Lintang Utara yang dicatat oleh Robert Peary.
  65. Mills, hlm. 96.
  66. Shackleton, hlm. 207.
  67. Huntford, hlm. 270.
  68. 1 2 Shackleton, hlm. 210.
  69. 1 2 3 4 Riffenburgh, hlm. 251–261.
  70. Buku harian Wild, dikutip dalam Mills, hlm. 108.
  71. Riffenburgh, hlm. 258.
  72. Shackleton, hlm. 221.
  73. Shackleton, hlm. 223.
  74. Riffenburgh, hlm. 261.
  75. Riffenburgh, hlm. 262–263.
  76. 1 2 3 Riffenburgh, hlm. 274–278.
  77. Huntford, hlm. 238.
  78. Shackleton, hlm. 260–262.
  79. Shackleton, hlm. 265.
  80. Riffenburgh, hlm. 238.
  81. Shackleton, hlm. 291–292 (catatan David).
  82. 1 2 3 4 Riffenburgh, hlm. 241–249.
  83. Riffenburgh, hlm. 293.
  84. 1 2 Riffenburgh, hlm. 269–273.
  85. Riffenburgh, hlm. 279.
  86. Huntford, hlm. 308.
  87. Riffenburgh, hlm. 286.
  88. Shackleton, hlm. 362.
  89. Riffenburgh, hlm. 294.
  90. Huntford, hlm. 315.
  91. Riffenburgh, hlm. 289–290.
  92. Riffenburgh, hlm. 290.
  93. Riffenburgh, hlm. 300.
  94. Riffenburgh, hlm. 302–303.
  95. Riffenburgh, hlm. 306–307.
  96. USA Today, century-old whisky.
  97. AP, century-old scotch.
  98. BBC News, Whisky recreated.
  • Amundsen, Roald (1976). The South Pole. Vol. I & II. London: C. Hurst. ISBN 978-0-903983-47-1.
  • Burke, David (2009). Body at the Melbourne Club : Bertram Armytage, Antarctica's forgotten man. Kent Town, S. Aust.: Wakefield Press. ISBN 978-1-86254-833-6.
  • Crane, David (2005). Scott of the Antarctic. London: Harper Collins. ISBN 978-0-00-715068-7.
  • Fisher, Margery & James (1957). Shackleton. London: James Barrie Books.
  • Huntford, Roland (1985). Shackleton. London: Hodder & Stoughton. ISBN 978-0-340-25007-5. OCLC 13108800.
  • Mills, Leif (1999). Frank Wild. Whitby: Caedmon of Whitby. ISBN 978-0-905355-48-1.
  • Paine, Lincoln (2000). Ships of Discovery and Exploration. Boston: Houghton Mifflin. ISBN 978-0-395-98415-4.
  • Preston, Diana (1997). A First Rate Tragedy: Captain Scott's Antarctic Expeditions. London: Constable & Co. ISBN 978-0-09-479530-3.
  • Riffenburgh, Beau (2005). Nimrod: Ernest Shackleton and the Extraordinary Story of the 1907–09 British Antarctic Expedition. London: Bloomsbury Publishing. ISBN 978-0-7475-7253-4. OCLC 56659120.
  • Shackleton, Ernest (1911). The Heart of the Antarctic. London: William Heinemann.
  • Speak, Peter (2003). William Speirs Bruce: Polar Explorer and Scottish Nationalist. Edinburgh: Museum Nasional Skotlandia. ISBN 978-1-901663-71-6.

Sumber daring

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]