Lompat ke isi

Diet (nutrisi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu.[1] Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan.

Berbeda dalam penyebutan di beberapa negara, dalam bahasa Indonesia, kata diet lebih sering ditujukan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Artikel ini akan membahas mengenai diet dalam pengertian yang kedua.

Dalam pekembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Menurunkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya.
  • Meningkatkan Berat (Massa) Badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massa otot.
  • Pantang Terhadap Makanan Tertentu misalnya bagi penderita diabetes (rendah karbohidrat (glukosa) dan kalori).

Asupan nutrisi seseorang sangat berpengaruh terhadap massa tubuhnya.

Pola makan yang seimbang akan memberikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita, sehingga tubuh kita akan berfungsi dengan baik. sayangnya hal ini menjadi tantangan yang sulit terpecahkan oleh sebagian besar orang di dunia. sebuah semangat dan komitmen merupakan hal yang utama dalam diet.

Faktor yang memengaruhi massa tubuh

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup faktor-faktor hereditas seperti gen, regulasi termis, dan metabolisme. Faktor eksternal mencakup aktivitas fisik, dan asupan makanan.

Faktor internal

[sunting | sunting sumber]

Faktor internal yang bertanggung jawab terhadap massa tubuh adalah suatu faktor yang tidak dapat dikendalikan secara sadar oleh orang-orang yang melakukan diet.

Faktor genetik

[sunting | sunting sumber]

Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Medis Universitas Boston menemukan bahwa gen bernama INSIG2 bertanggung jawab terhadap obesitas. Gen INSIG2 bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis asam lemak dan kolesterol. Beberapa produk protein dari Varian gen INSIG2 memiliki daya inhibisi yang rendah sehingga orang-orang dengan varian gen ini akan cenderung lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya. Sekitar 1 dari sepuluh orang (10%) diduga membawa varian gen ini.[2][3]

Gen lain yang bertanggung jawab terhadap obesitas adalah gen FTO. FTO adalah nama gen yang terletak pada kromosom 16 manusia. Berdasarkan hasil penelitian [4] orang-orang yang memiliki varian tertentu dari FTO dan memiliki pasangan alel homozigot varian tersebut di dalam genomnya (16,4% dari subyek penelitian) memiliki berat badan 3 kg lebih berat dari orang biasa dan memiliki risiko terserang obesitas 1,5 kali lebih besar dari orang biasa.[5]

Regulasi termis

[sunting | sunting sumber]

Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya (rata-rata 37 oC), sejumlah energi juga diperlukan untuk mempertahankan aktivitas organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru. Energi yang diperlukan ini berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.

Umumnya, dalam keadaan tidur, manusia membutuhkan daya sebesar 1 Watt untuk setiap kg berat tubuhnya (manusia dengan tubuh seberat 65 kg akan mengonsumsi daya sekitar 65 Watt, atau kira-kira setara dengan daya yang dibutuhkan untuk menghidupkan dua buah lampu bohlam). Dengan berat tubuh 65 kg, maka konsumsi energi yang dibutuhkan oleh orang itu setiap harinya adalah sekitar 5.500 kilojoule atau 1.400 kilokalori (kkal). Energi yang dibutuhkan manusia untuk sekadar hidup (di dalam kondisi istirahat), tanpa melakukan aktivitas apapun tadi disebut dengan istilah Laju Metabolisme Basal (Basic Metabolite Rate/BMR).

Mekanisme regulasi termis setiap orang berbeda-beda dan konsumsi energi tersebut yang menentukan seberapa banyak nutrisi yang harus dibakar oleh tubuh untuk menghasilkan energi tersebut. Dengan demikian, semakin tinggi BMR seseorang, maka semakin tinggi konsumsi energinya dan orang tersebut membutuhkan lebih banyak makanan untuk mempertahankan aktivitas tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin, ras, dan juga tinggi badan memengaruhi nilai BMR. Kondisi psikologis dan suhu udara juga ikut berpengaruh.

Karena kebutuhan total kalori untuk setiap individu berbeda-beda dan tergantung pada jenis kelamin, usia, bahkan etnis. Para ahli gizi umumnya menggunakan Formula Harris Benedict untuk menghasilkan perkiraan yang lebih akurat terhadap nilai BMR seseorang.[6] Alih-alih menghitung sendiri, saat ada banyak situs internet yang telah menyediakan program sederhana untuk menghitung BMR misalnya program bernama BMR Calculator.

Metabolisme

[sunting | sunting sumber]

Metabolisme, secara singkat, adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu dalam diet. Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot di dalam tubuh. Ketika massa otot meningkat, metabolisme makanan akan meningkat. Pastikan juga anda banyak minum air putih untuk meningkatkan metabolisme. Proses ini akan meningkatkan nilai BMR dan kebutuhan kalori.

Faktor eksternal

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap populasi penduduk Amerika Serikat, terdapat 60,5% penduduk berusia dewasa mengalami kondisi berat badan berlebih (data tahun 2005).[7] Berdasarkan data tersebut, beberapa ahli yakin bahwa kebiasaan hidup dan pola makan memegang faktor yang lebih dominan dalam memengaruhi berat badan seseorang bila dibandngkan faktor internal. Dua faktor eksternal yang sangat dominan adalah aktivitas fisik dan asupan nutrisi. Seseorang dapat dengan mudah mengurangi berat badannya tanpa perlu mengonsumsi obat-obatan pembakar lemak dan semacamnya dengan meningkatkan aktivitas serta mengurangi asupan makanan ke dalam tubuhnya.

Aktivitas fisik

[sunting | sunting sumber]

Untuk melakukan aktivitas fisik, manusia memerlukan sejumlah energi. Jika energi yang diberikan oleh makanan tidak cukup, maka energi diperoleh dari hasil pemecahan lemak di dalam tubuh. Berikut ini adalah contoh aktivitas fisik beserta kalori yang dibakar perjam (dalam kkal/jam) yang diperlukan setiap melakukan aktivitas tersebut.[8]

Aktivitas 50 kg (kkal/jam) 70 kg (kkal/jam)
Bersepeda 10 km/jam 165 240
Bersepeda 20 km/jam 270 410
Berlari 9 km/jam 440 660
Berlari 16 km/jam 850 1.280
Berenang 23 m/menit 185 275
Berjalan 3 km/jam 160 240

Hitung Jumlah Kalori Anda

Setiap orang memiliki berbagai jumlah kalori yang berbeda. Semuanya bergantung pada ukuran tubuh manusia itu sendiri. tidak hanya itu, faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kalori yang dibutuhkan setiap orang bergantung pada:

  1. Tinggi Badan
  2. Besar Badan
  3. Berat Badan
  4. Massa otot
  5. Massa Tulang
  6. Usia

Untuk mengetahuinya, Anda bisa konsultasi pada ahli gizi, ahli diet, maupun dokter. nantinya, data-data tersebut akan diolah lalu akan menghasilkan jumlah kalori bagi tubuh anda. Misalnya, Jumlah kalori Anda 1900kkal maka ketika Anda makan dibawah jumlah kalori tersebut akan membuat anda lemas dan tidak energik, sebaliknya ketika Anda makan dengan makanan berkalori lebih dari standartnya akan menimbulkan obesitas alias gemuk.

Asupan nutrisi

[sunting | sunting sumber]

Berat badan dapat diturunkan dengan mudah dengan cara membatasi asupan nutrisi. Faktor pengali untuk energi yang umum diterima oleh banyak orang adalah sebagai berikut: 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal, 1 gram protein 4 kkal, dan 1 gram lemak 9 kkal, sedangkan alkohol 7 kkal. Dengan menjumlahkan nilai BMR dengan kebutuhan kalori peraktivitas, seseorang dapat dengan mudah memprediksi hasil dietnya.

Asupan nutrisi yang baik itu mengandung beberapa hal yaitu, Vitamin, mineral, serat, protein, asam amino, phytonutrients, antioxidants. beberapa hal tersebut penting agar tubuh Anda tetap bugar walau sedang diet. berikut analoginya:

Jika kalori masuk > kalori keluar, maka sisa kalori akan disimpan dalam tubuh, mula-mula disimpan dalam hati, baru kemudian disimpan di seluruh tubuh.

Jika kalori masuk < kalori keluar, maka simpanan kalori akan digunakan untuk menutupi defisit energi, mula-mula gula darah dalam otot dan pembuluh darah, kemudian mengubah glycogen dalam hati menjadi glukosa dan baru membakar lemak ataupun juga protein.

Kalori masuk adalah kalori yang diperoleh dari makanan sedangkan kalori keluar adalah kebutuhan kalori untuk BMR ditambah dengan kalori peraktivitas.

Misalnya seseorang dengan berat badan 70 kg, memiliki besar energi yang diperlukan untuk Kisaran Metabolisme Basal sebesar 1.450 kkal. Dalam satu hari, ia melakukan aktvitas berikut:

  • Berjalan (normal) dengan kecepatan 3 km/jam dengan waktu total 3,5 jam (480 kkal).
  • Ia juga berenang (normal) dengan kecepatan 23 m/menit (bolak-balik kolam renang dengan kecepatan normal) total waktu 1 jam (275 kkal).

Hari itu, ia mengonsumsi makanan-makanan berikut (Jumlah kalori yang dicantumkan di dalam menu adalah perkiraan secara umum. Kondisi sebenarnya sangat tergantung pada jumlah makanan dan cara pengolahannya, misalnya, sandwich akan memiliki kalori yang lebih rendah bila rotinya diganti dengan roti gandum, atau susu full cream diganti dengan susu skim):

Sarapan Pagi, 07.00 (Total 650 kkal)

Makan Siang, 12.00 (Total 550 kkal)

Makan Malam, 19.00 (Total 1530 kkal)

Dari daftar menu di atas, di peroleh total energi yang dikonsumsi sebesar 2730 kkal. Dari Laju Metabolisme Basal dan banyaknya aktivitas yang dilakukan, diperoleh kebutuhan energi orang tersebut sebesar 2565 kkal. Walaupun ia telah berolahraga (berenang) pengeluaran energinya tidak sebanding dengan asupan energinya. Akibatnya:

Kalori masuk > Kalori keluar

Energi yang tersisa (165 kkal, dari 2730 kkal - 2565 kkal) akan disimpan dalam tubuh dan salah satu bentuk penumpukan energi tersebut adalah lemak.

Perhitungan di atas adalah untuk satu hari, padahal aktivitas setiap orang juga berbeda-beda, misalnya atlet balap sepeda dimana endurance/stamina sangat dibutuhkan, maka ia perlu menabung kalori/energi beberapa hari atau setidaknya satu hari sebelum pertandingan dalam bentuk gula pada otot atau pembuluh darah dan juga glycogen dalam hati dan selama pertandingan perlu minum glukosa atau setaranya (bukan protein atau lemak, karena membakar protein atau lemak akan membuat otot menjadi cepat lelah). Diet pada dasarnya bukan hanya membatasi asupan makanan, namun makan sesuai dengan kebutuhan kalori.[9]

Makanan diet

[sunting | sunting sumber]

World Health Organization (WHO) menganjurkan setiap individu untuk memiliki energi dan berat badan yang sehat dan seimbang.[10] Cara menurunkan berat badan yang dianjurkan adalah dengan memperbanyak aktivitas (berolah raga), mengurangi asupan kalori (mengurangi porsi makan tetapi tetap menjaga nilai gizi). Beberapa gejala yang mungkin menyertai cara diet yang keliru antara lain pingsan, pusing, lemas, dan malagizi.

Pola Fikir

[sunting | sunting sumber]

Ternyata pola fikir atau mindset juga berpengaruh terhadap diet yang sedang dilakukan seseorang. Pola fikir positif memberikan dampak yang positif juga terhadap seseorang yang ingin menurunkan berat badannya. Banyak orang yang cenderung pesimis terhadap keberhasilannya dalam menurunkan berat badannya, selalu berpikir "Sepertinya tidak akan berhasil".[11] Jadi mulailah melakukan diet ini dengan memulai untuk selalu berpikir apa yang kamu lakukan terhadap berat badan kamu akan berhasil. selain memperhatikan asupan nutrisi yang sudah diungkapkan diatas, hal terakhir yang harus secara konsisten kamu lakukan adalah dengan mengubah polah berpikir pesimis tersebut.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]