Blimbing Kidul, Kaliwungu, Kudus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Blimbing Kidul
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKudus
KecamatanKaliwungu
Kode pos
59332
Kode Kemendagri33.19.01.2007
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Blimbing Kidul adalah desa di kecamatan Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.

Asal Usul Desa Blimbing Kidul

Suatu hari, salah satu murid Sunan Kudus Ja'far Shodiq yang dikenal sebagai Mbah Murni (Cikal Bakal Desa Blimbing Kidul) di tugaskan untuk menyebarkan agama Islam di sekiltar kota kudus. Dalam perjalanannya menyebarkan agama islam Mbah Murni berjalan menuju ke barat. Sampailah sebuah hutan yang banyak sekali tumbuh dengan subur yaitu buah belimbing. dan Mbah Murni sering menyebutnya belimbing sebelah kidul. Dan di jadikan nama desa Blimbing Kidul

Di tempat tersebut Mbah Murni singgah dan menyebarkan agama islam. Dalam perjalanan menyebarkan agama islam Mbah Murni tidaklah gampang. Dengan adat istiadat penduduk di wilayah tersebut pemeluk agama hindu, Mbah Murni mendekatkan diri kependuduk dengan hati yang lembut dan penuh bijaksana. Dengan metode pendekatan yang di ajakarkan oleh Sunan Kudus sehingga warga sekitar tertarik dan mau mengikuti ajaran Islam yang diajarkan Mbah Murni.

Dari sinilah desa Blimbing Kidul ada dan menjadi desa yang gemah ripah loh jinawi. Semua ini terperjelas dengan adanya petilasan Mbah Murni di desa Blimbingrejo. Dan Masjid Wali yang telah dirobohkan dikarenakan ada pembangunan Sungai sebelah utara desa Blimbing Kidul yang di sebut Kali Anyar. Demikian cerita singkat asal Usul desa Blimbing Kidul. Semoga bermanfaat. Amin. Sumber dari sesepuh desa.

Kemudian dari analisa kami, bahwa wacana yang ada diatas adalah merupakan salah satu versi tentang desa Blimbing Kidul. Ini berdasarkan pengalaman selama ini lingkungan komunitas tempat tinggal kami sejak kecil mereka menyebut nama Mbah Murni dengan sebutan Mbah Blimbing atau Mbah Nyai Blimbing, yang artinya desa yang dirintis beliau dulunya bernama Blimbing, baru kemudian seiring berjalannya waktu sesuai kebutuhan pembentukan Wilayah Administratif Desa dibagi-bagi menjadi beberapa bagian.