Prefektur Nara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 04.29 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 55 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q131287)
Prefektur {{{Name}}}
Location of Prefektur {{{Name}}}
NegaraJepang
Peringkat{{{AreaRank}}}
Kode ISO 3166JP-29
Munisipalitas39

Prefektur Nara adalah sebuah prefektur yang berada di bagian barat tengah Semenanjung Kii, Pulau Honshu, Jepang. Ibu kota di Nara.

Prefektur Nara dibentuk pada tahun 1887 menempati wilayah bekas Provinsi Yamato. Nara banyak ditinggali penglaju yang bekerja di kota Osaka yang bertetangga.

Sejarah

Patung di Tōdai-ji

Hingga zaman Nara

Ibu kota kuno Jepang berada di Nara, mulai dari Asuka-kyō, Fujiwara-kyō (694–710), dan Heijō-kyō (710–784). Istana kekaisaran waktu itu mengirim utusan dan pelajar ke Dinasti Sui dan Dinasti Tang. Pada abad ke-7, Nara menjadi tempat tinggal bagi para imigran, terutama imigran dari Baekje yang melarikan diri dari perang di Semenanjung Korea.

Zaman Heian

Kōfuku-ji

Pada 784, Kaisar Kammu memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō di Provinsi Yamashiro, namun tidak lama kemudian ibu kota kembali dipindah pada tahun 794 ke Heian-kyō, dan menandai dimulainya zaman Heian.

Kuil-kuil di Nara sekaligus merupakan kekuatan politik dalam pemerintahan, sehingga Nara diberi julukan "ibu kota selatan" (Nanto) untuk membedakannya dengan Heian-kyō yang berada di utara. Menjelang akhir zaman Heian, Taira no Shigehira, putra dari Taira no Kiyomori diperintahkan oleh ayahnya untuk memberantas kekuatan bersenjata dari kuil-kuil Buddha Kōfuku-ji dan Tōdai-ji yang mendukung kelompok oposisi pimpinan Pangeran Mochihito. Usaha tersebut menyebabkan bentrokan antara klan Taira dan gabungan kuil Nara pada tahun 1180 yang berakhir dengan terbakar habisnya Kōfuku-ji dan Tōdai-ji.

Nara abad pertengahan

Pemandangan daun-daun merah musim gugur di Yoshino.

Di puncak kejayaan klan Minamoto dan pembentukan Keshogunan Kamakura, pembangunan kembali Nara mendapat dukungan dari Minamoto no Yoritomo. Kōfuku-ji dijadikan kuil keluarga klan Fujiwara sekaligus secara de facto kuil utama di Provinsi Yamato. Sejalan dengan pulihnya Kōfuku-ji dan Tōdai-ji, sebuah kota berkembang di antara kedua kuil.

Nara dilanda kekacauan pada zaman Nanboku-chō. Kaisar Go-Daigo menjadikan Yoshino sebagai markas perlawanan terhadap kekuasaan Istana Utara. Perebutan kekuasaan juga terjadi di Kōfuku-ji yang terbelah menjadi pendukung Istana Utara dan Istana Selatan hingga Istana Selatan menyerah pada tahun 1392.

Zaman Sengoku dan zaman Edo

Provinsi Yamato kembali dilanda kekacauan sepanjang zaman Sengoku. Tōdai-ji kembali dibakar pada tahun 1567, ketika Matsunaga Hisahide berusaha merebut kekuasaan dari klan Miyoshi yang menjadi majikannya. Setelah sempat diperintah oleh Tsutsui Junkei dan Toyotomi Hidenaga yang diangkat oleh Toyotomi Hideyoshi, Kota Nara akhirnya diperintah oleh Keshogunan Tokugawa.

Kota

Pranala luar