Daniel

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daniel
Daniel's Answer to the King (Daniel menjawab raja) lukisan Briton Rivière, R.A. (1840-1920), 1890 (Manchester City Art Gallery).
Prophet
LahirAbad ke-7 SM
MeninggalAbad ke-6 SM
Babilon(?)
Dihormati diGereja Katolik Roma
Gereja Katolik Timur
Gereja Ortodoks Timur
Gereja Lutheran
Adventisme
Islam[1]
Gereja Apostolik Armenia
Tempat ziarahMakam Daniel, Susa, Iran
Pesta26 Juni
AtributSering digambarkan dalam gua singa

Daniel (bahasa Ibrani: דָּנִיּאֵל, Modern Daniyyel Tiberias Dāniyyêl ; "Allah adalah hakimku"; Arab: دانيال, Dâniyal atau Danial) adalah seorang tokoh nabi dari Bani Israel (orang Israel), yang dikenal dalam ajaran agama Yahudi dan Kristen, terutama dicatat dalam Kitab Daniel di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam ajaran Islam, nama Nabi Danial/Daniel termasuk jarang terdengar. Hal ini mengingat Nabi Danial tidak termasuk salah satu dari 25 Nabi yang wajib diketahui. Kendati demikian, menurut para ahli sejarah, Danial adalah seorang Nabi yang termasuk keturunan Nabi Daud as. Namun, bangsa Yahudi sendiri tidak mempercayai Danial sebagai seorang Nabi, dan jamak diketahui, bahwa makam orang saleh itu bisa lebih dari 1. Ada 8 versi mengenai makam Nabi Danial:

  1. Babylon
  2. Kirkuk
  3. Mosul
  4. Muqdadiyah (ini di Irak)
  5. Susa
  6. Mala Amir (di Iran)
  7. Samarkand (Uzbekistan)
  8. Iskandariyah (Mesir). Namun, dari literatur sejarah dan pendapat sejarawan, makam yang paling Sahih yaitu di Sush/Susa/Susan di Iran. Demikian juga menurut pendapat Dukturoh Su'ad Maher dalam buku Masajid Mishro wa Auliyauha ash-Sholihun.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama Daniel yang berarti "Tuhan adalah Hakimku", Dan berarti "penghakiman atau "hakim", "i" adalah "-ku" dan "El" berarti Allah. Ada juga tulisan nama "Dan'el" (Ibrani: דָּנִאֵל) yang dicatat dalam Kitab Yehezkiel pasal 14 ayat 14 dan 20, serta pasal 28 ayat 14 dan selain itu ditemukan pada inskripsi Palmyrene.[2] Pelafalan "Dani'el" ("Allah adalah hakimku") lebih mungkin daripada "Dan'el" ("Allah adalah hakim"), karena lebih serasi dengan struktur umum nama Ibrani.[3]

Pandangan Yahudi, Kristen, dan Islam[sunting | sunting sumber]

Daniel hidup pada masa pembuangan bangsa Israel dari Kerajaan Yehuda ke Babilonia. Pada tahun yang ke-3 pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya. Lalu raja bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim. Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama 3 tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.[4] Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.[5] Mereka dipekerjakan dalam pemerintahan Babilonia dan Daniel kemudian juga bekerja pada raja Media Persia. Daniel diangkat sebagai kepala menteri di pemerintahan Media Persia sepanjang hidupnya. Catatan kitab-kitabnya ditemukan di dalam gua di Laut Mati di antara Naskah Laut Mati bersama dengan catatan nabi-nabi yang lainnya. Kisah mengenai sejarahnya juga terdapat dalam catatan sejarah Media Persia.

Nubuatnya dimulai dari Kitab Daniel pasal ke-7 sampai 12. Seluruh nubuatannya adalah tentang akhir zaman, berbeda dengan Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel yang banyak bernubuat tentang kedatangan Mesias, meskipun juga menyangkut akhir zaman. Daniel diberi penglihatan (wahyu) oleh Tuhan tentang apa yang terjadi pada sejarah dunia. Inti nubuat yang ia dapatkan adalah berupa akan ada sejumlah peristiwa besar yang terjadi menjelang akhir zaman, termasuk kedatangan Mesias, sampai dengan tibanya akhir zaman.

Kisah Islam

Mengenai kisah Nabi Daniel/Danial, Imam ats-Tsa'laby sebagaimana dikutip oleh Muhammad Ilyas Abul Barokat al-Hifny dalam karya beliau "Bada'iuz Zuhur fi Waqo'i ad-Duhur hal 192-194 menuturkan, dahulu hidup seorang raja Babil yang terkenal jahatnya bernama Bakhtashir. Bakhtashir sendiri termasuk keturunan Yafits putra Nabi Nuh as. Dalam sejarahnya, Bakhtashir seorang raja yang sangat kejam. Tidak ada satupun laki-laki Bani Israil melainkan dibunuhnya. Anak-anak dipisahkan dari orang tuanya dan dilatih untuk perang, sebagian lagi dipenjara. Suatu hari, Bakhtashir menawan banyak masyarakat termasuk anak-anak. Dan diantara yang ditawan itu ada seorang anak bernama Danial (Nabi Danial, Daniel). Beliau ditawan dan dipenjarakan bersama keturunan Nabi Ya'qub dan Nabi Yusuf as. Suatu ketika, Bakhtashir bermimpi dengan mimpi yang mengejutkan. Ia bertanya kepada Dukun dan juru ramal saat itu. Akan tetapi, semuanya diam, tidak dapat mengartikan mimpinya tadi. Lalu datanglah seorang pria yang dipenjara bersama Danial/Daniel mengabarkan kepada Bakhtashir bahwa di dalam penjara ada pemuda yang pandai menafsirkan mimpi. Dia adalah Nabi Danial/Daniel. Maka, dipanggillah Danial/Daniel. Nabi Danial/Daniel dengan sangat jelas mengartikan mimpi Bakhtashir tersebut. Bakhtashir pun kagum dengan kecerdasan Danial/Daniel sehingga dibebaskan dari penjara dan dijadikan konsulat sekaligus guru pribadi Bakhtashir. Kedekatan antara Bakhtashir dan Nabi Danial/Daniel ini membuat petinggi Majusi geram, mereka kemudian merencanakan sebuah makar untuk membunuh Nabi Danial/Daniel. Maka, digalilah lubang besar, lalu Danial/Daniel dimasukkan kedalamnya bersama hewan-hewan buas dan berbisa. Namun, setelah beberapa hari Danial/Daniel berada dalam lubang, Bakhtashir mendapati Danial/Daniel dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun. Kembali Bakhtashir semakin dekat dan sayang kepada Danial/Daniel. Melihat hal itu, orang-orang Majusi menghasut Danial/Daniel dengan hasutan-hasutan yang jauh dari kebenaran. Diantara hasutan tersebut, ditujukan kepada Bakhtashir bahwa Danial/Daniel telah menyebarkan aib yang tidak baik, yaitu Raja Bakhtashir setiap tidur selalu kencing di kasur. Hasutan ini membuat Bakhtashir geram, Danial/Daniel dipanggil untuk tidur bersamanya. Bakhtashir kemudian berpesan kepada pengawalnya, bahwa jika nanti malam ada orang keluar kamar untuk pipis, bunuh saja dia, sekalipun dia bernama Bakhtashir. Ketika malam tiba, Nabi Danial/Daniel tidak keluar dari kamarnya, beliau tidak ingin pipis di malam itu. Sampai akhirnya, Bakhtashir sendiri adalah orang pertama yang keluar kamar untuk pipis. Sesampainya di depan pintu, para pengawal langsung menangkapnya. Bakhtashir berteriak,"Jangan bunuh aku, aku adalah rajamu Bakhtashir!" Namun para pengawal menyergahnya dengan mengatakan,"Dusta! Kau bukan Bakhtashir raja kami. Kau adalah orang yang mengaku-aku Bakhtashir" tanpa panjang kata Bakhtashir pun dibunuhnya. Allah Swt telah menyelamatkan Danial/Daniel dari Bakhtashir yang kejam.

Makam Daniel[sunting | sunting sumber]

Peter Paul Rubens, Daniele (1615)

Sebuah makam konon merupakan tempat peristirahatan terakhir nabi Daniel terletak di Benteng Kirkuk di kota Kirkuk di Irak. Ada sebuah masjid yang dibangun di kubur itu. Masjid itu mempunyai gapura dan pilar-pilar dan dua kubah pada dasar yang dihias. Di sampingnya terdapat tiga buah menara yang berasal dari akhir kekuasaan Mongol. Masjid itu sekitar 400 km persegi, dan di situ ada empat buah makam yang konon merupakan makam Daniel, Hana, Ezra dan Mikail. Sebuah makam lain di Susa, Iran, juga diklaim sebagai makam Daniel. selain itu juga, masyarakat Mesir meyakini bahwa makam Daniel terletak di Alexandria, Mesir.

Menurut ahli sejarah Islam, kuburan Daniel, ditemukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab.[6] Saat itu ketika Iskandariyah(pendapat lain Susa) berhasil dilumpuhkan oleh Amr bin Ash (pendapat lain Abu Musa al-Asy'ari) pada tahun 641 Masehi, Amr dan para tentara melihat ada tempat bersembunyi yang dikunci dengan gembok besi. Kemudian mereka membukanya, dan ternyata di dalamnya ada lubang kecil yang ditutup dengan marmer berwarna hijau yang ditutup dengan marmer berwarna hijau lainnya. Ketika dibuka, ternyata di dalamnya ada jenazah seorang laki-laki dengan kain kafan yang ditenun dengan benang emas, dan memiliki badan yang sangat besar. Kejadian itu dilaporkan kepada Khalifah Umar, dan Umar segera bertanya kepada Ali bin Abi Thalib. Ali kemudian menjawab bahwa jenazah tersebut adalah jenazah Nabi Daniel. Umar segera memerintahkan Amr bin Ash untuk mengkafani kembali jenazah tadi, dan meminta untuk dikuburkan disebuah tempat yang tidak dapat dijangkau oleh orang-orang. Amr bin Ash lalu membuatkan kuburannya lagi di kota Iskandariyah yang saat ini di atasnya dibangun sebuah masjid yang diberi nama, Masjid Nabi Daniel.

Ada beberapa alternatif yang dianggap sebagai kuburan Daniel, diantaranya adalah:

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Historical Dictionary of Prophets in Islam and Judaism, B. M. Wheeler, Daniel: "Daniel tidak disebutkan namanya di dalam Al Quran tetapi ada kisah kenabiannya dalam karya sastra Islam kemudian..."
  2. ^ De Vogué, "Syrie Centrale," No. 93
  3. ^ Jewish Encylopedia "Daniel"
  4. ^ Daniel 1:1–5
  5. ^ Daniel 1:6–7
  6. ^ Muhammad bin Iyas Abul Barakat al-Hifny Bada’iuz Zuhur fi Waqai’ ad-Duhur Hal. 194-195
  7. ^ Kitab Daniel 8:2
  8. ^ The Martyrologium Romanum (1583), consecrates July 21 to Saint Daniel.

9. Makam Nabi Daniyal/Daniel di Susa, Iran Risetafdi.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Yahudi & Kristen

Islam