Anatta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anatta (Sanskerta: Anatman) dalam bahasa Pali berarti "Bukan-Aku" atau "Tanpa-Roh". Anatta merupakan satu karakteristik dari Tiga Karakteristik, dua yang lainnya adalah Ketidakpuasan (Dukkha) dan Ketidakkekalan (Anicca). Konsep ini merupakan antipola dari kata Atta yang berati "Aku". Dalam falsafah buddhis, Anatta menunjukkan bahwa segala hal (dhamma), baik yang terbentuk (saṇkhāra) maupun yang tidak-terbentuk (Nibbāna), sesungguhnya tidak mempunyai inti yang tetap. Buddhisme menolak eksistensi roh dan menekankan bahwa makhluk-makhluk hanya terdiri atas agregat-agregat (khanda). Dalam praktik meditasi buddhis, Anatta ditunjukkan melalui pengamatan diri sendiri, di mana agregat-agregat (khandha) tubuh, perasaan, ingatan, pikiran, kesadaran dapat timbul dan lenyap; bergerak dan berubah tanpa kemampuan pengamat untuk menghentikan atau menciptakannya.

Pañcakkhandha[sunting | sunting sumber]

Buddhisme menjelaskan bahwa makhluk-makhluk seperti manusia terdiri atas lima agregat-agregat atau Pañcakkhandha yang Tanpa-Roh, yaitu:

  1. Rūpakkhandha, yaitu agregat materi-jasmani
  2. Viññāṇakkhandha, agregat kesadaran
  3. Saññākkhandha, agregat persepsi atau pencerapan
  4. Vedanākkhandha, agregat perasaan atau sensasi
  5. Saṅkhārākkhandha, agregat bentukan mental

Ciri Anatta[sunting | sunting sumber]

Beberapa ciri pengalaman batiniah yang menunjukkan tanda Anatta adalah sebagai berikut.

  1. Tidak adanya pemilik
  2. Terus mengalami proses (tidak kekal)
  3. Kosong dari substansi inti
  4. Tanpa penguasa atau berada di luar kuasa

Anatta dan sunyata merupakan dua kata yang merujuk pada satu fenomena yang sama. Akan tetapi, konsep sunyata melihat fenomena tersebut dari sudut pandang yang berbeda.

Referensi[sunting | sunting sumber]