Lompat ke isi

Zat gizi mikro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Zat gizi mikro atau mikronutrien adalah unsur penting yang dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah yang bervariasi sepanjang hidup untuk mengatur berbagai fisiologis untuk menjaga kesehatan.[1][2] Kebutuhan zat gizi mikro berbeda-beda antarorganisme. Misalnya, manusia dan binatang lain membutuhkan banyak vitamin dan mineral makanan,[3] sedangkan tumbuhan membutuhkan mineral tertentu.[4][5] Kebutuhan zat gizi mikro untuk gizi manusia, biasanya kurang dari 100 milligram tiap hari, sedangkan zat gizi makro atau makronutrien dibutuhkan dalam jumlah gram setiap hari.

Mineral untuk manusia dan binatang lain mencakup 13 unsur yang berasal dari tanah Bumi dan tidak disintesis oleh organisme hidup, seperti kalsium dan zat besi.[6][7] Kebutuhan zat gizi mikro untuk binatang mencakup vitamin, yang merupakan senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah mikrogram atau milligram.[7][8] Oleh karena tumbuhan merupakan sumber utama gizi bagi manusia dan binatang, beberapa zat gizi mikro mungkin berada pada kadar rendah dan kekurangan (defisiensi) dapat terjadi jika asupan makanan tidak mencukupi, seperri terjadinya malagizi, menyiratkan perlunya prakarsa untuk mencegah zat gizi mikro yang tidak mencukupi dalam makanan nabati.[4]

Bubuk mikronutrien dwiganda sekurang-sekurangnya mengandung zat besi, zink, dan vitamin A yang telah ditambahkan ke Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2019.[9]

  1. ^ Gernand, A. D; Schulze, K. J; Stewart, C. P; West Jr, K. P; Christian, P (2016). "Micronutrient deficiencies in pregnancy worldwide: Health effects and prevention". Nature Reviews Endocrinology. 12 (5): 274–289. doi:10.1038/nrendo.2016.37. PMC 4927329alt=Dapat diakses gratis. PMID 27032981. 
  2. ^ Tucker, K. L (2016). "Nutrient intake, nutritional status, and cognitive function with aging". Annals of the New York Academy of Sciences. 1367 (1): 38–49. doi:10.1111/nyas.13062alt=Dapat diakses gratis. PMID 27116240. 
  3. ^ Jane Higdon; Victoria J. Drake (2011). Evidence-Based Approach to Vitamins and Minerals: Health Benefits and Intake Recommendations (edisi ke-2nd). Thieme. ISBN 978-3131644725. 
  4. ^ a b Blancquaert, D; De Steur, H; Gellynck, X; Van Der Straeten, D (2017). "Metabolic engineering of micronutrients in crop plants" (PDF). Annals of the New York Academy of Sciences. 1390 (1): 59–73. doi:10.1111/nyas.13274. hdl:1854/LU-8519050. PMID 27801945. 
  5. ^ Marschner, Petra, ed. (2012). Marschner's mineral nutrition of higher plants (edisi ke-3rd). Amsterdam: Elsevier/Academic Press. ISBN 9780123849052. 
  6. ^ "Minerals". Corvallis, OR: Micronutrient Information Center, Linus Pauling Institute, Oregon State University. 2018. Diakses tanggal 19 Februari 2018. 
  7. ^ a b "Vitamins and minerals". US Department of Agriculture, National Agricultural Library. 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 July 2016. Diakses tanggal 18 April 2016. 
  8. ^ "Vitamins". Corvallis, OR: Micronutrient Information Center, Linus Pauling Institute, Oregon State University. 2018. Diakses tanggal 19 Februari 2018. 
  9. ^ "World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019". 2019. hdl:10665/325771.