Yesus menyembuhkan orang buta dekat Yerikho

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yesus menyembuhkan Bartimeus, Lukisan oleh Eustache Le Sueur, 1625-1650.

Yesus menyembuhkan orang buta dekat Yerikho merupakan mukjizat Yesus Kristus yang dicatat dalam tiga Injil Sinoptik pada bagian Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Peristiwa (atau peristiwa-peristiwa) ini terjadi di sekitar kota Yerikho pada saat Yesus dan murid-murid-Nya melintasi kota itu terakhir kalinya sebelum tiba di Yerusalem, di mana Yesus akan mati disalibkan. Dalam Injil Matius (Matius 20:29–34) dan Injil Lukas (Lukas 18:35–43) tidak disebutkan nama orang(-orang) buta tersebut. Menurut Injil Markus penyembuhan ini terjadi atas diri Bartimeus. Riwayatnya dicatat hanya dalam Injil Markus 10:46-52.[1][2]

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Matius 20:29-34 (TB): Yesus menyembuhkan dua orang buta

20:29 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.20:30 Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar, bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" 20:31 Tetapi orang banyak itu menegor mereka supaya mereka diam. Namun mereka makin keras berseru, katanya: "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!"
20:32 Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: "Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
20:33 Jawab mereka: "Tuhan, supaya mata kami dapat melihat." 20:34 Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.[3]

Markus 10:46-52 (TB): Yesus menyembuhkan Bartimeus

10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!"
Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." 10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.[4]

Lukas 18:35-43 (TB): Yesus menyembuhkan seorang buta dekat Yerikho

18:35 Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis.18:36 Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" 18:37 Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." 18:38 Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 18:39 Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 18:40 Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya.
Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: 18:41 "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"
Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!"
18:42 Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
18:43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.[5]

Analisis[sunting | sunting sumber]

Bartimeus[sunting | sunting sumber]

Dalam sebuah cerita Alkitab, selalu ada makna untuk jemaat, begitu pula dengan kisah Bartimeus ini. Hal ini dihubungkan dengan pembicaraan Yesus dengan para murid sebelum peristiwa ini. Ketika para murid ditanya oleh Yesus tentang permintaan meraka, para murid meminta untuk duduk di sebelah Yesus dalam kemuliaan. Namun Yesus tidak mengabulkan permintaan itu dikarenakan Yesus tidak berhak memberikannya. Yesus bahkan berkata pada para murid bahwa mereka tidak mengetahui permintaan mereka sendiri. Sebab untuk duduk dalam kemuliaan Allah bukan hal mudah. Di sini para murid terlihat sombong dan tidak tahu diri dengan berkata dapat melakukan syarat yang diajukan Yesus, yaitu meminum cawan (menerima kesengsaraan) dan dibaptis seperti Yesus (berarti memikul tugas menyelamatkan manusia dengan menebus dosa).

Maka dalam perbandingan ini, para murid dianggap kurang tahu diri dibanding Bartimeus. Bartimeus meminta belas kasihan Yesus dengan permohongan untuk disembuhkan. Sedangkan para murid meminta apa yang tidak bisa mereka lakukan.[6]

Seorang imam dan teolog, Oleg Molenko (Uryupin), mengkaitkan detail penyebutan nama Bartimeus dengan fakta bahwa orang-orang yang disebutkan namanya dalam kitab-kitab Injil itu sesungguhnya telah diselamatkan dan melayani Gereja sepanjang hidup mereka, tidak seperti orang-orang lain yang tidak dicatat namanya. Misalnya, orang yang telah menderita cacat selama 38 tahun yang menunggu di tepi kolam Betesda yang dicatat dalam Injil Yohanes (Yohanes 5:2–15) dan namanya tidak dicatat, yang setelah disembuhkan diberi peringatan oleh Yesus mengenai konsekuensi kalau ia kembali melakukan hal-hal yang membuatnya cacat di masa lampau, maka ia akan cacat lagi meskipun pernah sembuh (Yohanes 5:14), karena rupanya ia cenderung berbuat dosa. Tidak seperti orang cacat itu, Bartimeus setelah sembuh langsung mengikuti Yesus yang berarti ia mengutamakan Kristus dalam hidupnya sehingga ada kepastian jalan hidupnya, dan penulis Injil Markus memasukkan namanya dalam catatan. Bartimeus juga memulai apa yang sekarang dikenal sebagai "Doa Yesus", "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!", dan, sebagai hasilnya, mendapatkan penglihatan rohani, dengan pemulihan penglihatan jasmani sebagai tandanya.[7]

Selain mencatat kisah mukjizat yang menunjukkan kuasa Yesus, penulis Injil menggunakan cerita ini untuk tujuan teologis, yaitu menyajikan karakter yang mengerti siapa Yesus sesungguhnya dan bagaimana menanggapi kehadiran-Nya - dengan iman. Pengemis itu, ketika tahu ia dipanggil untuk mendekati Yesus, menanggalkan jubahnya, melambangkan bahwa ia meninggalkan harta miliknya. Penyebutan gelar "Anak Daud" ("Putra Daud") - kejadian satu-satunya dalam Injil Markus - menunjukkan identitas Yesus sebagai Mesias.[8]

Injil Matius mencatat ada dua orang buta yang tidak disebutkan namanya, duduk di pinggir jalan; Yesus 'tergerak oleh belas kasihan' dan menjamah mata mereka. Pada peristiwa yang dicatat sebelumnya ketika Yesus masih di Galilea, tertulis bahwa Ia menanyai orang-orang buta itu apakah mereka percaya bahwa Ia mampu menyembuhkan mereka. Ketika mereka percaya, Ia memuji iman mereka dan menjamah mata mereka sehingga bisa melihat. Yesus memperingatkan mereka untuk tidak mengatakan kepada siapapun, tetapi mereka pergi dan menyebarkan berita kesembuhan itu ke seluruh negeri (Matius 9:27–31).

Injil Lukas menyebutkan satu orang buta yang tidak dicatat namanya, dan peristiwa itu terjadi ketika Yesus mendekati kota Yerikho, yang kemudian berlanjut ke kisah Zakheus.[9]

Anak Daud[sunting | sunting sumber]

Vernon K. Robbins menekankan bahwa penyembuhan Bartimeus merupakan mukjizat terakhir yang dicatat dalam Injil Markus, dan mengkaitkan pengajaran awal Yesus mengenai penderitaan dan kematian Anak Manusia dengan aktivitas-Nya sebagai Anak Daud di Yerusalem.[10][11] Kisah ini mencampurkan penekanan Injil Markus mengenai 'kebutaan' para murid - ketidakmampuan mereka untuk memahami hakikat Mesias Yesus - dengan kebutuhan untuk mengikuti Yesus ke Yerusalem, di mana penderitaan dan kematian-Nya membuat Yesus dapat dikenali oleh orang-orang asing sebagai Anak Allah.[12]

Gelar "Anak Daud" merupakan nama mesianik.[13][14] Jadi, seruan Bartimeus, menurut Injil Markus, merupakan pengenalan Yesus secara publik sebagai Kristus, setelah St. Petrus mengakuinya secara pribadi dalam Markus 8:27–30.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ (Indonesia)Stefan Leks., Tafsir Injil Markus,Yogyakarta: Kanisius, 2003
  2. ^ (Indonesia) Bartimeus, WRF. Browning., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008 (Cet. 3)
  3. ^ Matius 20:29–34
  4. ^ Markus 10:46–52
  5. ^ Lukas 18:35–43
  6. ^ (Indonesia)Komkat Kwi., Pendidikan Agama Katolik SD.1 KTSP, Yogyakarta: Kanisius, 2007
  7. ^ Father Oleg Molenko, theologian, sermon "How can a blind person recover his sight through the name of Christ? (Russian: Как прозреть слепому силой имени Христа?)", Youtube, minutes 18-20, Finland, September, 2017.
  8. ^ Stephen Ahearne-Kroll, The Psalms of Lament in Mark's Passion: Jesus' Davidic Suffering (Cambridge University Press, 2007) pages 138-140
  9. ^ Luke Timothy Johnson, The Gospel of Luke (Liturgical Press, 1991) page 283.
  10. ^ Jesus the Teacher: A Socio-Rhetorical Interpretation of Mark by Vernon K. Robbins 2009, ISBN 978-0-8006-2595-5. 41-43.
  11. ^ Vernon K. Robbins, “The Healing of the Blind Bartimaeus (10:46-52) in the Marcan Theology,” Journal of Biblical Literature 92 (1973), 224-243 [1]
  12. ^ Vernon K. Robbins, "The Reversed Contextualization of Psalm 22 in the Markan Crucifixion: A Socio-Rhetorical Analysis" [2] (1992)
  13. ^ "Reflections: The blind Bartimaeus: Mark 10:46-52," October 24, 2009, The Manila Bulletin, The Manila Bulletin website Diarsipkan 2009-10-26 di Wayback Machine., citing365 Days with the Lord, (St. Paul's, Makati City, Philippines) from St. Paul's website[pranala nonaktif permanen]. Accessed October 28, 2009.
  14. ^ Barrie Wetherill, "Jesus cures blind Bartimaeus," from The Life of Jesus Christ, found at easy English Bible study. Accessed October 28, 2009.

Pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]