Pengguna:Salmanisa2018

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Raja Kalingga Jepara (bahasa Jawa: ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦭꦶꦔ꧀ꦒ) atau Ratu Shima Atau Jawadwipa Kerajaan Ho-ling (Hanzi: 訶陵; Hēlíng atau 闍婆; She-pó / She-bó, juga Dūpó / Dūbó dalam sumber-sumber berita Tiongkok) atau kerajaan Keling adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pertama muncul di pantai utara Jawa Tengah pada abad ke-5 Masehi, Dan Hampir bersamaan dengan Kedatuan Sriwijaya, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Di abad ke-6 Kerajaan ini adalah cikal bakal kerajaan medang atau mataram kuno, dan asal usul Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra, Beberapa bukti Prasasti menyebutkan asal usul wangsa Sailendra memang dari jawa tengah, karena sisilah terdapat pada kerajaan kalingga Jepara , Kalingga Jepara muncul di akhir Abad ke-5 Sementara kedatuan Sriwijaya Baru Muncul di pertengahan abad ke-6, dan kalingga itu jelas lebih tua di bandingkan kedatuan Sriwijaya,

Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuna. Prasasti ini tidak menyebutkan angka tahun, berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi.

Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais.[7] Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm.[8] Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia.

Carita Parahyangan dan sumber berita[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Ratu Shima, bernama Parwati, menikah dengan putra mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Rahyang Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Dikisahkan Ratu Shima memiliki cucu bernama Sannaha yang menikah dengan raja Galuh ketiga, yaitu Bratasenawa. Sannaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Rakryan Sanjaya yang kelak menjadi raja dan menggabungkan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.

Setelah Ratu Shima meninggal pada tahun 732 M, Rakryan Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kalingga Selatan yang kemudian disebut Mataram, dan kemudian mendirikan dinasti baru bernama wangsa Sanjaya.

Kekuasaan di Sunda-Galuh diserahkan kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakryan Panaraban. Kemudian Rakryan Sanjaya menikahi Sudiwara putri Rakryan Dewasingha, raja Kalingga Utara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

Nama Ho-ling diperkirakan muncul pada abad ke-5 (kemudian disebut Keling) yang diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari catatan dari Tiongkok. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi pesaing Kedatuan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan, bersama Kerajaan Melayu dan Kerajaan Tarumanagara Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya. Tidak ada bukti peperangan antara sriwijaya dan kalingga Jepara