Ujungnegoro, Kesesi, Pekalongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ujungnegoro
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPekalongan
KecamatanKesesi
Kode pos
51162
Kode Kemendagri33.26.09.2002
Luas...km²
Jumlah penduduk2307 jiwa
Kepadatan361 jiwa/km²

Ujung Negoro adalah desa di kecamatan Kesesi, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Ujung Negoro merupakan salah satu dari 23 desa yang ada di kecamatan Kesesi.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Desa Ujung Negoro secara geografis terletak di 7°01'18.4" sampai 7°03'47.5" Lintang Selatan (LS), dan 109°30'44.7" sampai 109°29'04.0" Bujur Timur (BT). Desa Ujung Negoro merupakan salah satu desa paling timur kecamatan kesesi yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pemalang, dan merupakan daerah Aliran Sungai Comal. Desa Ujung Negoro Berjarak 14,5 km dari ibukota Kabupaten di Kajen atau sekitar 31 menit berkendara, dan berjarak 6 km dari pusat kecamatan Kesesi. Desa Ujung Negoro terletak didataran rendah dengan ketinggian antara 50 mdpl.

Batas wilayah[sunting | sunting sumber]

Utara Desa Kesesi
Timur Desa Brondong
Selatan Desa Windurojo
Barat Desa kwasen dan Desa jatiroyom

Ketersedian sumber air[sunting | sunting sumber]

Sumber air ditopang oleh ledeng/PDAM yang disalurkan melalui pipa atau selang ke rumah warga. Selang atau pipa tersebut tersebar hampir di tiap rumah. Namun demikian banyak pula Warga masyarakat di sana yang memilih bertahan menggunakan sumur galian dengan alasan selain tidak terbebani biaya perawatan layaknya air ledeng, Ketika musim kemarau yang sangat sulit pun sumur galian mereka masih cukup menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Desa Ujungnegoro pertama kali dibuka oleh sesepuh mbah Kiai Ujung dan mbah Kiai Ageng Sengoro. Beliau berdualah cikal bakal yang mendirikan desa yang yang ketika itu masih dalam masa penjajahan oleh Belanda. Desa Ujungnegoro dulunya merupakan hutan belantara yang kemudian dijadikan pemukiman penduduk oleh mbah Kiai Ujung dan mbah Kiai Ageng Sengoro dan beliau berdua jugalah yang menyebarkan serta memberikan pendidikan tentang agama Islam di desa Ujungnegoro. Itulah asal mula pemberian nama desa Ujungnegoro yang diambil dari nama sesepuh mbah Kiai Ujung dan mbah Kiai Ageng Sengoro.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Ujung Negoro merupakan desa yang memiliki status hukum definitif dengan status Desa, dan termasuk desa Mandiri. Dengan 2 dusun dengan 13 RT dan 3 RW. Kedua Dusun di desa Ujung Negoro adalah : Dusun Ujungnegoro, dan Dusun Kapirutan. Pusat Pemerintahan desa Ujung Negoro dilaksanakan di Kantor Kepala Desa Ujung Negoroterletak di Jl. Ujungnegoro Km. 3 Kesesi, dengan kepala desa Bapak H. Sutaryo dan Sekretaris desa Drs. Muksin. Desa Ujung negoro dapat diakses lewat jalan darat dengan jalan beraspal yang dapat dilaluki roda 4 atau lebih.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan hasil proyeksi BPS kab. Pekalongan, jumlah penduduk Desa Ujung Negoro pada september 2021 sebanyak 2,307Jiwa terdiri dari 1,186 laki-laki dan 1,121 perempuan. Angka sex ratio (perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan) di Desa Ujung Negoro adalah 105, Jumlah ini menunjukan bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Desa Ujung Negoro dengan luas 766.562 Ha mempunyai 2,307 jiwa memiliki kepadatan penduduk 361 jiwa/km²

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Di desa Ujung Negoro sendiri memiliki beberapa sarana pendidikan antara lain 1 Taman Kanak-kanak, 1 Sekolah Dasar (SD) antara lain :

  1. TK Raudhatul Jannah Ujungnegoro (Jl. Raya Ujungnegoro Kesesi)
  2. SD Negeri Ujungnegoro (Jl. Raya Ujungnegoro Kesesi)

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Di bidang kesehatan desa Ujung Negoro dilengkapi dengan 1 Poskesdes. Desa Ujung Negoro memiliki beberapa tenaga kesehatan yaitu1 bidan desa, dan 1 dukun bayi. Jika ditelisik dari kemudahan mencapai akses kesehatan bagi desa yang tidak memiliki sarana kesehatan, desa Ujung Negoro termasuk mempunyai akses yang cukup mudah untuk menuju Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, Poliklinik/Balai Pengobatan, PUSKESMAS maupun Apotek.

Agama[sunting | sunting sumber]

Seluruh masyarakat desa Ujungnegoro beragama Islam dengan tempat peribadatan terdiri dari 3 masjid dan 7 musholla yang tersebar di wilayah Ujungnegoro. Kegiatan keagamaan di desa Ujungnegoro cukup banyak dan hampir setiap malam dalam satu minggunya pasti ada kegiatan keagamaan. Diantara kegiatan keagamaan yang ada di Desa Ujungnegoro yaitu:

  • Pengajian Rabu Pahingan.
  • Marhabanan Ibu-ibu PKK tiap hari Sabtu.
  • Marhabanan bapak-bapak tiap malam Jum’at.
  • Yasin dan Tahlil.
  • Tawashul tiap malam Senin dan malam Jum’at.
  • Peringatan hari besar Islam.
  • Maulidan.
  • Haul tokoh masyarakat jama’ah masjid .
  • Halal bi halal.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Secara umum industri di desa Ujung Negoro di dominasi oleh Industri Mikro dengan jumlah tenaga kerja paling banyak 20 orang. Untuk menunjang kebutuhan masyarakat desa Ujung Negoro ditunjang juga oleh toko/warung kelontong. Sebagian besar masyarakat desa Ujungnegoro berprofesi di sektor pertanian dan peternakan. Berada di daerah aliran sungai Comal membuat desa Ujung Negoro dikaruniai sumber daya alam berupa batu dan pasir yang dimanfaatkan masyarakat melalui galian C.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Desa Ujungnegoro menyimpan keindahan alam yang indah yaitu Bukut Teletubis, masyarakat setempat menyebutnya Gerbengkong Hill sebuah padang savana membentuk bukit yang cocok untuk dinikmati ketika sore dan pagi hari.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ buono (2018-07-08). "Bukit Teletubies ternyata ada di Ujungnegoro Kesesi". Warta Desa. Diakses tanggal 2021-06-25.