Trompet tanduk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Trompet tanduk atau trompet sungu, berbahan tanduk sapi.
Seorang Basque meniup trompet tanduk kerbau dalam suatu festival.

Trompet tanduk atau trompet sungu adalah suatu instrumen bunyi yang terbuat dari tanduk hewan, atau berbentuk seperti tanduk, yang ditiup dari ujung yang sudah dilubangi. Alat ini ditemukan pada berbagai kebudayaan di dunia serta memiliki beragam fungsi, di antaranya sebagai alat komunikasi (pemberi aba-aba), perlengkapan suatu perayaan, alat ritual keagamaan, atau sebagai alat musik. Alat ini masih sering ditemukan dalam kebudayaan penggembala atau masyarakat pemburu-pengumpul makanan.

Tradisi keagamaan[sunting | sunting sumber]

Dua biksu muda meniup dungchen, di Wihara Taktsang Lhamo, Tibet.

Dalam agama abrahamik, trompek tanduk memiliki peran yang signifikan. Contoh penggunaan yang masih lesatri pada masa kini ialah shofar, trompet yang terbuat dari tanduk domba yang sudah dilubangi. Shofar memiliki peran penting bagi upacara-upacara orang Yahudi seperti Rosh Hashana. Trompet tanduk juga memiliki peran penting dalam Kekristenan dan Islam.[1][2]

Pada tradisi agama Buddha di Tibet, trompet tanduk yang dipergunakan disebut dungchen.

Dalam Mormonisme, sosok malaikat Moroni yang meniup trompet juga sering digunakan oleh umat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (yang sering disebut "Mormon"). Patung Malaikat Moroni didirikan di puncak gereja tersuci dari jemaat tersebut.

Islam[sunting | sunting sumber]

Aja'ib al-Makhluqat ("Keajaiban Para Makhluk"), sebuah karya dari Al-Qazwînî (1280), menggambarkan Malaikat Israfil sedang meniup shur.

Dalam Islam dikatakan bahwa salah satu malaikat yang bernama Israfil mempunyai tugas untuk meniupkan shur pada saat hari akhir. Disebutkan pula dalam salah satu hadist, shur itu bagaikan tanduk dari cahaya, dengan ukuran yang sangat besar dengan garis tengahnya seluas langit dan bumi (alam semesta). Dalam hadist lain dikatakan shur malaikat Israfil terbuat dari tanduk, "tanduk yang ditiup."[3]

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa shur memiliki empat cabang, yaitu cabang di barat dan timur, di bawah langit ketujuh bagian bawah dan di atas langit ketujuh bagian atas.[4] Di dalam shur terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan ruh dialam semesta dan di dalamnya ada 70 rumah, yaitu satu antaranya untuk ruh para nabi, satu rumah untuk ruh para malaikat, satu rumah untuk ruh para jin, satu rumah untuk ruh para manusia, satu rumah untuk ruh para binatang dan hingga genap 70 macam rumah dengan 70 jenis makhluk.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Exalted Horn of Psalm 148 | BibleProject™". BibleProject (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-14. 
  2. ^ "Surah Az-Zumar - 68". Quran.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-14. 
  3. ^ Diriwayatkan dari Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan Abu Dawud.
  4. ^ Muhammad ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan sangkalala yang mempunyai empat cabang, yaitu cabang di Barat, di Timur, di bawah langit ketujuh bagian bawah dan di atas langit ketujuh bagian atas." Diriwayatkan dari Abu Hurairah.