Tachinidae
Tachinidae
| |
---|---|
Taksonomi | |
Superkerajaan | Holozoa |
Kerajaan | Animalia |
Filum | Arthropoda |
Kelas | Insecta |
Ordo | Diptera |
Upaordo | Brachycera |
Infraordo | Muscomorpha |
Famili | Tachinidae Robineau-Desvoidy, 1830 |
Tipe taksonomi | Tachina |
Tachinidae adalah salah satu famili dari ordo Lalat yang berisi 10.000 spesies parasit dari 16.000 spesies parasit dalam ordo lalat. Famili ini terbagi menjadi 4 subfamili, yaitu Phasiinae, Dexiinae, Exoristinae, dan Tachininae. Kebanyakan spesies dari famili ini berukuran lebih besar dari lalat rumah.[1] Dalam sumber lain, jumlah spesies dari famili Tachinidae berjumlah 8500 spesies valid dan 1300 spesies nomina dubia (penamaan diragukan).[2]
Siklus hidup
[sunting | sunting sumber]Telur
[sunting | sunting sumber]Mayoritas serangga ini merupakan serangga ovolarvipar walaupun ada beberapa yang larvipar ataupun ovipar. Dalam ovolarvipar, telur yang masih tersimpan di dalam tubuh sebenarnya sudah berkembang menjadi instar pertama walau belum menetas. Telur yang sudah berkembang akan tersimpan di kantung ovarium atau uterus hingga telur itu bisa dikeluarkan.[1]
Beberapa spesies Tachinidae merupakan serangga larvipar, yang artinya telur sudah menetas di dalam tubuh induknya dan keluar dari tubuh induk dalam bentuk larva. Telur pada Tachinidae yang larvipar memiliki cangkang yang tipis. Terkadang istilah ini diartikan untuk serangga-serangga yang telurnya langsung menetas setelah keluar dari induknya.[1]
Tachinidae yang ovipar memiliki telur dengan cangkang tebal, berbentuk cembung pada bagian atas dan datar pada bagian bawah. Terdapat pula cairan lengket di bawah telur agar telur ini dapat melekat dengan inangnya. Tachinidae yang ovipar berarti mengeluarkan telur yang belum berkembang sama sekali menjadi instar pertama.[1]
Dengan berbagai modifikasi pada sistem reproduksi maupun perilaku pada Tachinidae betina, serangga ini dapat menginfeksi inang dengan berbagai cara yang memungkinkan, termasuk mulai dari telur. Spesies dari genus Goniini bertelur pada makanan inang mereka dan telur baru akan menetas setelah makanan dimakan oleh inang tersebut.[1]
Larva
[sunting | sunting sumber]Serangga ini memiliki 3 tahapan instar. Perilaku instar pertama setelah menetas dari telur sangat berbeda tergantung dari perilaku spesies dalam penempatan telur. Seluruh Tachinidae merupakan parasit ketika dalam tahapan larva dengan inang umumnya dari filum Arthropoda.[1]
Pupa
[sunting | sunting sumber]Pupa akan terbentuk setelah instar terakhir. Pupa terbentuk melalui kulit yang mengeras. Pupa berbentuk silinder, dan terdapat dua spirakel untuk respirasi.[1] Pupa yang terbentuk akan jatuh ke tanah agar dapat berkembang menjadi serangga dewasa.[3]
Dewasa
[sunting | sunting sumber]Tachinidae memiliki varian bentuk dan warna yang luas, tetapi rata-rata berwarna abu-abu kehitaman dan ukurannya hanya sepanjang 5–10 milimeter.[1] Serangga ini rata-rata berbulu tebal dan mirip dengan lalat rumah, dan makanan lalat ini adalah serbuk sari dari bunga.[3]
Perkembangbiakan
[sunting | sunting sumber]Lalat Tachinidae ketika bertelur membutuhkan serangga lain sebagai inang. Metode untuk menginfeksi serangga lain dibagi menjadi beberapa metode yaitu metode langsung dan tidak langsung. Terdapat pula metode campuran antara langsung dan tidak langsung tetapi hal itu jarang terjadi.[4]
Metode langsung
[sunting | sunting sumber]Pada metode ini, lalat akan bertelur pada bagian tubuh serangga inang. Lalat akan mencari inangnya melalui cairan yang dikeluarkan oleh tanaman atau hasil interaksi antara tanaman dan serangga yang akan menjadi inang tachinidae seperti frass (kotoran serangga). Umumnya bagian yang akan diteluri adalah integumen, tetapi bisa pula bagian lain seperti masuk melalui lubang genital/anal serangga, mulut, atau langsung dimasukkan ke haemocoel.[4]
Metode tidak langsung
[sunting | sunting sumber]Dengan metode ini, lalat akan bertelur di sekitar serangga yang akan diinangi. Serangga dewasa dalam mencari inang akan menggunakan jejak fisik dan kimia. Seperti pada lalat tachinid Pales pavida yang inangnya adalah Mythimna separata, Tanaman yang terinfeksi oleh serangga Mythimna akan mengeluarkan senyawa organik tertentu yang akan menarik lalat Pales pavida. Metode ini dikaitkan dengan tingkat kesuburan yang tinggi karena risiko metode ini memiliki tingkat mortalitas yang tinggi pula.[4]
Manfaat untuk manusia
[sunting | sunting sumber]Banyak spesies Tachinidae digunakan sebagai pengontrol hama yang menyerang tanaman manusia. Salah satu contohnya adalah sebagai pengontrol hama penggerek batang tebu Rhabdoscelus obscurus menggunakan serangga dari famili Tachinidae yang didapatkan dari Papua nugini Ceromasia sphenopori dan ngengat kelapa Levuana iridescens oleh lalat Ptychomyia remota. [5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h Encyclopedia of entomology. Capinera, John L. (edisi ke-2nd ed). Dordrecht: Springer. 2008. ISBN 978-1-4020-6359-6. OCLC 288440300.
- ^ O’Hara, James E. (2013-07-11). "History of tachinid classification (Diptera, Tachinidae)". ZooKeys (316): 1–34. doi:10.3897/zookeys.316.5132. ISSN 1313-2989. PMC 3713332 . PMID 23878512.
- ^ a b "Lalat Tachinid (Tachinid Flies)". mplk.politanikoe.ac.id. Diakses tanggal 2020-07-18.
- ^ a b c Dindo, Maria Luisa; Nakamura, Satoshi (2018-02-28). "Oviposition Strategies of Tachinid Parasitoids: Two Exorista Species as Case Studies". International Journal of Insect Science. 10. doi:10.1177/1179543318757491. ISSN 1179-5433. PMC 5843088 . PMID 29531476.
- ^ "Tachinidae". faculty.ucr.edu. Diakses tanggal 2020-07-18.