Sungai Singkil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sungai Singkil
Batang Air Besar
Muara sungai Singkil, Aceh, Sumatera, Indonesia
Muara sungai Singkil, Aceh
Lokasi
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiPegunungan Leuser
 - lokasikabupaten Gayo Lues, Aceh
 - koordinat03°54′02″N 97°11′05″E / 3.90056°N 97.18472°E / 3.90056; 97.18472
 - elevasi3.000 km (1.900 mi)
Hulu ke-2Parbuluan
 - lokasikabupaten Dairi, Sumatera Utara
 - koordinat02°40′08″N 98°27′01″E / 2.66889°N 98.45028°E / 2.66889; 98.45028
 - elevasi1.600 km (990 mi)
Hulu ke-3Pakkat
 - lokasikabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
 - koordinat02°13′07″N 98°34′02″E / 2.21861°N 98.56722°E / 2.21861; 98.56722
 - elevasi1.000 km (620 mi)
Muara sungaiMuara Singkil
 - lokasiSingkil, Aceh Singkil, Aceh
 - koordinat02°13′08″N 97°46′01″E / 2.21889°N 97.76694°E / 2.21889; 97.76694Koordinat: 02°13′08″N 97°46′01″E / 2.21889°N 97.76694°E / 2.21889; 97.76694
Panjang130 km (81 mi)
Daerah Aliran Sungai
Sistem sungaiDAS Singkil
Luas DAS12.350 km2 (4.770 sq mi)
Markah tanahTaman Nasional Gunung Leuser
JembatanJembatan Kilangan; Jembatan Rundeng; Jembatan Dah; Jembatan Sultan Daulat
PelabuhanDermaga Penyeberangan Sungai Kilangan
BPDASWampu Sei Ular
Peta
Lokasi muara sungai Singkil

Sungai Singkil merupakan aliran dari sungai besar Lae Soraya, sungai terpanjang di Aceh, yang terhubung langsung dengan Lae Alas di Kabupaten Aceh Tenggara. dan salah satu yang terpenting di gugusan Pegunungan Pakpak. Sungai ini mempertemukan aliran Sungai Alas di Aceh Tenggara dan Sungai Simpang Kanan di Dairi (sumber lain menyatakan Lae Sinendang) di Sumatera Utara. Bermuara di Desa Kilangan, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Masyarakat sekitar sungai juga sering menyebutnya dengan nama Batang Air Besar. Sungai dengan lebar sekitar 60 meter tersebut juga dapat dilayari jauh ke arah hulu. Sungai ini memiliki dua muara yang dikenal dengan nama Kuala Aceh dan Kuala Baru.[1][2]

Kapal uap bersandar di dermaga sungai Singkil, Aceh
Kapal uap yang sedang bersandar di dermaga sungai Singkil, Aceh

Wilayah ini dulunya juga dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di Sumatera. Sejak tahun 1861, kawasan DAS (daerah aliran sungai), bahkan alur sungai itu sendiri, menjadi lumbung perekonomian masyarakat nelayan. Sungai Singkil pernah memainkan peran penting untuk aktivitas perdagangan komoditas pada era kolonial Belanda itu tercatat dalam sejarah, telah datang ke Singkil Lama yang merupakan Kota Singkil pertama.

Hampir semua hasil bumi diangkut melalui sungai ini seperti lada, benzoin (kemenyan), kapur barus dan minyak nilam. Kegiatan perdagangan tersebut dikonsentrasikan di sebuah pasar yaitu Pasar Kota Singkil yang terletak sekitar setengah jam dari muara sungai. Di pasar ini juga bermukim beberapa penduduk yang terdiri dari suku bangsa Melayu, China, dan India. Para saudagar yang datang ke pasar ini berasal dari pedalaman dan kota-kota pantai lain di pesisir barat, bahkan dari luar negeri.[1]

Nelayan sungai khususnya, melakukan aktifitas perikanan tangkap air tawar, payau, termasuk pencari lokan (kerang khas Singkil) serta bidang usaha hasil hutan non kayu mengumpulkan dan mengolah pucuk nipah untuk bahan baku rokok linting (klobot) sudah menerobos pasar ekspor hingga keluar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar dan India. Banyak lagi sumber kekayaan yang ada di sekitar Sungai Singkil yang merupakan kawasan daratan rawa dan lahan gambut. Diantaranya berbagai jenis ikan laut dan tawar, siput dan burung Punai.[3]Pada bagian hulu sungai di wilayah Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, sungai ini membelah Taman Nasional Gunung Leuser [TNGL]. Sementara di beberapa tempat, sungai ini juga menjadi batas hutan lindung dan hutan konservasi.[4]

Kawasan Lindung Nasional[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Kusumo, Rizky. "Peran Sungai Singkil dalam Kejayaan Perabadan Aceh yang Kini Terlupakan". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2023-06-30. 
  2. ^ Ampun, Saidin I. A.; Agustina, Sri; Purnawan, Syahrul (2018-02-28). "Analisis Kadar Cu dan Cd Pada Sedimen di Sungai Singkil Kabupaten Aceh Singkil". Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah (dalam bahasa Inggris). 3 (1). ISSN 2527-6395. 
  3. ^ Redaksi (2020-11-06). "Sungai Singkil Riwayatmu Kini | Waspada Aceh". Media Online Aceh. Diakses tanggal 2023-06-30. 
  4. ^ R, Rahmadi (2021-04-17). "Foto: Indahnya Hutan Leuser dari Sungai Alas-Singkil". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-30.