Singarimbun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Singarimbun (Surat Batak Karo: ᯘᯪᯝᯒᯪᯅᯉᯬ᯳) adalah salah satu marga Batak Karo yang termasuk ke dalam induk marga Peranginangin.

Singarimbun merupakan suatu kumpulan orang yang menyebutkan dirinya sebagai Marga yang tinggal di dataran tinggi karo di Bulu Langke sekitar 2 km di atas Mardinding, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo.

Singarimbun yang pertama kali diperkirakan ada sekitar tahun 1400 an dan merupakan keturunan dari Kerajaan Majapahit yang pada waktu tahun 1330an melakukan penyerangan di Kerajaan Aru (Haru) dimana berdasarkan sejarah Pasukan Perang Majapahit dibawah pimpinan Mahapatih Gajah Mada ternyata tidak dapat mengalahkan Kerjaan Aru/ Haru sehingga mereka ditawan sehingga menjadi Marga Perangin angin yang ditempatkan sekitar Kampung Gajah dan Kampung Singa.

Catatan. Sebagaimana diketahui Mahapatih setelah tahun 1330an tersebut tidak pernah diberitakan lagi keberadaannya.

Singarimbun setelah meletus Gunung Sinabung sekitar tahun 1500an (sebelum Belanda menjajah) membentuk kampung di Buluh Langkai dan karena tempatnya sempit dan terjal di lereng Gunung Sinabung maka membuat kampung baru di sebut Mardinding, dan dibentuklah dengan sebutan Kesain Rumah Jahe, Rumah Julu, Rumah Gerga dan Rumah Kurung Manik. Dan berdasarkan letak tanah dan besaran ukuran tanah maka dapat diketahui keturunan Singarimbun tersebut.

Dengan beranak cucunya Singarimbun maka pada tahun 1700 an dibentuk Kutambaru oleh Kangsa Singarimbun dan Raja Nongnong yang sebelumnya diberikan tempat di Mardingding pada Rumah Julu melakukan migrasi oleh Puang Natangsa ke Temberun. Dan dari Mardinding berkembang ke Tanjung Pulo yang sekarang ada disebut Kerangan Singarimbun.

Laki-laki bermarga Singarimbun disebut Tambar Malem sementara Perempuannya disebut Beru Saribu.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]