Seman Mulia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Infobox orangSeman Mulia
Biografi
Kelahiran1918
Kematian1r Januari 1992 (73/74 tahun)
Tempat pemakamanMakam K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Galat: Kedua parameter tahun harus terisi!
Musala Ar-Raudhah Sekumpul Galat: Kedua parameter tahun harus terisi!
Data pribadi
AgamaIslam
Kegiatan
Pekerjaanulama

Al Allimul Al-Allamah Asy-Syekh Muhammad Semman bin Haji Mulia (atau Guru Semman Mulia) adalah seorang ulama besar dari Martapura, Kalimantan Selatan, Indonesia. Masyarakat Martapura akrab memanggilnya dengan Guru Seman atau "Guru Padang".

Ia mendalami Islam dari salah seorang gurunya yang juga adalah ulama besar Kalimantan saat itu, yakni Guru Kasyful Anwar.

Dengan Guru Sekumpul[sunting | sunting sumber]

Syaikh Seman adalah paman sekaligus guru dari ulama kharismatik Martapura Guru Sekumpul, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari. Syaikh Seman secara intensif mendidik dia baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Syaikh Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepada dia kecuali di sekolah. Tapi ia langsung mengajak dan mengantarkan dia mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kalimantan maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami Hadits dan Tafsir, Syaikh Seman mengajak (mengantarkan) dia kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani Arif yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir.[1]

Guru Seman Mulia

Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Syaikh Seman Mulia adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Kedekatan paman dan kemenakan ini terlihat hingga di akhir hayat, di mana kubur mereka berduapun berdampingan,[1][2][3] yakni di Komplek Ar-Raudhah, Martapura

Beberapa Riwayat[sunting | sunting sumber]

Pencuri Ayam .[sunting | sunting sumber]

Satu malam ada beberapa orang mengendap-endap di luar rumah dia dan berniat untuk mencuri ayam. Namun tiba-tiba terbukalah pintu rumah dan merekapun hendak lari. Syaikh Seman justru berkata, "Jangan mengambil yang masih hidup, di dalam rumah sudah kusediakan ayam yang sudah masak. Masuklah kalian semua!"

Ternyata di rumah Syaikh Seman memang sudah tersedia makanan ayam yang sudah masak. Semua pencuri tadi disuruh makan sampai kenyang dan ketika hendak pulang, semua pencuri tadi masing-masing diberi uang dan dia berkata, "Pakailah uang ini untuk membuka usaha dan bertobatlah!"

Akhirnya semua pencuri tadi bertobat dan masing-masing membuka usaha, dan usaha tersebut semuanya laris, yang membuat para pencuri tadi hidup berkecukupan.[4]

Nasihat Untuk Guru Ayan[sunting | sunting sumber]

KH. Muhammad Aini bin H. Ali[5] (Guru Ayan), juga seorang ulama, pernah mendapat siraman rohani dari dia. Salah satunya adalah:

"Untuk memperdalam ilmu, maka kamu aku serahkan kepada Anang (panggilan kesayangan pada KH. Muhammad Zaini, sekaligus yang akan memimpin kamu, dan kamu memberikan pengajian agama cukup di rumah dan di langgar saja"

— Syaikh Seman

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Azmirza ElBanjary (13 September 2012). "Maqam Tuan Guru Sheikh Muhammad Zaini". 
  2. ^ Ifan Ahmad. "Wisata Religi". 
  3. ^ Muhammad Irianto (6 Mei 2011). "Wisata Religi Banjarmasin - Makam Guru Sekumpul". 
  4. ^ Baihaq (Kaskus) (15 September 2012). "Kisah Pertemuan dan Kedekatan Para Kiai dan Santri dengan Nabiyullah Khidir". 
  5. ^ Muhammad Amirul Amin (13 April 2012). "Tuan Guru KH Muhammad Aini".