Sejarah penerbitan surat kabar
Sejarah penerbitan surat kabar adalah revolusi dari percetakan surat kabar. Menurut sebuah laporan tahun 1949 oleh Komisi Kerajaan untuk Pers di Inggris, suatu peristiwa dapat dianggap sebagai berita jika menarik bagi publik, dan dalam hal ini publik merujuk pada para pembaca surat kabar tersebut. Namun, peran surat kabar jauh lebih penting daripada sekadar memenuhi ketertarikan sesaat masyarakat terhadap suatu peristiwa.
Kemudian pada abad-19, surat kabar independen pertama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyebaran aspek literasi, hak asasi manusia, dan kebebasan demokratis. Surat kabar membentuk pemikiran bahwa di abad ke-21 isu-isu internasional sering menjadi perhatian pribadi, dan di mana tragedi individu sering disorot di tingkat global. Karena diyakini bahwa semua orang memiliki hak untuk memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengetahui apa yang sedang terjadi untuk dapat berpartisipasi dalam ranah publik. Jurnalis surat kabar dianggap memiliki kewajiban untuk menyebarkan informasi.
Romawi Kuno
[sunting | sunting sumber]Awal mula sejarah penerbitan surat kabar di Romawi Kuno diawali melalui kegiatan acta diurna. Keinginan untuk menyampaikan perkembangan dan pengumuman resmi kepada masyarakat adalah ciri umum banyak penguasa otoriter. Di Romawi kuno, kebutuhan ini dipenuhi melalui acta diurna (peristiwa harian), surat kabar harian yang sudah ada sebelum tahun 59 SM dan sering dikaitkan dengan Julius Caesar. Tetapi acta diurna tidak terbatas pada keputusan politik yang diambil oleh pemerintah Romawi Kuno. Acta diurna yang memiliki ciri khas adalah yang berisi mengenai berita tentang kontes gladiator, pertanda astrologi, pernikahan terkenal, kelahiran, kematian, pengangkatan publik, pengadilan, serta eksekusi.
Cina
[sunting | sunting sumber]Bao atau laporan mengenai urusan istana yang beredar di kalangan pegawai negeri sipil di Beijing selama lebih dari seribu tahun lamanya (618-1911 M). Bao mengalami perubahan dalam format dan judul di bawah berbagai dinasti, dan perkembangan teknologi menyebabkan peralihan dari penyalinan manual ke pencetakan menggunakan balok kayu pada abad ke-17. Namun, keberlanjutan bao menunjukkan stabilitas kelas birokrat pada masa itu.
Eropa Abad Pertengahan
[sunting | sunting sumber]Di Eropa tidak ada dorongan untuk menerbitkan berita secara berkala setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Kuno. Meskipun jumlah buku dan pamflet meningkat berkat penemuan dan perkembangan lebih lanjut dari teknik cetak pada abad ke-15 dan ke-16, publikasi tersebut belum termasuk surat kabar dalam pengertian yang sebenarnya. Bentuk yang paling mendekati surat kabar adalah lembar berita yang tidak dicetak tetapi ditulis menggunakan tangan oleh juru resmi dan kemudian dibacakan dengan suara yang keras oleh juru bicara kota. Berita juga dimuat pada buku cerita atau pamflet berita yang berkembang pesat pada abad ke-16 yang bertujuan sebagai sarana penyebaran informasi mengenai topik-topik yang unik dan menarik. [1]
Pada tahun 1609, surat kabar mingguan pertama yang menggunakan mesin cetak Gutenberg baru saja muncul. Kemudian pada 5 tahun setelahnya, kabar mingguan bermunculan di Basel, Frankfrurt, Wina, Hamburg, Berlin, dan Amsterdam. Inggris mencetak surat kabar pertamanya pada tahun 1621 dengan judul Corante atau berita mingguan dari Italia, Jerman, Hungaria, Polandia, Bohemia, dan Prancis. Kemudian surat kabar mulai dicetak hampir di setiap negara Eropa pada tahun 1641 karena penerbitnya menyebar ke Prancis, Italia, dan Spanyol.[2]
Kebangkitan Penerbitan Surat Kabar
[sunting | sunting sumber]Mulai tahun 1830-am dan seterusnya, surat kabar baru mulai benar-benar diperkenalkan dengan beragam jenis dan dari berbagai tempat yang berbeda. Orang-orang dapat memperoleh berita, acara, dan hiburan melalui bentuk baru. Dengan demikian juga mulai muncul para jurnalis dan reporter baru, sebab kebutuhan yang semakin meningkat. Pada tahun 1873, New York Press Club diperkenalkan sebagai klub pers pertama yang menjadi organisasi secara formal. Mulai dari titik ini banyak faktor yang mulai berperan terhadap perkembangan surat kabar, sebab teknologi yang semakin berkembang serta khalayak menginginkan berita yang lebih dari sebelumnya.
Kemajuan dan Perubahan
[sunting | sunting sumber]Jurnalisme mulai berubah pada saat jurnalisme kuning mencapai puncaknya pada tahun 1880-an. Hal tersebut berarti bahwa berita yang dilaporkan berdasarkan pada penilaian yang salah dan pernyataan yang bukan berdasarkan kebenaran dan fakta. Kemudian hal ini berubah pada tahun 1890-an hingga 1900-an pada saat semakin banyaknya jurnalis yang mulai mendapatkan pengalaman di bidang ilmiah. Tulisan mereka tidak lagi berdasarkan cerita tetapi berdasarkan fakta. Informasi yang ditulis sesuai lebih sesuai dan relevan dengan audiens. Kemajuan lainnya adalah dalam sektor industri surat kabar yang masih aktif hingga saat ini, yaitu American Newspaper Publisher Association. Pada tahun 1908, National Press Club diperkenalkan sebagai organisasi profesional terkemuka di dunia untuk para jurnalis. Organisasi tersebut membantu para jurnalis untuk dapat meningkatkan keterampilan serta menghadapi perubahan. [3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Soundy, Philip. "Newspaper Publishing". Britannica. Diakses tanggal 2024-10-07.
- ^ Publisher, Author removed at request of original (2016-03-22). "4.2 History of Newspapers" (dalam bahasa Inggris).
- ^ Weldon, Quinn; Varney, David; Anderson, Austin; Wright, Taylor. "Historical Development" (dalam bahasa Inggris).