Sejarah keju
Keju adalah makanan kuno yang sudah diproduksi sejak zaman prasejarah walaupun tidak ada bukti pasti kapan pembuatan keju pertama kali dilakukan.[1] Sejarah keju dimulai dari masyarakat prasejarah yang mulai meninggalkan gaya hidup nomaden dan beralih menjadi beternak kambing, domba maupun sapi.[1] Dengan beternak, masyarakat mulai mengenal susu dan kegunaannya.[1] Persediaan susu pun jadi meningkat sehingga orang-orang mulai menyimpannya dalam bejana tanah liat ataupun kayu.[1] Karena kebersihan yang kurang, terkena sinar matahari secara langsung atau terkena panas dari api maka susu dalam bejana tersebut menjadi asam dan kental.[1] Setelah dicoba ternyata susu tersebut masih dapat dimakan.[1] Itulah pertama kalinya manusia menemukan keju krim asam (sour cream cheese).[1]
Keju krim manis (sweet cream cheese) juga ditemukan secara kebetulan.[1] Ada dua legenda yang menceritakan bagaimana manusia menemukan tipe keju ini.[1] Yang pertama menceritakan bahwa ada beberapa pemburu yang membunuh seekor anak sapi.[1] Mereka membuka perut sapi tersebut dan menemukan sesuatu berwarna putih yang ternyata memiliki rasa yang enak.[1] Karena adanya suatu enzim yang bernama rennet di dalam perut sapi, maka susunya pun menjadi kental sehingga menjadi apa yang kita sebut keju saat ini.[1]
Cerita lainnya mengatakan bahwa keju ditemukan pertama kali di Timur Tengah oleh seorang pengembara dari Arab.[2] Pengembara tersebut melakukan perjalanan di padang gurun dengan kudanya.[2] Ia membawa susu di pelananya untuk menghilangkan dahaganya.[2] Setelah beberapa lama, ia pun berhenti untuk meminum susu yang dibawanya.[2] Ternyata, susu tersebut telah berubah menjadi air yang pucat dan gumpalan-gumpalan putih.[2] Hal ini disebabkan pelana yang digunakan untuk menyimpan susu terbuat dari perut binatang (sapi, kambing ataupun domba) yang mengandung rennet.[2] Kombinasi dari rennet, cuaca yang panas dan guncangan-guncangan ketika mengendarai kuda telah mengubah susu pengembara tersebut menjadi keju.[2] Setelah itulah, orang-orang mulai menggunakan enzim dari perut binatang untuk membuat keju.[2]
Yunani kuno
[sunting | sunting sumber]Mitologi Yunani Kuno menyebutkan Aristaeus sebagai penemu keju.[1] Odyssey tulisan Homer (800 SM) mengatakan bahwa Cyclops membuat keju dengan menggunakan dan menyimpan susu domba dan kambing.[1] Keju dari susu kambing merupakan komoditas yang penting di Yunani.[1] Orang-orang Yunani mempercayai bahwa keju dapat membuat perwira lebih kuat dan juga merupakan perangsang nafsu berahi.[1] Hippocrates pun menggunakan keju untuk mengatasi peradangan. Keju bahkan digunakan sebagai persembahan bagi dewa-dewa.[1]
Romawi kuno
[sunting | sunting sumber]Kebudayaan Romawilah yang pada mulanya mengembangkan berbagai jenis keju yang kita ketahui sekarang.[3] Bangsa Romawi dikenal sebagai bangsa pertama yang melakukan proses pematangan dan penyimpanan keju.[3] Mereka mengerti dampak teknik pematangan yang berbeda terhadap rasa dan karakter keju tertentu.[3] Bangsa Romawi membawa keju dan seni pembuatannya ketika mereka menaklukkan Gaul, yang kita ketahui sekarang sebagai Prancis dan Inggris, yang disambut dengan sangat baik.[3] Rumah-rumah besar pada zaman Romawi memiliki dapur keju yang terpisah yang disebut caseale dan suatu area khusus dimana keju bisa dimatangkan.[3] Berikut ini adalah beberapa tulisan yang menyinggung tentang keju:
- Homer, kira-kira tahun 1184 SM
Merujuk kepada keju yang dibuat di gua-gua pegunungan Yunani dari susu domba dan kambing, menyebut suatu jenis keju bernama Cynthos yang dijual oleh bangsa Yunani kepada bangsa Romawi (kemungkinan merupakan keju Feta pada zaman sekarang.[3]
- Aristoteles, yang hidup dari 384 hingga 322 SM
Memberikan komentar tentang keju yang dibuat dari susu kuda dan keledai.
- Varro, kira-kira tahun 127 SM
Menyadari perbedaan pada keju-keju yang dibuat dari beberapa lokasi dan memberikan komentar tentang kemampuan mencerna keju-keju tersebut.[3]
- Columella, kira-kira tahun 50 M
Menulis tentang bagaimana proses pembuatan keju dengan sangat detail dan lengkap.[3]
- Pliny, 77 M
Menulis buku Historia Naturalis yang menyebutkan tentang Cantal yaitu keju dari susu sapi yang dinamakan berdasarkan Pegunungan Cantal di Auvergne.[4] Keju ini dibuat dengan cara memasukkan dadih ke dalam formage yaitu sebuah silinder kayu.[4] Ini kemungkinan merupakan asal mula dari kata keju dalam bahasa Prancis dan bahasa Italia, fromage dan formaggio.[4]
Eropa zaman pertengahan
[sunting | sunting sumber]Kekaisaran Romawi menyebarkan teknik pembuatan keju yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan pembuatan keju ke daerah yang belum mengetahuinya.[5] Kejatuhan Kekaisaran Romawi menjadikan variasi pembuatan keju di Eropa semakin banyak, dengan daerah-daerah tertentu mengembangkan teknik pembuatan keju yang berbeda-beda.[5] Namun, kemajuan seni pembuatan keju mulai menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma.[5] Banyak keju yang dikenal pada masa kini pertama kali didokumentasikan pada zaman Pertengahan atau setelahnya, misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan pada 1597, keju Gouda pada 1697, dan keju Camembert pada 1791.[5]
Pada masa pemerintahan Charles Agung, biara-biara diberikan kepercayaan untuk mengolah tanah dan mengembangkan produksi agrikultur.[1] Para biarawan dan biarawati inilah yang memegang peranan penting dalam produksi keju dan variasinya.[1] Banyak resep yang ditulis oleh para biarawan walaupun tidak dapat dipastikan apakah resep tersebut ditulis sendiri atau disalin dari penduduk lokal.[1] Karena pekerjaan para biarawan dan biarawati, maka orang-orang tidak perlu kelaparan di musim dingin ketika susu sulit didapat.[1]
Keju pada zaman modern
[sunting | sunting sumber]Pada abad ke 19, Ferdinand Cohn menjadi orang pertama yang menemukan bahwa proses pematangan keju diarahkan oleh mikroorganisme.[1] Setelah itu, semakin banyak pula riset yang dilakukan berhubungan dengan keju dan proses pembuatannya.[1] Dengan berkembangnya pengetahuan tentang keju baik dari segi biologis maupun kimiawi, proses pembuatan keju pun menjadi umum di masyarakat.[1] Hasilnya, perusahaan-perusahaan kecil maupun peternakan-peternakan berlomba-lomba memproduksi keju mereka sendiri.[6]
Pabrik pertama yang memproduksi keju dibuka pada tahun 1815 di Swiss, tetapi di Amerika Serikatlah produksi keju skala besar pertama kali sukses.[6] Saat ini, diperkirakan ada lebih dari 400 jenis keju di dunia.[6] Pada masa Perang Dunia II, keju buatan pabrik semakin populer, mengalahkan keju yang dibuat secara tradisional.[6] Sejak saat itu, pabrik-pabrik telah menjadi sumber penghasil keju terbesar di Amerika dan Eropa.[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x (Inggris) Iburg, Anne (2004). Dumont's Lexicon of Cheese. Rebo International b.v., Lisse, The Netherlands. ISBN 978-90-366-1689-8.
- ^ a b c d e f g h (Inggris) McCalman, M., Gibbons, D., Potter, C. (2005). Cheese: A Connoisseur’s Guide to the World’s Best. New York, USA. ISBN 978-1-4000-5034-5.
- ^ a b c d e f g h (Inggris) "The History Of Cheese: The Romans Master Cheese-Making". The Nibble. Lifestyle Direct, Inc. Diakses pada 21 April 2010.
- ^ a b c (Inggris) "The History Of Cheese: From An Ancient Nomad's Horseback To Today's Luxury Cheese Cart". The Nibble. Lifestyle Direct, Inc. Diakses pada 21 April 2010.
- ^ a b c d (Inggris) Smith, John H. (1995). Cheesemaking in Scotland - A History. The Scottish Dairy Association. ISBN 0-9525323-0-1.
- ^ a b c d e (Inggris) History of Cheese Diarsipkan 2010-06-28 di Wayback Machine., Cheese Wine Shop. Diakses pada 4 April 2010.