Rogoselo, Doro, Pekalongan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rogoselo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPekalongan
KecamatanDoro
Kode pos
51191
Kode Kemendagri33.26.06.2004
Luas4.000 m2
Jumlah penduduk4500
Kepadatan211

Rogoselo adalah desa di kecamatan Doro, Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terdiri dari 13DUKUH,18RT dan 4RW ,Daftar dukuh di Rogoselo 1.Jati 2.Sandong 3.Tembelang kulon 4.Tembelang wetan 5.Plumutan 6.Bangunrejo/Tangsi 7.Rogoselo kaum 8.Sari 9.Sawahan 10.sibatuk 11.Bon anom 12.Surangan 13.Sorosido

Legenda Baron Sekeber[sunting | sunting sumber]

Desa Rogoselo di ambil dari nama " Rogo" yang artinya badan, sedangkan " Selo" yang berarti batu. Menurut cerita yang saya ketahui pada zaman dahulu kala ada seorang yang bernama "KI ATAS ANGIN" orang yang sangat sakti dan berjiwa kesatria dan juga sangat kuat dalam menjalankan perintah agama. Dia juga termasuk salah satu murid kesayangan SUNAN KALI JOGO ( WALI SONGO) .

KI ATAS ANGIN selalu di musuhin oleh orang belanda, salah satunya oleh BARON SEKEBER. Baron sekeber orang belanda yang juga sakti mandra guna. Dia mencintai istri Ki Atas Angin karena kecantikannya.

Pada suatu ketika Baron Sekeber mengajak Ki Atas Angin untuk melihat pertunjukan wayang di mana dalangnya adalah Sunan Kali Jogo. Ternyata Baron Sekeber mengajak Ki Atas Angin karena ada maksud di balik semua itu, dengan diam-diam Baron Sekeber pergi meninggalkan Ki Atas Angin dan Baron Sekeber membawa pergi istri Ki Atas Angin yang di tinggal di rumah sendirian. Karena Ki Atas Angin merasa di bohongi oleh Baron Sekeber lalu beliau minta bantuan ke Sunan Kali Jogo . Karena Sunan Kali Jogo adalah salah satu wali yang sangat berbudi luhur Beliaupun membantu Ki Atas Angin yang meminta bantuan ke padanya dengan cara Ki Atas Angin di suruh masuk ke layar pertunjukan wayang. Dan dengan sekejap mata Ki Atas Angin sampai di rumah. Setelah sampai di rumah betapa terkejutnya Beliau mendapati istrinya sudah tidak ada. Tanpa berpikir panjang Ki Atas Angin pergi mencari Baron Sekeber yang telah membawa kabur istrinya. Diapun terbang dan tidak lama kemudian dia melihat Baron Sekeber . Lalu Ki Atas Angin terus mengejar ngejar Baron Sekeber. Merekapun saling mengadu kekuatan ,karena mereka sama sama sakti maka pertempuranpun berlangsung sangat lama.

Mereka saling serang saling tangkis sampai mereka tidak tau kalau waktu sudah gelap.

Sampai beberapa lama mereka terus melakukan perkelahian. Tapi setelah mereka saling serang Ki Atas Angin yang memenangkan pertarungan dan baron sekeber pun terus di kejar kemanapun dia pergi. Sampai di suatu tempat Baron Sekeber masuk kedalam batu dan KI Atas Angin terus menunggu sampai Bron Sekeber muncul .Tapi karena sampai beberapa hari Baron Sekeber tidak muncul juga maka Ki Atas Angin pun menunggu sampai sekarang di dalam batu yang berada di depannya sampai sekarang.

Setelah sekian tahun ada seorang penduduk yang memotong hidung salah satu patung , maka sesampainya di rumah penduduk itu tidak lama kemudian sakit dan meninggal.

Sampai saat ini warga menjadikan tempat itu sebagai tempat keramat yang setiap bulannya sering di kunjungi oleh masyarakat dari mana saja.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Selaayang Pandang Desa Rogoselo". Rogoselo.id. 12 Februari 2010. Diakses tanggal 17 April 2020. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]