Lompat ke isi

Purbaya Yudhi Sadewa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya pada tahun 2025
Menteri Keuangan Indonesia ke-30
Mulai menjabat
8 September 2025
PresidenPrabowo Subianto
WakilSuahasil Nazara
Thomas Djiwandono
Anggito Abimanyu
Sebelum
Pendahulu
Sri Mulyani
Pengganti
Petahana
Sebelum
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan ke-4
Masa jabatan
3 September 2020  8 September 2025
PresidenJoko Widodo
Prabowo Subianto
Sebelum
Pendahulu
Halim Alamsyah
Direktur Utama Danareksa Sekuritas
Masa jabatan
April 2006  Oktober 2008
Informasi pribadi
Lahir7 Juli 1964 (umur 61)
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Suami/istriIda Yulidina
Anak2
Almamater
Pekerjaan
  • Ekonom
  • insinyur
Tanda tangan
Instagram: menkeuri Tiktok: purbayayudhis Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info L B
Bantuan penggunaan templat ini

Purbaya Yudhi Sadewa (lahir 7 Juli 1964) adalah seorang Ekonom dan Insinyur Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia sejak 8 September 2025 di bawah Presiden Prabowo Subianto.[1][2] Sebelumnya, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan dari 2020–2025.[3][4]

Pendidikan

Ia meraih gelar Sarjana dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB). Sementara gelar Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi diperoleh dari Universitas Purdue, Indiana, Amerika Serikat.[5]

Karier

Karier profesional

Purbaya Yudhi Sadewa saat menghadiri Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Sebelum terjun di pemerintahan, ia memulai karier sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994). Kemudian pada Oktober 2000 hingga Juli 2005 ia ditunjuk sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute. Selanjutnya, ia menjadi Direktur Utama PT Danareksa Securities dari April 2006 Oktober 2008. Ia juga menjadi Chief Economist Danareksa Research Institute Juli 2005 – Maret 2013, dan sebagai Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) dari Maret 2013 hingga April 2015.[6]

Organisasi

Ia menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (2016–2020) dan Anggota Indonesia Economic Forum (2015–). Pada Oktober 2016, ia ditunjuk sebagai Gubernur Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dari Indonesia menggantikan Widhyawan.[7]

Karier politik

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat Konferensi Pers

Ia memulai karier pemerintahannya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Ia menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam kurun waktu 4 tahun (2010–2014) selain itu ia juga menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010–2014), lembaga nonstruktural yang diketuai Chairul Tandjung.[8]

Pada Maret 2015, ia ditunjuk sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia oleh Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan.[9] Ia hanya menjabat sampai September 2015. Kemudian pada November 2015, Purbaya ditunjuk sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, jabatan ini ia emban sampai Juli 2016.[butuh rujukan]

Pada tahun 2016, ia kembali ke Kementerian Koordinator Bidang Pereknomian. Ia menjadi Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Debottlenecking), yang lebih dikenal dengan “Pokja IV”, di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Juni 2016-2020). Kemudian, dia dipindahkan ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi (Juli 2016–Mei 2018). Jabatannya dinaikkan menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dari Mei 2018 hingga Juni 2020. Selanjutnya digeser menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi pada Juni 2020.[10] Purbaya kemudian dilantik sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan dari 2020–2025 pada 23 September 2020.[3][4]

Menteri keuangan (2025–sekarang)

Ia ditunjuk oleh sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia menggantikan Sri Mulyani pada 8 September 2025.[11]

Kemungkinan mengikuti kontes pemilu 2029

Setelah sebulan lebih menjabat sebagai Menteri Keuangan, Purbaya ditanya oleh wartawan mengenai kemungkinan dirinya mengikuti Pemilu 2029. Ia membantah hal tersebut dan menjawab,"Baru sebulan kerja, gila lu. Enggak kepikiran sama sekali."[12]

IndexPolitica melakukan survei via telepon terkait elektabilitas tokoh-tokoh di bursa Pilpres 2029. Dalam telesurvei ini, muncul nama Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Direktur Eksekutif IndexPolitica Indonesia, Denny Charter, mengatakan dalam survei capres ini muncul nama Presiden Prabowo Subianto. Kemudian ada juga nama Menkeu Purbaya. Denny menjelaskan mengenai munculnya nama Purbaya dalam survei ini. Dia menyebut dalam waktu singkat Purbaya mendapatkan popularitas akibat kebijakannya sebagai Menkeu. [13]

Kebijakan

Efek Purbaya

Efek Purbaya (bahasa Inggris: Purbaya Effect) adalah istilah yang digunakan oleh media dan analis keuangan untuk merujuk pada reaksi pasar dan pergeseran ekspektasi kebijakan ekonomi setelah Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia pada September 2025.[14] Fenomena ini secara khusus dikaitkan dengan pendekatan kebijakan fiskalnya yang dianggap lebih agresif dan berfokus pada stimulus pertumbuhan melalui intervensi likuiditas, berbeda dengan kebijakan pendahulunya yang lebih konservatif.[15]

Katalis utama dari efek ini adalah kebijakan perdananya untuk merelokasi dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke bank-bank milik negara.[16] Tujuan yang dinyatakan adalah untuk meningkatkan likuiditas perbankan guna mendorong penyaluran kredit. Pendekatan ini konsisten dengan saran kebijakan yang pernah ia sampaikan semasa pandemi COVID-19.[17]

Manifestasi awal dari efek ini terlihat pada reaksi pasar yang beragam. Pada hari pertama Purbaya menjabat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,78% yang diatribusikan oleh para analis sebagai cerminan ketidakpastian investor. Sebaliknya, nilai tukar Rupiah menunjukkan stabilitas relatif pada periode yang sama.[18]

Kebijakan ini memicu analisis yang berbeda dari kalangan ekonom. Sebagian pihak memandangnya sebagai stimulus positif yang dapat menurunkan suku bunga pinjaman dan menggerakkan sektor riil. Sementara itu, pihak lain menyuarakan kehati-hatian, dengan alasan bahwa masalah utama mungkin bukan pada kurangnya likuiditas, melainkan pada lemahnya permintaan kredit. Risiko seperti potensi inflasi dan moral hazard di sektor perbankan juga menjadi poin yang disorot.[19]

Redenominasi Rupiah

Purbaya merencanakan untuk penyederhanaan nilai mata uang Rupiah yang akan dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Harga Rupiah (RUU Redenominasi) yang ditargetkan selesai pada tahun 2027. Rencana edenominasi rupiah tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2025-2029.[20] PMK yang ditandatangani Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Rencana ini menuai pro dan kontra. Menurut pengamat ekonomi Benny Batara, rencana ini dapat mencegah korupsi dengan efektif.[21] Namun menurut Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, rencana ini belum tepat untuk diterapkan. Ia mengatakan bahwa membutuhkan biaya besar yang harus ditanggung oleh kedua pihak negara dan swasta.[20]

Kontroversi

Kurang dari 24 jam setelah dilantik, Purbaya menghadapi setidaknya tiga kontroversi yang menjadi sorotan media dan masyarakat.[22]

Pernyataan terkait 17+8 Tuntutan Rakyat

Pada hari pelantikannya, Purbaya menanggapi gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang disuarakan oleh elemen masyarakat sipil. Ia menyatakan bahwa tuntutan tersebut merupakan "suara sebagian kecil rakyat kita" yang mungkin merasa hidupnya terganggu atau masih kurang. Ia berpendapat bahwa tuntutan tersebut akan hilang secara otomatis jika ia berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi 6 hingga 7 persen, karena masyarakat akan "sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo”.[23]

Pernyataan ini memicu kritik luas dari publik karena dianggap meremehkan aspirasi masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Purbaya menyampaikan permohonan maaf pada saat konferensi pers serah terima jabatan. Ia mengaku masih beradaptasi dengan posisi barunya dan menyebut dirinya sebagai "menteri kagetan" dengan gaya bicara yang "koboi". Ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan di masa mendatang.[24]

Dalam klarifikasi selanjutnya, Purbaya menjelaskan bahwa pernyataannya didasarkan pada konsep ekonomi dan pengalamannya. Menurutnya, percepatan pertumbuhan ekonomi tidak akan serta-merta menyebabkan inflasi karena kapasitas ekonomi Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh.[23]

Unggahan media sosial yang diduga dari anaknya

Sebuah tangkapan layar yang diduga berasal dari akun Instagram Yudo Achilles Sadewa, anak dari Purbaya, (@yvdos4dewa) viral di media sosial. Dalam unggahan tersebut, tertulis kalimat yang dinilai menyindir Sri Mulyani: "Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar menjadi menteri”.[25]

Unggahan tersebut tersebar luas dan memicu perbincangan publik. Tak lama setelah viral, akun Instagram milik Yudo Sadewa tidak dapat ditemukan lagi.[26]

Reaksi

Publik

Pernyataan awal Purbaya sebagai menteri menuai respons dari berbagai kalangan. Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengkritik sikap Purbaya yang dinilai terlalu percaya diri (overconfidence) dan meremehkan kritik publik.[27] Menurutnya, pernyataan tersebut dapat memberikan sinyal berbahaya bagi stabilitas pasar dan menunjukkan penyederhanaan masalah yang kompleks.[28]

Pasar keuangan

Dari sisi pasar keuangan, analis memproyeksikan bahwa pelaku pasar akan mengambil sikap menunggu (wait and see) terhadap kebijakan yang akan diterapkan oleh Purbaya. Ketidakpastian akibat pergantian pejabat dan pernyataan yang kontroversial berpotensi menyebabkan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka pendek.[16]

Kehidupan pribadi

Purbaya Yudhi Sadewa menikah dengan Ida Yulidina, yang merupakan pemenang ajang Wajah Femina pada tahun 1989.[29][30] Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua orang putra, yaitu Yuda Purboyo Sunu dan Yudo Achilles Sadewa.[31]

Putranya, Yudo Achilles Sadewa, dikenal sebagai seorang trader dan kreator konten. Purbaya sendiri pernah menyebut Yudo sebagai "si bocah trader" dalam sebuah unggahan media sosial pada tahun 2023.[32]

Lihat pula

Referensi

  1. "Kementerian Keuangan Republik Indonesia". www.kemenkeu.go.id. Diakses tanggal 2025-09-12.
  2. Firdaus, Andi (2025-09-08). "Prabowo lantik lima menteri baru, Purbaya gantikan Sri Mulyani" [Prabowo inaugurates five new ministers, Purbaya replaces Sri Mulyani]. antaranews.com. Antara. Diakses tanggal 2025-09-08.
  3. 1 2 "Jokowi Angkat Anak Buah Luhut Jadi Ketua Dekom LPS". CNN Indonesia. 23 Desember 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020.
  4. 1 2 Pribadi, Indra Arief (23 September 2020). Wijaya, Ahmad (ed.). "Purbaya Yudhi Sadewa resmi jadi Ketua Dewan Komisioner LPS". AntaraNews. Diakses tanggal 23 September 2020.
  5. Suroyo, Gayatri; Sulaiman, Stefanno (9 September 2025). "Plain speaking economist, Purbaya, takes helm as Indonesia's finance minister". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 10 September 2025.
  6. Nababan, Christine Novita (14 Januari 2015). Gunawan, Hendra (ed.). "Danareksa incar kelola dana Rp 23 triliun". Kontan. Diakses tanggal 14 Januari 2015.
  7. Sirait, Arnold (13 Oktober 2016). "Luhut Tunjuk Purbaya Sebagai Gubernur OPEC Gantikan Widhyawan". Kata Data. Diakses tanggal 13 Oktober 2016.
  8. "Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2010 Tentang Komite Ekonomi Nasional". Badan Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan. 2 Maret 2012. Diakses tanggal 8 Agustus 2025.
  9. Permana, Erric (31 Maret 2015). Eko, Antonius (ed.). "Luhut Panjaitan Tunjuk Lima Deputi". KBR.id. Diakses tanggal 31 Maret 2015.
  10. "Menko Luhut Pimpin Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Kemenko Marves". Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. 8 Juni 2020. Diakses tanggal 8 Juni 2020.
  11. Lestari, Hesti Puji (9 September 2025). "Perbandingan Rekam Jejak Karier Sri Mulyani dan Menkeu Baru Purbaya Yudhi Sadewa". Bisnis.com. Diakses tanggal 9 September 2025.
  12. Adil Al Hasan (10 Oktober 2025). "Purbaya soal Peluang Maju Cawapres 2029: Baru Sebulan Kerja, Gila Lu". Tempo.co. Diakses tanggal 10 Oktober 2025.
  13. Lisye Sri Rahayu (28 Oktober 2025). "Telesurvei IndexPolitica: Elektabilitas Purbaya Teratas di Bursa Cawapres 2029". Detik.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2025.
  14. Sueb, Ogidzatul Azis (2025-09-15). "Mengurai 'Purbaya Effect': Gebrakan Agresif Menkeu Baru dan Pertaruhan Ekonomi Indonesia". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-15.
  15. "Bedah Purbaya Effect: Dampak Dana Rp200 T bagi Ekonomi". Jurnalzone.id. 2025-09-12. Diakses tanggal 2025-09-13.
  16. 1 2 Hidayati, Nurul. "Ekonom UGM Ungkap Hal Yang Harus Diwaspadai di Balik Strategi Rp200 Triliun Menkeu Purbaya - Lombok Post". Ekonom UGM Ungkap Hal Yang Harus Diwaspadai di Balik Strategi Rp200 Triliun Menkeu Purbaya - Lombok Post. Diakses tanggal 2025-09-13.
  17. "Purbaya Effect: Ini Arah Saham Bank Himbara - Market". www.bloombergtechnoz.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-09-13.
  18. fsd. "IHSG Melesat 1% Lebih, Purbaya Effect Masih Lanjut?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2025-09-13.
  19. Nugraha, Bayu (2025-09-13). "DPR Minta Publik Beri Kesempatan Buktikan Purbaya Effect". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2025-09-13.
  20. 1 2 Alasan Redenominasi Rupiah Belum Diperlukan Saat Ini (08 November 2025). "Ilona Estherina". Tempo. Diakses tanggal 09 November 2025.
  21. Noval Andriansyah (09 November 2025). "Rencana Menkeu Purbaya Lakukan Redenominasi Akan Sulitkan Korupsi, Analisa Pengamat". TribunLampung. Diakses tanggal 09 November 2025.
  22. "3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri". suara.com. Diakses tanggal 2025-09-09.
  23. 1 2 antaranews.com (2025-09-09). "Menkeu Purbaya jelaskan ucapan yang tuai kontroversi publik". Antara News. Diakses tanggal 2025-09-09.
  24. Saubani, Andri (2025-09-09). "Permintaan Maaf 'Menteri Kagetan' Purbaya Usai Responsnya Atas Tuntutan 17+8 Tuai Kontroversi". Republika. Diakses tanggal 2025-09-09.
  25. radartvnews.com. "Anak Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Diduga Sindir Sri Mulyani Sebagai Agen CIA Amerika, Kontroversi Memanas". radartvnews.com. Diakses tanggal 2025-09-09.
  26. "2 Kontroversi Purbaya Baru Dilantik Menkeu: Anaknya Sindir Sri Mulyani Agen CIA, Ucapan Nirempati". Suryamalang.com. Diakses tanggal 2025-09-09.
  27. "MerahPutih Media Berita untuk Generasi Terkini". MerahPutih. Diakses tanggal 2025-09-09.
  28. Dami, Laurens (2025-09-09). "Overconfident Purbaya Tuai Kontroversi, Ekonom: Publik Butuhkan Peta Jalan Bukan Retorika". indoposco.id. Diakses tanggal 2025-09-09.
  29. "me and husband". facebook.com. 2023-05-31. Diakses tanggal 2025-09-12.
  30. "Profil Ida Yulidina, Istri Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Ternyata Dulunya Model". suara.com. Diakses tanggal 2025-09-16.
  31. Liputan6.com (2025-09-12). "Purbaya Yudhi Sadewa: Dari Insinyur ITB hingga Sepak Terjangnya Sebagai Menteri Keuangan". liputan6.com. Diakses tanggal 2025-09-12. Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  32. "Sosok Yudo Sadewa Anak Menteri Keuangan Baru, Main Trading Sejak SMP Kini Sudah Berpenghasilan". Tribunjabar.id. Diakses tanggal 2025-09-11.

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Sri Mulyani
Menteri Keuangan Indonesia
2025–sekarang
Petahana
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Halim Alamsyah
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan
2020–2025
Diteruskan oleh:
Anggito Abimanyu